Sudah satu minggu sejak kabar gembira datang dari keluarga Lee, Haechan sudah jarang mendapatkan sindiran sindiran dipagi hari meski tatapan sinis sang mertua belum hilang.
Tak
Haechan yang sedang menjahit baju kini menoleh ke arah meja dekat sofa didepannya, sebuah bubur diletakkan di atasnya.
“B-buat Haechan, ma?”
Tira tak menjawab melainkan pergi begitu saja ke arah dapur, cukup terkejut karena sang mertua membuatnya bubur. Apa hati sang mertua perlahan lahan luluh?
“Ma! Kila laper, mama masak ga?” tanya Kila yang baru saja turun
“Mama ga masak, nanti malem masaknya.” Sahut Tira
“Yahh”
Haechan tersenyum menatap Kila, “kamu mau makan apa? Nanti kakak masakin.”
“Haechan, makan saja buburmu.” Ketus sang mertua
Kila melirik bubur dan secangkir susu di letakkan di atas meja, nampaknya belum disentuh sama sekali.
“Ga usah kak, Kila makan diluar aja.”
—°°—
“Mas, lusa ulang tahun mama ya?”
Haechan bersandar di dada Mark, kini keduanya duduk diatas ranjang saling berpelukan. Haechan membelakanginya dan jemari Mark terus mengusap perut yang mulai membuncit itu.
“Iya sayang, kamu tau dari mana?”
“Soalnya aku ga sengaja denger kamu nanyain mama mau kado apa.”
“Kamu mau kadoin mama juga?” Tanya Mark
“Iya mau mas! Tapi takut mama ga suka.” Ucap Haechan lirih
“Nanti kita belanja bareng ya?” Haechan mengangguk.
Haechan baru saja turun dari tangga, ia menghampiri Tira yang tengah membuat kue di dapur.
“Ma, Haechan bantu ya?”
“Ga usah, saya ga mau nanti dimarahin anak saya sendiri gara gara buat istrinya kecapean terus pingsan.”
“Mm, waktu itu kan Haechan drop tapi sekarang udah kuat kok!”
Tira melirik dingin kearah Haechan, “diam saja disana nanti kamu kecapean!”
Jika sudah begitu, Haechan pasti akan patuh. Ia duduk di sofa sembari menonton tv, sesekali ia melirik ke arah dapur mengecek Tira yang sibuk membuat makanan kue karena besok ulang tahunnya.
—°°—
Malam ini tepat waktu perayaan ulang tahun Tira yang ke 45 tahun. Ruang tamu didekorasi dengan bagus oleh Kila dan dibantu Haechan kemarin. Perayaan itu sederhana karena hanya keluarga mereka saja yang merayakannya.
“Selamat ulang tahun, Ma!”
Mereka berpelukan, Kila mencium pipi sang mama. Kemudian berganti Mark memeluk Tira dan mengecup pipi kiri sang mama.
“Selamat ulang tahun, ma. Semoga kebaikan selalu bersama mama, kami selalu mendoakan mama.” Ucap Mark
“Terima kasih anakku, Mark. Cukup kalian bersama mama, mama sudah bahagia.” Ucap Tira
KAMU SEDANG MEMBACA
collection of stories (Markhyuck)
Fiksi PenggemarSetiap bab beda beda cerita, jadi kalo mau request tinggal komen. Cerita ini mengandung🔞 Jadi kalo ga suka silakan skip- Mark Haechan Warning!