Haloo aku up pagi karena ada kesibukan 🤝🏻
Semoga membaca dengan senang🌹HAPPY READING SENG
Malam ini, hujan turun membasahi bumi. Membawa hawa dingin masuk ke dalam kamar seorang laki-laki dengan baju casual-nya.
Ia duduk di samping jendela besar yang terbuka. Menatap langit tanpa hiasan bintang dan bulan malam ini. Lantas pikirannya melayang pada wajah seorang gadis yang ia cintai. Ia beberapa kali terkekeh geli ketika wajah malu Bianca menghampirinya.
"Dia sangat lucu, bagaimana bisa aku tidak memikirkannya," ujarnya tersenyum.
Semenjak pertemuannya dengan Bianca, sosok gadis yang menempelkan plaster beruang pun lenyap, seolah ia tidak pernah ada. Hal ini yang membuat Nathan sangat yakin bahwa Bianca lah gadis itu.
Drrtttt!
Handphone Nathan berbunyi. Segera ia melihat siapa penelpon itu. Di layar ponsel tertera nama 'Ronier'.
"Halo? Ada masalah apa lagi?" tanya Nathan serius
"Tidak ada, aku hanya merindukan sahabatku-"
Tut!
Merasa jengkel, Nathan segera menutup sambungan telepon secara sepihak. Ia tidak suka mendengar omong kosong dari sahabatnya itu.
Ya, selain Dean, Nathan juga mempunyai dua sahabat lagi. Salah satunya adalah Ronier. Namun saat memasuki perkuliahan mereka harus berpisah karena Ronier dituntut orang tuanya untuk belajar di luar negeri, dan ketika mereka sudah dewasa, Nathan menyerahkan perusahaannya di Rusia untuk diurus oleh sahabatnya itu.
Drrrtttt!
Benda pipih itu berbunyi lagi dan masih dengan nama yang sama. Ronier.
Terpaksa Nathan mengangkatnya.
"Kau mengganggu," ketus Nathan.
"Hey, aku hanya bercanda, kenapa kau kaku sekali," celetuk Ronier di seberang sana.
"Ini serius. Aku membutuhkan sekretaris lagi. Bagaimana bisa kau menyuruhku mengurus tiga cabang di sini dengan hanya dua sekretaris?? How dare you," protesnya.
Nathan memijit pelipisnya. Baiklah, itu cukup masuk akal. Lagipula ia juga sedikit khawatir dengan sahabatnya itu. Terakhir kali ia melihatnya beberapa hari lalu di Rusia, keadaannya menyedihkan.
"Baiklah. Ada lagi?"
"Tentu saja ada." Hening sejenak, sebelum Ronier kembali bersuara. "Kapan kita bisa kumpul bersama lagi? Kau, aku, Dean dan..., El?"
Nathan terdiam. Kenangan masa lalu bersama para sahabatnya menghampiri. Kenangan yang tidak akan pernah ia lupakan, karena hal itu tidak bisa diulang.
"Aku masih mempunyai banyak pekerjaan."
"Hey tung-"
Tut!
Lagi-lagi Nathan memutus sambungan secara sepihak.
Mengingat kenangan lama yang tidak akan pernah bisa diputar kembali hanya akan membuat dadanya sesak.
"Bianca, aku merindukannya."
***
Ting tong!
Nathan berdiri di depan pintu rumah bertingkat dua itu sembari membawa sebuah bingkisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END)
FantasyDi novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketenangan pujaan hatinya. Selain kejam, laki-laki itu juga menyandang gelar brengsek dan bajingan. Itu di...