'Dalam dunia yang terkutuk ini, kedamaian dimana setiap orang saling mengerti hanya lah sebuah angan-angan.'
»»————>HAPPY READING<————««
Langkah kaki Sylus tengah menjejaki keramik putih rumah sakit jiwa, tempat dimana sang ibunda berada selama ini, Ia memutuskan untuk mampir sebentar menemui Gemma sebelum pergi ke sekolah nya.
Beberapa saat kemudian, Ia sudah berada di depan pintu kamar ibu nya, dimana Gemma di rawat. Sylus menatap sebentar pada bunga mawar yang sengaja Ia bawa untuk ibu nya itu lalu melangkah masuk.
Setelah pintu terbuka, Sylus langsung di suguhkan pemandangan yang cukup membuat hati nya terenyuh sakit, Gemma yang saat ini tengah tertidur di ranjang dengan kedua tangan dan kaki di ikat kuat.
Setelah berhasil mengendalikan emosinya, Sylus berjalan mendekat pada Ibu nya itu lalu duduk di samping ranjang Gemma setelah menaruh bouquet bunga yang di bawa nya.
"Aku datang bu," Ucap Sylus pelan, suara yang biasa nya terdengar dingin dan tajam itu, kini bergetar menahan tangis nya.
Hembusan nafas panjang keluar dari mulut laki-laki bermata abu yang indah itu, masih mencoba untuk tidak membiarkan dirinya di kuasai oleh kesedihan nya. Sepasang mata indah yang di hias bulu mata lentik itu kembali melihat pada kedua lengan Gemma yang terikat kencang.
Saat pandangan nya melewati ke arah meja yang berada di sisi ranjang, Ia melihat sebuah buku beserta pulpen di atas nya, Sylus meraih buku itu lalu membuka nya. Kini air mata laki-laki tidak bisa ia bendung lagi, dirinya ia biarkan tenggelam dalam kesedihan yang begitu menghancurkan hati nya.
Buku yang di penuhi oleh gambar sketsa wajah nya, saat Ia kecil, remaja, dan wajah nya saat ini. Gemma mengambar wajah putra nya dengan begitu indah.
"Sylus, jangan lari nanti kamu jatuh sayang, kemarilah."
Sylus yang masih berusia 8 tahun berlari kedalam pelukan Gemma, di tengah taman bermain yang berada di halaman depan mansion keluarga mereka. Ibu dan anak itu tengah menghabiskan waktu mereka bersama, hingga San datang dan langsung bergabung dengan kedua nya. Pemandangan yang begitu hangat dari keluarga sempurna itu.
Tes.
Air mata Sylus menetes membasahi gambar sketsa wajah nya saat ia berusia 8 tahun, hingga suara pintu terbuka membuat nya tersadar dari lamunan nya, Sylus segera menyeka air mata yang membasahi kedua pipi nya itu.
"Selamat pagi Tuan, Maaf, saya ingin memeriksa kondisi Nyonya Gemma." Ucap seorang suster.
Setelah mendapat anggukan kecil dari Sylus, suster itu segera melakukan tugas nya, Sylus bangkit berdiri seraya menyampirkan satu tali tas di pundak nya.
"Apa ibuku mengamuk lagi pagi ini?" Tanya Sylus
Suster itu menganggukkan kepala," Ya Tuan, Nyonya Gemma pagi ini kembali mengamuk, setelah memakan sarapan nya entah mengapa dia menjerit dan menangis dan hampir melukai dokter Rendra, maka dari itu kami terpaksa kembali mengikat nya." Ujar Suster itu.
"Tapi bagaimana keadaan nya sebenarnya?"
"Dalam beberapa bulan terakhir ini kondisi mental nya cukup membaik, Dia sedang gemar mengambar dan bermain piano. Tapi, untuk kesehatan nya cukup mengkhawatirkan, kondisi nya semakin memburuk. Nyonya juga sering menyebutkan nama anda Tuan, sadar atau bahkan saat dia sedang tertidur." Jelas Suster itu.
Mendengar semua itu, apa yang bisa Sylus utarakan sekarang? Rasa pedih di hati nya semakin membuat dirinya merasa sesak, pandangan nya kini beralih pada wajah Gemma yang pucat dan sangat tirus akibat penurunan berat badan nya yang sangat besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMOU$ & GLAMOUR : money=power [ON GOING]
Teen FictionWARNING! KISAH INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA SENDIRI! "Bukankah hati dibuat untuk di patahkan?" Takdir, ketulusan, pengkhianatan, dan pengorbanan. Ada didalam satu kalimat, Cinta? Ataukah mungkin hanya sebuah kalimat biasa dalam sebuah takdir ke...