Haechan terbangun saat mendengar sinar matahari masuk kedalam kamar yang kini berantakan akibat pergelutan panas semalam. Saat matanya terbuka ia langsung terkejut karena sinar matahari sangat terang.
“Mas! Kamu ga ke kantor?!”
“Shh masih pagi kenapa teriak teriak, sayang?”
Mark melingkarkan tangannya di pinggang Haechan saat Haechan sudah duduk, “ehh maaf kepala kamu sakit ya? Yaudah lanjut tidur lagi aku mau kebawah.”
“Buat apa?”
“Aku harus masak, mas. Kalo tidak pasti mama aka—
“Tidak ada yang boleh memarahi istriku selain aku! Eh ralat, aku pun juga tidak akan memarahi mu.”
“Mas, kamu ngigo ya?”
“Engga, udah ayo kita lanjut tidur.” Ucap Mark sembari menarik tubuh Haechan.
—°°—
“Ma, hari ini Kila mau kerjain tugas di rumah temen.”
“Ga boleh” Sahut Mark
“Ish aku tanya mama bukan kakak! Boleh ya ma?”
“Kila, kalo kakak kamu bilang ga boleh berarti ga boleh. Udah sana kerjain sendiri tugasnya.”
“Ish!”
Kila bangkit dari meja makan setelah selesai makan siang, Mark menyenggol lengan Haechan seolah menyuruh Haechan menemani adiknya itu. Mark tau Haechan itu pintar dan ini kesempatan untuk mendekatkan dirinya dan adik iparnya.
Cklek!
“Boleh aku masuk?”
Kila melirik ke arah pintu, matanya malas dan hanya berdeham sebagai tanda iya. Haechan berjalan menghampiri Kila dan duduk di disampingnya di kursi belajar.
“Aku bisa membantu mu kok, tugas apa? Nanti aku ajarin.”
“Nih, tugas matematika. Kalo nilainya kecil aku bersumpah tidak akan bicara padamu selama lamanya!”
Mendengar ancaman adik iparnya itu, Haechan hanya tersenyum. Ia beralih mengambil pena dan buku tulis Kila dan memulai mengerjakan dan menjelaskannya.
“Sambil aku jelasin biar kamu juga paham.” Ucap Haechan
Kila hanya mengangguk, beberapa menit mendengarkan penjelasan dari kakak iparnya itu membuat Kila mengerti beberapa soal. Jujur penjelasan Haechan lebih mudah dipahami dari pada gurunya. Bukan berarti Kila mengakui kepintaran Haechan haeum!😣
“Nah sudah, gimana? Mudah kan?”
“Hm, makasih.”
“Sama sama, nanti kalo ada tugas lagi kamu boleh—
“Ga perlu, ini terakhir aku minta ajarin.” potongnya.
Haechan hanya terkekeh pelan, tak apa mungkin next time ia lebih bisa meluluhkan hati adik iparnya itu meski sulit. Semua memang membutuhkan proses yang sangat panjang, tapi Haechan berharap prosesnya tak akan terlalu panjang hahah.
Tak terasa Mark dan Haechan sudah satu bulan tinggal dirumah mertuanya itu, Haechan jadi mengerti banyak hal selama tinggal bersama mertuanya. Sikap sang mama yang mulai bisa ia pahami dan sekarang ia lebih bisa mengontrol hatinya agar tidak terbawa suasana saat mertuanya itu menyindirnya, karena ia tau ia pasti bisa meluluhkan hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
collection of stories (Markhyuck)
أدب الهواةSetiap bab beda beda cerita, jadi kalo mau request tinggal komen. Cerita ini mengandung🔞 Jadi kalo ga suka silakan skip- Mark Haechan Warning!