3 Tahun kemudian ~
Usia Abi sudah menginjak 3 tahun, bocah yang dulunya sulit ditiduri kini jadi amat mudah membuatnya tidur dengan nyenyak. Keluarga Haechan dan Mark kini memiliki kemajuan, Haechan sudah membuka usaha sendiri semenjak lulus dari universitas jurusan ekonomi. Mark mendukung usaha istrinya itu dan Haechan sangat enjoy menjalaninya.
Mark sudah membeli rumah yang sedikit besar dari sebelumnya yang hanya punya satu kamar sekarang ada dua kamar dan dapur, karena rumah mereka dulu memang sangat kecil bahkan tidak ada dapur.
“Mark, adek kayaknya demam. Tolong cepet pulang ya!”
“Kenapa bisa demam? Ya ampun aku masih ada kerjaan Haechan. Kamu bisa ke rumah sakit sendirian? Nanti ku pesanin taxi.” Ucap Mark diseberang sana.
“Kamu beneran sibuk?”
“Menurut mu?! Kalo aku ga sibuk udah pasti aku pulang.”
Ditelinga Haechan itu terdengar seperti marah, tapi ia tak ingin menyimpulkan hal itu. Mungkin saja Mark memang sibuk, semenjak bekerja di kantor ayahnya itu membuat Mark super sibuk karena ia hanya karyawan biasa.
Haechan terpaksa membawa Abi kerumah sakit sendirian, didalam ruangan ia terus menggenggam tangan Abi dengan lembut dan menenangkan anaknya itu agar berhenti menangis.
“P-pappaa”
“Iya nanti ketemu papa.”
—°°—
Mendapatkan kabar buruk dari cucu, Bubu tiba tiba saja marah pada Haechan karena lalai dan membiarkan Abi mandi hujan di pagi hari hingga demam tinggi di malam ini.
“Kamu bisa bujukan supaya Abi ga mandi hujan, bisa bilang kalo papanya akan marah.” Ucap Bubu
Haechan diam, ia melirik Mark yang tengah menimang Abi di gendongannya sebab Abi baru bisa tidur semenjak Mark pulang. Ia mencengkram celananya sembari mendengarkan ocehan Bubu.
“Demam tinggi itu bisa buat anak kejang kejang! Kamu ga mikir kesitu?”
“Bu, sudah...” tegur Mark
“Biarkan Haechan tau! Itu pelajaran supaya dia lebih hati hati lagi kedepannya!”
Mark melirik Haechan yang masih diam duduk di sofa sembari menunduk, rasanya ia bersalah karena lambat untuk pulang dan membiarkan Haechan mengurus Abi sendirian.
Setelah beberapa jam akhirnya Bubu pulang dan meninggalkan Haechan dan Mark di rumah mereka. Haechan membereskan barang barang dapur yang sangat berantakan karena siang tadi ia tak sempat membereskannya karena sibuk mengurus Abi.
“Haechan..”
Haechan menoleh mendapati Mark menghampiri dirinya sembari menarik tubuhnya untuk duduk di kursi meja makan, Haechan menurut dan duduk di sana berhadapan dengan Mark sangat dekat dengannya. Mark genggam kedua tangannya sembari menatap dalam mata Haechan.
“Mm.. maafkan aku Mark, aku memang buruk. Aku ga bisa jagain Abi sampe dia saki—
“Shhtt! Aku yang harusnya minta maaf sayang, seharusnya aku cepat pulang dan mengantar adek ke rumah sakit. Maafin aku hingga buat kamu di marah sama bubu.”
Grep!
Haechan memeluk leher Mark, Mark merengkuh pinggang Haechan hingga Haechan mendekat dan duduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
collection of stories (Markhyuck)
FanfictionSetiap bab beda beda cerita, jadi kalo mau request tinggal komen. Cerita ini mengandung🔞 Jadi kalo ga suka silakan skip- Mark Haechan Warning!