Sahabat (3)🔞

1.8K 59 13
                                    

Mark menatap pintu restoran saat dua pemuda tengah masuk kedalam. Salah satunya sangat ia kenal dan satunya sangat sangat ia kenal. Mereka adalah Jake dan Haechan.

Penampilan Haechan malam ini nampak berbeda, kacamata yang sering ia gunakan kini tak ia pakai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penampilan Haechan malam ini nampak berbeda, kacamata yang sering ia gunakan kini tak ia pakai. Mark bahkan tak berkedip sedikitpun melihat kedatangan Haechan dan Jake.

"Udah mesen?" Tanya Jake saat mereka sudah duduk berhadapan.

"Belum kak, sekarang pilih menunya."

Nindi menyodorkan sebuah kertas menu kepada Jake dan Haechan. Haechan sedari tadi hanya diam dan sesekali ia melirik Mark yang menatap dirinya begitu dalam.

"Kamu mau apa, chan?" Tanya Jake

"Mm, ramen-

"Ga boleh!" Ucap Mark tegas

Mereka menatap ke arah Mark, Haechan menautkan kedua alisnya. "gua mau!"

"Ga boleh Haechan! Lo tuh ada maag jangan aneh aneh!" Sentak Mark

Jake mengambil alih menu tersebut kemudian menyebutkan beberapa menu pada pelayan, ia tau Haechan sedang tidak mood setelah berdebat dengan Mark.

Jake mengambil alih menu tersebut kemudian menyebutkan beberapa menu pada pelayan, ia tau Haechan sedang tidak mood setelah berdebat dengan Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit akhirnya pesanan mereka datang, mereka mulai menikmati makan malam doble date. Dentingan sendok dan sumpit terdengar nyaring akibat suasana sunyi.

"Kak Haechan cantik banget deh, kakak pake skincare apa?" Tanya Nindi pada Haechan

"Eum, skincare biasa." Jawab Haechan seadanya

"Kak Jake cepetan tembak kak Haechan ntar diduluin orang nangis lo!" Ucap Nindi

Jake terkekeh pelan kemudian ia menatap Haechan disampingnya, Haechan sedikit canggung mendengar ucapan Nindi barusan. Sedangkan Mark mencengkram erat sendok di genggamannya sembari mengacak-acak isi makanan di mangkoknya.

"Chan, keknya gue harus to the poin. Gue mau deketin lo, kemarin lo bilang belum bisa nerima gue gapapa. Tapi, gue butuh kepastian gue mau deketin lo gapapa kan?" Tanya Jake

Haechan mengigit bibir bawahnya gugup, "Mm, iya gapapa Jake."

"Makasih, Chan."

Jake tersenyum senang kemudian melirik Mark yang menatapnya tajam, ia tau saat ini pria itu tengah berusaha memadamkan api di dalam dirinya.

collection of stories  (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang