HAPPY READING
Ceklek!
Pintu kembali terbuka, mereka melihat orang-orang yang menculik mereka masuk.
"Kalian cepat berdiri!"
Kembali merasakan takut dan tubuh bergetar, mereka berdiri, menunduk menahan isak tangis. Bianca mengamati mereka. Sepertinya mereka sudah lama diculik, melihat dari pakaian dan penampilan mereka, dan hanya aku yang baru diculik tadi, batinnya.
"Cepat keluar satu-persatu, berani kabur maka peluru ini akan menembus jantung kalian."
Para gadis mengangguk, mulai berjalan keluar satu-persatu sesuai titah. Bianca melihat orang-orang itu menodongkan pistol seakan mereka adalah tahanan.
"Eh memang tahanan sih," ringis Bianca, ia ikut maju, berjalan mengikuti yang lain. Karena baru, dan wajahnya yang memang cantik menarik perhatian orang-orang itu.
"Hei kau, berhenti!"
"Aku?" Bianca menunjuk dirinya sendiri
"Siapa namamu Nona?"
"Aradea," jawab Bianca, enggan menyebutkan nama tengahnya.
"Kau tidak takut dengan kami?"
"Takut."
"Tapi mengapa kau biasa saja?"
"Ya kalau semisal mati aku bisa kembali ke duniaku," jawab Bianca dengan senyum manis, membuat orang-orang itu tidak mengerti.
"Eh tapi, kalau aku kembali aku tidak jadi mengubah takdir si antagonis dong," ucap Bianca. "Ah tidak, nanti bisa aku revisi novelnya," lanjut gadis itu yang semakin membuat para pria berbadan besar tidak mengerti.
"Mungkin dia gila."
"Sudah biarkan saja."
"Cantik-cantik gila."
"Sudah cepat jalan, ikuti yang lain!"
Bianca mendengus, ia berbalik dan kembali berjalan keluar mengikuti yang lain.
"Ini di hutan?" ucap Bianca, karena saat begitu keluar dari ruangan itu, yang ia lihat adalah pohon-pohon tinggi yang menjulang
Mobil box besar terparkir, ada dua, dan mobil-mobil jenis BMW ada di sana.
"Masuk ke sini cepat!"
Intruksi itu membuat para gadis kembali menangis, seperti tidak ada lagi harapan. Mereka sesegukan.
"Berhenti menangis bodoh! suara kalian sangat menganggu!" sentak dingin salah satu dari orang-orang itu, mungkin dia pemimpinnya, pikir Bianca, karena dilihat dari segi penampilan hanya dia yang menggunakan jas formal di antara lainnya yang memakai levis dan jaket berwarna coklat.
"Kau cepat masuk!"
Bianca bergeming, ia memegang kedua tali tasnya. "Tidak mau!"
"Kau..."
"Apa? aku tidak mau masuk, kalian menyuruhku masuk ke mobil seperti itu, sedangkan mobilku di kampus yang seharga triliunan di tinggal," katanya dengan mata menyipit. "Minimal mobil yang akan ku naiki setengah harga dari mobilku yang ditinggal di kampus," sinisnya.
Laki-laki yang memakai jas itu tadi berdiri, ia berjalan ke arah Bianca, mengamati penampilan gadis itu. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, semuanya brand ternama. Ia menegak ludahnya kasar.
"Modal sedikit jika ingin menculik," ketus Bianca.
"Apa pekerjaan orang tuamu?" tanya lelaki itu
"Ayah ku bekerja sebagai seorang asisten pribadi," jawab Bianca, ia mengalihkan pandangannya, menatap sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END) || Segera Terbit
FantasíaDi novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketenangan pujaan hatinya. Selain kejam, laki-laki itu juga menyandang gelar brengsek dan bajingan. Itu di...