11. Bertemu kembali

302 31 17
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
.
.
.
.
.
[HAPPY READING]

kalian masih nunggu cerita ini update tidak? Maaf ya kalau aku jarang update, di karenakan aku lagi di fase sibukk bangett!🙏 Jadi maaf kalo jarang upp😌

Tapi insyaallah kali ini aku bakal rajin buat upp😋

ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ

Seorang pemuda sedang duduk sambil menatap ke arah depan yang sangat sepi, karena ia sedang berada di belakang pesantren. Untuk menenangkan pikiran nya, sungguh ia sangat tidak suka hidup di pesantren. Karena menurutnya hidup di pesantren itu sangat membosankan, tidak bisa hidup bebas seperti dulu.

"Sumpah! Gue di sini berasa di buang tau nggak!"

"Emang ya, bokap sama nyokap gue udah nggak sayang lagi sama gue."

"Coba aja waktu itu gue ikut eyang, pasti gue nggak akan ada di penjara suci ini!" pria itu terus saja mendumel karena merasa sangat kesal dan dongkol menjadi satu.

"Arghhh!!" teriaknya sambil mengacak rambutnya frustasi dan menyenderkan kepalanya di pohon mangga.

Pria yang tak lain adalah.. Raka, ya! Raka Sidan Pratama, pria yang sedari tadi mendumel tidak jelas.

Raka tersenyum ketika mengingat kejadian yang dirinya di tabrak oleh seorang gadis, ia tersenyum tipis sambil membayangkan wajah cantik yang di miliki oleh gadis itu.

"Coba aja ada cewek itu di sini, gue pasti betah! Nggak usah pulang juga nggak papa," ucap Raka sambil senyum-senyum sendiri.

Azkia yang kebetulan ingin mengambil buah mangga pun mengerutkan keningnya ketika mendengar suara seorang pria, ia memberanikan diri untuk berjalan menuju ke arah sumber suara.

Azkia yang melihat ada seorang pemuda yang sedang duduk lesehan sambil menyenderkan kepalanya di pohon mangga pun langsung memanggil nya.

"Maaf kang?" Memang jika di pesantren mereka akan memanggil seseorang dengan sebutan kang untuk laki-laki, dan mbak untuk perempuan.

Raka mengerutkan keningnya ketika mendengar suara yang sangat familiar di telinga nya, ia menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

Raka yang melihat kehadiran Azkia pun langsung menampar pipi nya berkali kali. Membuat Azkia yang melihat itu membelalakkan matanya.

"Loh, kang. Kenapa nampar pipi sendiri?" tanya Azkia sambil mengerutkan keningnya.

"Ini, gue nggak mimpi kan?" Raka balik bertanya kepada Azkia membuat sang empu yang mendengar itu menjadi bingung sendiri.

"Maksudnya apa ya? Akang nya abis bangun tidur ya?" Raka hanya diam saja memperhatikan wajah Azkia yang sangat cantik.

Karena merasa takut, akhirnya Azkia memutuskan untuk pergi saja meninggalkan Raka.

"Kalau gitu saya pamit dulu kang, assalamualaikum." Saat akan melangkahkan kakinya untuk pergi Raka justru memanggilnya.

"Eh! Tunggu!" panggil Raka dengan sedikit berteriak.

love in silence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang