'Api membutuhkan angin untuk menyala, namun jika angin terlalu besar api akan padam'
»»————>HAPPY READING<————««
Di tengah keheningan ruangan berwarna putih, Karina berusaha keras untuk tidak menatap wajah Sylus, yang sekarang berada dalam jarak dekat dengannya. Jenis situasi seperti ini bukan kali pertama terjadi antara dia dan pria bertampang dingin itu. Kemarin, Syluslah yang merawat lukanya ketika dia jatuh dari sepeda motor.
Sylus selesai merawat luka terakhir di sudut bibir Karina. Lalu dia merapikan obat-obatan yang telah digunakannya ke dalam kotak. Karina berbalik ke arah Sylus, yang masih sibuk merapikan obat-obatan.
"Thank you"
Perhatian Sylus perlahan beralih ke arah Karina, membuat pandangan mereka bertemu. Sebentuk momen yang terus berulang dan terasa begitu indah untuk dilihat, betapa dalamnya pandangan Sylus saat dia menatap mata Karina yang berwarna amber, dan bagaimana Karina tampak masuk ke dalam pandangan tajam pria itu.
"Don't do anything like that again, and stop putting yourself in danger."
Lihat? Bagaimana cara laki-laki itu berbicara saat ini, membuat Karina kembali merasa jengkel yang tadi nya Ia ingin dengan tulus berterima kasih kini Karina akan membatalkan rencana itu,
"who are you? You won't be able to control my life!"
"Lagipula, siapa mereka? Kenapa mereka nyerang sekolah kita? Mereka musuh geng lo, kan?"
Sylus tersenyum simetris menanggapi rentetan pertanyaan yang keluar dari Karina tadi, "Relax Sweetie, but how you know Who I'm?"
"Nama gue Karina, KA-RI-NA! Jadi stop panggil gue dengan sebutan itu, Sylus! Gak penting gue tau dari mana, dengan ngeliat tampang dan penampilan lo aja nenek gue juga pasti bakalan langsung bisa nebak! " Pungkas Karina tajam
Sylus menghela nafas nya dengan kasar, "Up to you! You always like to bargain, don't you? Lo suka bertindak gegabah dan berakhir sama seperti tadi, hampir mampus di tangan mereka, Thats so Silly, Sweetie!" Ucap Sylus tajam.
Karina memutar bola matanya dengan malas, Ia memilih untuk pergi dari sana, Melihat itu Sylus ikut bangkit berdiri, "Mau kemana?" Tanya nya.
"Ini waktu nya pulang!..." Ketus Karina menatap jenggah pada laki-laki di depan nya itu, "Dan lo! Gue peringatkan jangan ikutin gue kayak kemaren! Inget!" Setelah memperingati Sylus dengan tegas, Karina melangkah pergi dari sana meningalkan Sylus yang saat ini tengah menampilkan senyuman di wajah tampan nya.
...
Kaki jenjang Moza melangkah, menapaki lantai marmer berharga jutaan dolar di mansion milik keluarga nya, Gadis yang terlihat begitu lelah itu memutuskan untuk duduk sebentar di sofa mewah yang berada ruang tengah Mansion, Beberapa pelayan segera berbaris rapi di dekat gadis itu seraya beberapa di antara mereka memegang keperluan yang mungkin saja Moza inginkan, seperti, berbagai macam minuman, makanan ringan, dan lainnya.
Seorang kepala pelayan bernama, Nami Gloster segera berdiri di samping Moza, dan memberi perintah untuk menaruh Jus lemon segar di meja depan Moza, mengingat jika itu adalah minuman kesukaan gadis itu.
"Nona muda, apa ada yang Nona perlukan lagi?" Ucap Nami setelah menundukkan sedikit kepala nya sebagai tanda salam nya kepada anak majikan nya.
Moza yang tengah memainkan ponsel itu mengeleng malas, "Tidak ada" Ucap nya tanpa mengalihkan atensi dari layar ponsel yang kini tengah membuka aplikasi instagram.
"Kalau begitu, saya permisi, jika Nona membutuhkan sesuatu para pelayan ada di sini." Ujar Nami, lalu melangkah pergi setelah membungkuk kan sedikit badan nya pada Moza yang masih terlihat acuh
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOU$ & GLAMOUR : money=power [ON GOING]
Teen FictionWARNING! KISAH INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA SENDIRI! "Bukankah hati dibuat untuk di patahkan?" Takdir, ketulusan, pengkhianatan, dan pengorbanan. Ada didalam satu kalimat, Cinta? Ataukah mungkin hanya sebuah kalimat biasa dalam sebuah takdir ke...