PESONA PAMAN SENO | Melepas Rindu
•Blush
Kedua pipi Rindu seketika memerah begitu mendengar ucapan Seno barusan. Dia pikir 'makan' yang pria itu maksud adalah makan pada umumnya. Tapi ternyata..
Melihat Rindu yang terdiam dengan wajah semerah tomat membuat Seno tergelak. Dicubitnya dengan gemas ujung hidung Rindu yang membuat gadis itu mengaduh.
"Sakit, Paman. Paman kenapa suka sekali mencubit hidung Rindu." keluh gadis itu mengelus hidungnya yang merah.
Bukannya merasa bersalah, Seno justru terkekeh tanpa beban.
"Bagaimana lagi? Kamu terlalu menggemaskan, Sayang." Seno terkekeh geli.
Rindu tampak memberengut dengan bibir mengerucut. Membuat tingkahnya semakin lucu saja di mata Seno.
"Itu kenapa bibirnya begitu? Kode minta Paman cium, ya?" goda Seno yang masih belum puas mengganggu Rindu.
Rindu yang mendengarnya jadi salah tingkah sendiri. Ingin pura-pura kesal, pria di depannya ini terus saja menoel pipinya. Membuat Rindu mau tak mau akhirnya berbalik menyerang Seno dengan mencubit pinggangnya.
"Aduh. Sakit, Sayang. Cubitan kamu sudah seperti singa betina ngamuk saja." Seno mengaduh yang tanpa disadarinya justru semakin membuat Rindu merasa kesal.
"Oh jadi Paman sekarang menyamakan Rindu dengan singa betina?" cibir Rindu dengan tatapan tajam yang membuat Seno kesusahan menelan ludahnya.
Glup
Sorot Rindu yang sudah persis seperti lightsaber itu benar-benar menyeramkan. Dan Seno baru pertama kali ini melihatnya. Rasanya ngeri-ngeri sedap, eh.
"Hehehe Paman hanya bercanda, Sayang." Seno tampak cengengesan, berusaha mengalihkan kemarahan Rindu.
Rindu sebenarnya hanya ingin menggoda pria itu saja. Melihat reaksi Seno saat ini benar-benar membuat perutnya terasa geli karena menahan tawa.
Tapi sepandai-pandainya Rindu berusaha menahannya, gadis itu akhirnya tidak kuat juga. Tawanya menyembur sampai-sampai membuat Seno hampir terjengkang saking kagetnya.
"Paman lucu sekali hahaha." tawa Rindu pecah.
Menyadari jika dirinya baru saja dipermainkan oleh gadis itu, Seno tentu tidak tinggal diam. Dibantingnya tubuh Rindu ke atas kasur lalu dikungkungnya dengan kedua lengan sebagai tumpuan.
Rindu tentu saja dibuat terkesiap karena gerakan tiba-tiba tersebut. Belum reda akan keterkejutannya, dia kembali dihadapkan dengan wajah Seno yang berjarak begitu dekat dengannya. Bahkan posisi mereka terlihat sangat dekat.
"P-Paman.." lirih Rindu resah.
Seno tak bersuara, lebih memilih memandangi paras ayu dari gadis di bawahnya ini. Tangannya terulur mengusap kelopak mata Rindu yang membuat gadis itu refleks terpejam. Lalu ujung telunjuknya menuruni lekuk hidung kecil sang gadis dengan sentuhan seringan kapas.
Jantung Rindu bergemuruh hebat merasakan sentuhan Seno pada wajahnya. Gadis itu semakin tercekat saat ibu jari Seno tengah berlama-lama mengelus bibirnya.
"Paman rindu sekali dengan kamu, Sayang." kata Seno menatap Rindu dengan dalam.
Iris gelapnya beralih memandang gerakan jarinya yang tengah bermain di atas bibir Rindu. Ditariknya dagu gadis itu yang membuat sang empu mendongak.
"Apa kamu tahu caranya melepas rindu dengan benar?" entah itu sebuah pertanyaan atau jebakan. Yang pasti Rindu sadar jika Seno saat ini tengah memberikan kode.
Pria itu semakin menghimpit tubuhnya. Mengikis jarak di antara mereka. Seno merasa gemas sendiri karena Rindu tak kunjung bersuara.
Diapitnya dagu Rindu dengan ibu jari dan telunjuknya. Netra mereka kini saling bertemu. Menghadirkan getaran-getaran asing yang membuat diri mereka menjadi resah.
"Seperti ini." ujar Seno berbisik.
•
•
Tbc.
____
Holaa..
Part lengkapnya bisa dibaca di K*baca/Un*novel/Stary dan versi e-book di playstoreBtw, selamat malam minggu guys!!
Malmingnya ditemenin sama ceritanya Rindu & Seno dong😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Paman Seno
Romansa[SUDAH TERSEDIA VERSI E-BOOK] Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal bersama sang bibi agar bisa dengan mudah menjalankan rencananya. Rindu...