07. Lampu hijau

288 30 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.
[HAPPY READING]
🌷🌷🌷

JANGAN LUPA SHOLAWAT DULU KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ


Pagi ini di kediaman keluarga Alga dan Nanda yang sangat sunyi senyap seperti sedang di hutan, karena memang anak dan bapak sama saja. Sama sama pendiam, atau lebih ke cool abiszz.

"Sepi amat kayak kuburan," sindir Nanda kepada suami dan putranya.

Sedangkan yang di sindir hanya menghiraukan ucapannya, dan lebih memilih memakan sarapan dengan nikmat.

"Kring kring, Sepi ya," ucapan Nanda langsung di potong oleh suara Alga suaminya.

"Kalau lagi makan jangan ngomong, paham?" ucap Alga membuat Nanda langsung menghabiskan sarapannya.

'Punya suami sama anak sama aja, diem Bae kayak cacingan.' batin Nanda dengan terus mengunyah makanan nya.

Setelah selesai sarapan Nanda membereskan piring bekas mereka sarapan dan mencuci nya di wastafel, setelah semuanya selesai Nanda ikut bergabung dengan suami dan anaknya.

"Sayangku, cintaku," ucap Nanda sambil menyenderkan kepalanya di bahu Alga suaminya.

Sedangkan Aldan? Dia hanya memutar bola matanya malas. 'nasib jomblo.'

"Kenapa, hm?" tanya Alga sambil mengelus kepala Nanda yang terbalut dengan hijab instan.

Nanda melirik kearah Aldan putranya yang hanya diam saja memperhatikan, seperti tidak ada tujuan hidup.

"Anak kita kenapa ya, suami?" Alga melihat kearah Aldan yang memang sedang melamun, seperti banyak beban pikiran.

"Kenapa, wahai anak muda?" tanya Nanda kepada putranya.

"Gapapa," jawaban Aldan sangat membuat Nanda menghela nafas kasar.

"Singkat padat, GAPAPA," ucap Nanda dengan sedikit menekan kata 'Gapapa.'

"Udahlah, jangan bohong sama mama mu ini. Ayok cerita," Aldan menghela nafasnya sejenak sebelum mengucapkan sesuatu.

"Bingung, nggak tau mau ngomong apa?"

"Gapapa sayang ngomong aja, jangan malu-malu."

"Ayok cerita! Mama maksa nih!"

"Iya aku cerita," ucap Aldan membuat Nanda tersenyum senang.

"Nah! Gitu dong!" Alga yang melihat tingkah istrinya yang masih saja seperti dulu hanya tersenyum tipis.

"Jadi aku punya utang sama Damar seratus ribu, eh? Damar nya minta satu juta, kan bangsat namanya." Sungguh ini sangat di luar ekspektasi Nanda.

"Jadi, cuma itu?" Aldan mengangguk.

"Orang semanis gula ini, di giniin?" ucap Nanda dengan dramatis. Sedangkan Aldan dan Alga yang mendengar itu memutar bola matanya malas.

love in silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang