HAPPY READING YHUUUUUU
"Ayah dari mana?" tanya Bianca, ia menuruni anak tangga satu persatu, menatap ayahnya yang baru saja masuk.
"Dari mansion," jawab Antonio, ia menatap hangat Bianca yang wajahnya sangat mirip dengan mendiang sang istri.
Bianca tersenyum, gadis itu berjalan riang menghampiri Antonio. "Segeralah membersihkan diri lalu beristirahat, Ayah kelihatan sangat kelelahan," ucapnya.
Antonio tak menapik, karena memang itu kenyataannya. Ia bahagia melihat kekhawatiran sang putri. "Baiklah, Bia mau ke mana?" jawab Antonio dengan kalimat pertanyaan di akhir
"Bia mau ke depan dulu, di taman samping tadi Bia lihat ada ayunan, Bia mau ke sana sambil ngerjain penelitian," jawabnya riang, ia mengangkat laptop menunjukkannya di hadapan Antonio.
Tangan Antonio terangkat mengelus surai panjang putrinya yang di gerai bebas. "Baiklah, jangan terlalu malam tidur nanti," ujarnya.
"Baik, Ayah."
***
Di sinilah Bianca berada, duduk di ayunan denga laptop di pangkuannya, di sampingnya terdapat beberapa camilan ringan yang ia bawa. Manik coklat madu gadis itu nampak fokus pada layar di hadapannya.
Lampu taman yang terang tidak membuatnya takut, angin malam terasa dingin namun Bianca suka itu. Piyama dengan motif beruang coklat yang baru ia beli tadi sudah melekat sempurna di tubuhnya.
"Selesai." ia merenggangkan jari-jemarinya, gadis itu tersenyum setelah menyelesaikan laporan penelitiannya, tinggal dikirim dan tugas akhir minggu ini akan selesai, sisanya ia akan beristirahat sebelum menyambut senin lagi.
Mematikan laptopnya, Bianca beralih memeluk camilan ringan cocokran miliknya, kakinya turun menapaki rumput hijau di taman.
"Gimana ya cara membuat taman seluas ini," gumamnya sembari melihat ke sana ke mari. "Pasti prosesnya juga lama untuk hasil seindah ini."
Kakinya melangkah, membawanya menelusuri taman dengan berbagai macam jenis bunga. Bau harum semerbak memasuki indera penciumannya, suasana malam yang damai.
Sret!
Sret!
Bianca reflek menoleh, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh taman. "Siapa?" ucapnya namun hanya hembusan angin yang menyapanya
Dugh!
Dugh!
"Eh." Gadis itu mengerjap, suara itu berasal dari arah kiri. Ia sedikit merinding, bagaimana jika itu hantu?
Bianca segera menggeleng kuat, mengenyahkan pikiran jahatnya.
Dugh!
Dugh!
Suara itu semakin jelas saat Bianca semakin mendekat, terus berjalan dan sedikit menegok ke lorong kiri, maka ia akan tahu suara apa itu.
Semakin dekat ia melangkah, maka suara itu semakin jelas, suaranya seperti suara benturan, membentur dinding.
Tunggu!
Membentur!
Dinding?
Matanya membulat sempurna, entah apa, tapi Bianca sangat yakin, langkah kaki yang tadinya pelan berubah menjadi cepat, sedikit berlari.
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkahnya menggema, tanpa Bianca sadari jika sekarang ia sudah memasuki lorong mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END)
FantasiaDi novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketenangan pujaan hatinya. Selain kejam, laki-laki itu juga menyandang gelar brengsek dan bajingan. Itu di...