Kastil #4

337 42 66
                                    

Typo ✌️

Happy reading

*
*

"Tuan Muda, tunggu aku!" Zayyan berlari mengejar Sing dari belakang.

"Duh, kenapa dia malah ngejar aku segala sih? Nggak tahu apa kalau sekarang aku lagi salting gara-gara kejadian tadi?" batin Sing. Ia lalu menghentikan langkahnya.

Zayyan pun langsung melompat ke hadapannya dengan ceria. "Tuan Muda, mau ke mana?" tanyanya dengan suara imutnya dan wajahnya yang terlihat sangat menggemaskan.

"Duh, kenapa dia malah aegyo segala? Tahan, Sing. Tahan! Kau musti kuat menghadapi manusia imut ini!" Sing berusaha sekuat tenaga menahan hatinya.

Sing menelan ludah kasar. "Ng ... aku cuma mau pergi ke perpustakaan sebentar."

"Oohh ... aku temani ya, Tuan Muda?"

"Jangan! Nggak usah! Aku biasa sendirian kok di perpustakaan." Sing menolak, karena tidak ingin semakin salah tingkah jika terus berada di dekat Zayyan.

Wajah Zayyan tiba-tiba merengut sedih. Ia mengerjapkan matanya, kemudian menatap Sing dengan tatapan seolah memohon agar diijinkan.

"Please! Boleh ya, Tuan Muda. Aku nggak bakal ngeganggu kok. Aku cuma mau nemenin Tuan Muda aja, nggak bakal berisik. Aku janji." Zayyan menaikkan dua jari tangan kanannya ke atas, sehingga membentuk seperti huruf V.

"Tapi aku---."

"Sshhh ... sudah, cukup, Tuan Muda. Jangan banyak protes lagi!" Tiba-tiba Zayyan dengan berani menaruh telunjuk tangan kanannya ke bibir Sing, agar Sing berhenti berbicara.

Sing pun terkejut, kedua matanya membulat sempurna, dan tak dapat berkata-kata atas perbuatan Zayyan yang lancang barusan.

Kemudian Zayyan menurunkan telunjuknya, lalu menunjukkan senyum imutnya.

"Bagaimana aku bisa marah padanya, kalau dia seimut ini?" batin Sing.

"Ekhem!" Sing menegakkan kepalanya sembari membetulkan kerahnya. "Oke, baiklah. Kau boleh ikut!" lantas Sing pun berjalan mendahului Zayyan.

"Asiikk! Horeee ...!!" seru Zayyan senang. Kemudian ia pun mengikuti Sing sambil sesekali melompat-lompat kecil, saking girangnya.

Tanpa Zayyan sadari, Sing pun diam-diam tersenyum. Dirinya gemas dengan tingkah Zayyan.

"Aah ... neomu kiyowo!" batin Sing.

***

Di ruang perpustakaan pribadi, di dalam kastil, Sing dan Zayyan kini duduk berhadapan di sebuah meja.

Kedua tangan Zayyan menopang dagunya, dan matanya tak berhenti memandangi wajah Sing yang sedang membaca buku di hadapannya.

Sing bukannya tidak tahu, jika Zayyan sejak tadi terus memandangi wajahnya. Dia tahu, dan hal itu sebenarnya membuatnya jadi tidak bisa fokus dengan apa yang tengah ia baca saat ini.

"Ekhem! Aku tahu, aku tampan. Tapi bisakah kau berhenti memandangiku?" ucap Sing.

"Eh??" Zayyan terkejut dan tersadar dari lamunannya tentang Sing. Ia langsung membenarkan posisi duduknya dengan salah tingkah. Kemudian ia meraih sebuah buku yang tadi diambilnya di rak, lalu berpura-pura membacanya.

Namun Sing menyadari sesuatu.

"Zayyan."

"Ne?"

"Kau sedang apa?"

"Membaca."

"Yakin sedang membaca?"

Kastil (SingZay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang