Balasan untuk Hanum

21.4K 712 99
                                    

PESONA PAMAN SENO | Balasan untuk Hanum

Hancur sudah pertahanan yang selama ini dia bangun. Raut wajah congkak dan arogan yang selama ini selalu menghiasi wajahnya, kini telah berganti dengan raut menyedihkan.

"Apa Bibi masih perlu bukti?" tanya Rindu dengan senyum kecil.

Gadis itu lantas menangkup wajah Seno. Lalu mendaratkan bibirnya di atas bibir sang paman. Tentu saja dengan mesra Seno membalas ciuman Rindu di depan Hanum yang semakin terpuruk.

Di depan matanya kini dia melihat pria yang sangat dia cintai tengah berciuman dengan keponakannya sendiri. Betapa hancurnya hidup Hanum saat ini.

"Sudah, Sayang. Kita bisa lanjutkan nanti." kata Seno menghentikan gerakan Rindu yang menginginkan lebih.

Bahkan Seno memperlakukan Rindu dengan begitu lembut.

"Tega kamu, Mas. Bisa-bisanya kamu berbuat seperti itu dengan keponakanku. Lelaki macam apa kamu, Mas?" maki Hanum dengan mata memerah.

"Dan kamu! Dasar gadis licik tidak tahu diri! Wanita j*lang." umpat Hanum menunjuk wajah Rindu.

Plak

Suara tamparan yang begitu nyaring terdengar memenuhi ruang tamu tersebut. Suasana semakin menegang setelah Seno mendaratkan tamparannya pada pipi Hanum.

"Jangan pernah sebut calon istriku dengan ucapan sampah itu, wanita pemb*nuh." Seno menyorot wanita di depannya dengan tajam.

Hanum memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh pria yang sampai detik ini masih sangat dicintainya. Hatinya terasa ditusuk ribuan jarum yang tak kasat mata. Dan membuat pandangannya memburam akan air mata.

Bruk

Aryo yang sedari tadi diam, kini mulai tersulut emosi. Pria itu mendorong tubuh Seno hingga mundur beberapa langkah.

"Beraninya kamu berbuat kasar pada Hanum." seru Aryo menatap Seno nyalang.

Hanum memegangi lengan Aryo yang hendak melayangkan tinjuannya pada Seno. Aryo tentu tidak habis pikir dengan apa yang Hanum lakukan. Sudah dikhianati dengan keponakannya sendiri, masih saja wanita itu membela Seno.

"Kenapa, Num? Aku harus memberi pelajaran pada pria tidak tahu diri ini." seloroh Arya tak terima.

Hanum menggeleng kecil dengan mata memerah.

"Jangan ikut campur urusan rumah tanggaku. Kamu bukan siapa-siapa di sini." katanya dengan suara meninggi.

Aryo mendecih sinis sembari mengusap wajahnya dengan kasar. Netranya melirik Seno yang tersenyum pongah di depannya. Dia lantas memilih pergi karena merasa kecewa dengan sikap Hanum.

Di sisi lain, Hanum kembali mengalihkan pandangannya ke arah Seno. Hatinya berdenyut nyeri melihat betapa dinginnya pria itu menatapnya saat ini. Apalagi ketika mengingat apa yang baru saja Seno lakukan padanya. Suara berisik yang berasal dari lua rumahnya bahkan tidak Hanum hiraukan.

"Kenapa kamu tega menampar aku hanya karena gadis licik ini, Mas? Dan kamu sebut apa aku tadi? Pemb*nuh? Maksud kamu apa bicara seperti itu padaku." tantang Hanum yang masih belum menyerah. Dia merasa tidak terima harga dirinya diinjak-injak. Apalagi di depan gadis yang sangat dia benci tanpa sebab.

Pesona Paman SenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang