HAPPY READING
Bianca mengaduk-aduk jus jambunya, mata gadis itu menatap layar laptop di depannya, tangan kanannya bergerak lincah di atas keyboard.
Melirik ke arah jam di pergelangan tangannya, gadis itu mendesah lega. "Untung tepat waktu," ucapnya senang.
Menutup laptop dan memasukkannya kembali ke dalam tas, gadis itu beralih mengambil sepiring nasi goreng yang sedari tadi sudah tersaji di atas meja namun belum sedikit pun tersentuh, karena si empu sibuk dengan tugas dadakannya.
"Aku tidak pernah berkuliah, tapi bisa senyaman ini melakukan aktivitas Bianca yang asli. Apa karena ini bawaan tubuh ya," monolognya di sela kunyahan. "Bahkan tugas-tugas pun bisa aku selesaikan."
Di tengah kesendiriannya menikmati makan di kantin, bisik-bisik para mahasiswa terdengar dan sedikit mengganggunya.
"Kau tahu? Sudah dua pria paling berpengaruh mendatanginya."
"Itu benar, aku tidak menapik jika Naqila memang begitu cantik dan menarik."
"Ah, andai aku di posisi Naqila, dua-duanya akan aku jadikan kekasih."
"Huh! Itu sebabnya kau tidak di jadikan seperti Naqila. Terlalu serakah."
"Hahaha."
Bianca termenung, benar, ini sudah memasuki bab dua novel, di mana Dean dan Nathan datang ke kampus dengan bergantian menemui si pemeran utama.
Mengingat-ingat apa lagi yang akan terjadi di bab dua novel, seketika mata Bianca membola. "Ini hari dimana Nathan kecewa lagi, ia ingin mengajak Naqila makan siang bersama namun tertolak karena gadis itu sudah ada janji dengan Dean," gumamnya.
"Dan..." Ia kembali berpikir keras, apa lagi yang akan terjadi di bab dua nanti. "Dan Nathan mengikuti keduanya lalu pulang dengan hati yang kacau, karena itu penyakitnya kembali kambuh," ujarnya seraya menatap sekeliling, ia memperhatikan para mahasiswa dan mahasiswi yang masih asik bergosip ria.
"Jika di novel Nathan akan kembali melukai dirinya dan nyaris kehilangan nyawa karena terlalu banyak kehilangan darah. Pada malam itu asistennya sedang tidak ada karena mengurus perusahaan cabang yang masih ada sedikit masalah." Dengan cepat, tangan Bianca mengambil handphone-nya, ia membuka sebuah room chat yang tersemat paling atas.
Ayah💗
Anda :
Apa Ayah sudah meminta izin pada Tuan Nathan?Sedikit lama menunggu balasan, akhirnya Antonio membalas pesannya.
Ayah :
Sudah, Tuan Nathan mengizinkan, kamu bisa pindah di rumah belakang mansion bersama Ayah, Bia.Anda :
Benarkah? Bolehkah Bia langsung berkemas sepulang dari kampus nanti Ayah?Ayah :
Tampaknya putri Ayah begitu semangat.Wajah Bianca nampak cemberut lucu membaca pesan itu, lalu tak lama ia terkekeh pelan.
Anda :
Tentu, Bia kan bakal tinggal sama Ayah, nggak usah jauh-jauhan lagi.Ayah :
Baiklah, perlu Ayah bantu berkemas dan membawa barang Bia?Anda :
Nggak usah Yah, Bia bisa sendiri, nanti dibantu sama Bi Lila.Ayah :
Oke, kabari Ayah jika sudah tiba, sepertinya Ayah akan pulang larut malam ini.Anda :
Hm, Ayah semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END) || Segera Terbit
FantasyDi novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketenangan pujaan hatinya. Selain kejam, laki-laki itu juga menyandang gelar brengsek dan bajingan. Itu di...