Getaran Asing

58.7K 900 18
                                    

PESONA PAMAN SENO | Getaran Asing

Rindu mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Segaris senyum tampak terpatri di bibirnya. Sepertinya suasana hati gadis itu pagi ini dalam keadaan yang cukup baik.

Rindu tak langsung beranjak dari ranjangnya yang nyaman. Netranya berpendar sayu menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran menerawang. Mengingat akan sosok yang akhir-akhir ini selalu menguasai isi otaknya.

Entah disadari oleh Rindu atau tidak, kehadiran Seno telah membuat hidupnya menjadi lebih berwarna. Perhatian yang Seno berikan membuat dirinya mulai menaruh rasa lebih pada pria itu. Namun sampai detik ini Rindu masih belum menyadarinya, dan berusaha menepisnya.

Merasa cukup bermalas-malasan di atas ranjangnya, Rindu lantas mulai beranjak bangun. Pagi ini dia ingin ikut Seno ke bengkelnya. Untuk itu dia bangun lebih pagi dari biasanya.

Hanya butuh beberapa menit saja bagi Rindu untuk membersihkan tubuhnya. Kini gadis itu terlihat lebih segar dan cantik. Apalagi dengan dress sebatas lutut yang melekat di tubuh semampainya.

Rindu sengaja membiarkan rambut panjangnya tergerai lurus tanpa ingin repot menguncirnya. Tak lupa dia juga memakai skincare agar kulit wajahnya tetap sehat dan terhindar dari paparan sinar matahari.

Setelah merasa penampilannya telah rapi, Rindu bergegas keluar dari kamarnya menuju dapur. Tak ingin kejadian beberapa waktu lalu terjadi lagi. Dimana dirinya yang terlambat bangun dan membuat Hanum marah.

Sebenarnya bisa saja Rindu tidak mempedulikan akan hal itu. Tapi dia harus menjaga citra baiknya di mata Seno. Lagipula semua ini bukan tanggung jawab Rindu sepenuhnya. Masih ada Hanum yang seharusnya melakukan kewajibannya sebagai istri dari Seno.

Sesampainya di dapur, dengan cekatan Rindu mulai menyiapkan beberapa bahan masakan yang akan dia olah di atas meja. Rencananya Rindu hanya ingin membuat nasi goreng saja untuk menu sarapan pagi ini.

Ketika Rindu tengah sibuk berkutat dengan sayur mayur dan pisau, seorang pria dengan penampilannya yang masih berantakan datang menemuinya. Rindu menyambutnya dengan senyum hangat.

"Paman baru bangun?" tanya Rindu menatap Seno sekilas, sebelum kembali memotong perbawangan.

Seno berdehem singkat sembari mengangguk. Pria itu berjalan malas menuju rak yang ada di samping kanan Rindu. Lalu mengambil gelas kosong untuk dia isi air putih.

"Kenapa sepagi ini kamu sudah rapi sekali?" tanya Seno setelah menandaskan minumannya.

Rindu tersenyum tipis dengan tangan lentiknya yang masih sibuk memotong beberapa sayuran sebagai tambahan bahan.

"Hari ini Rindu mau ikut Paman ke bengkel. Boleh tidak, Paman?" tanya gadis itu.

Seno tersenyum sumringah mendengar jawaban Rindu. Dia yang tidak ingin jauh dari gadis itu tentu saja tampak bersemangat. Dengan adanya Rindu di bengkel, Seno tidak akan merasa bosan.

"Tentu saja boleh. Paman justru merasa senang kalau kamu ikut ke bengkel." balas Seno tersenyum simpul.

Pria itu lantas mendekati Rindu yang berdiri di depan kompor. Hendak menumis irisan bawang merah, bawang putih dan cabai ke dalam wajan.

"Kamu mau memasak apa, Sayang?" tanya Seno yang telah berdiri di belakang Rindu. Lengan kekarnya dengan santai melingkar di pinggang ramping gadis itu.

Mendapat pelukan mesra dari sang paman tentu membuat Rindu kembali merasakan getaran asing yang akhir-akhir ini selalu dia rasakan setiap berdekatan dengan Seno.

Tanpa merasa risih dia membiarkan Seno memeluknya. Mengendus pundak polosnya karena penyangga dress yang dia kenakan hanya selebar dua jari.

"Nasi goreng, Paman. Rindu sengaja memasak untuk sarapan saja. Biar Bibi Hanum yang memasak untuk makan siang dan makan malam nanti." jawab Rindu masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Untuk makan siang kita beli saja di warung dekat bengkel. Biar Bibimu tidak datang ke bengkel mengganggu kita nanti." timpal Seno mengeratkan pelukannya.

Rindu tersenyum miring mendengar ucapan Seno barusan. Sepertinya hari ini dia akan kembali melihat Hanum kesal.

"Baiklah, Paman." jawab Rindu seadanya dan kembali melanjutkan kegiatannya.

Keduanya masih asik bermesraan di dalam dapur, sampai terdengar suara batuk yang membuat mereka terperanjat. Seno dengan terpaksa melepaskan pelukannya pada Rindu. Dan mengatakan pada gadis itu jika dia akan pergi ke teras rumah.

Rindu hanya bisa mengiyakan saja. Dia juga belum mau jika hubungan mereka terbongkar sekarang. Terlalu cepat bagi Hanum untuk mengetahui hubungan gelap mereka.

"Tumben sekali sepagi ini kamu sudah rapi?" tanya sebuah suara feminim yang tak lain adalah Hanum.

Raut wajah Rindu seketika berubah muram. Namun sebelum berbalik dia menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. Senyum penuh kepalsuan.

"Rindu rencananya ingin ikut ke bengkel Paman Seno, Bik." jawab Rindu santai, masih dengan segaris senyum menghiasi bibirnya.

Hanum memicing begitu mendengar jawaban Rindu. Untuk apa keponakannya itu ikut ke bengkel suaminya?

"Untuk apa kamu ikut ke sana?" tanya Hanum penuh curiga.

Rindu mematikan kompor setelah merasa masakannya telah matang sempurna. Gadis itu lalu berbalik menghadap ke arah Hanum yang tengah berkacak pinggang di depannya.

"Rindu ingin membantu pekerjaan Paman, Bik. Hitung-hitung sebagai tanda terimakasih Rindu pada Bibi dan Paman karena sudah diperbolehkan tinggal di sini." jawab Rindu dengan mimik wajah haru.

Raut wajah Hanum seketika melunak mendengarnya. Tidak, jangan berpikir jika wanita itu akan merasa terharu dengan jawaban Rindu. Dia justru merasa jika seharusnya Rindu punya pikiran seperti itu sejak dulu.

"Baguslah jika kamu sadar." celetuk Hanum sambil lalu.

Rindu yang mendengarnya tampak mengepalkan tangannya dengan wajah kesal. Setega itu Hanum terhadap dirinya yang notabenenya adalah keponakannya sendiri. Jadi untuk apa Rindu repot-repot memikirkan perasaan Hanum?

"Tunggu saja Bibi. Aku akan membalas perbuatanmu lebih dari ini." desis Rindu menatap kepergian Hanum dengan sorot penuh dendam.

Tbc.
_____

Siapa yang setuju kalo Rindu sama Seno aja???
Btw, sengaja up hari ini buat temen malming para jomblo 🫢✌️
Canda guys.. aslinya buat menghibur diri sendiri yang juga bernasib sama 🤧🤪

Pesona Paman SenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang