Spesial Chapter: Malam Olimpiade Arjuna

1.9K 216 8
                                    

Chapter Spesial Olimpiade. Bab ini nggak ada sangkut pautnya sama cerita utama yaaa. Jadi bisa dibaca terpisah.

Ini aku buat karena aku sedang ngikutin banget berita-berita Olimpiade. Semoga para pahlawan (atlet) kita bisa membawa banyak emas untuk mengharumkan negara kita ya! 

***

Lintang membagikan bendera kecil kepada Yudis, Bima, Lungit juga kedua orang tuanya. Ia mengambil posisi di antara ayah dan ibunya. Berbagai cemilan juga minuman telah tersedia di atas meja. Paman Hayam juga Tante Sachi juga hadir untuk meramaikan kediaman mereka.

Ini adalah hari yang penting bagi mereka semua. Salah satu anggota keluarga mereka tengah berjuang untuk mengharumkan nama negara. Kali ini mereka berkumpul untuk memberikan dukungan dan do'a kepada Arjuna yang sedang membawa Indonesia pada olimpiade cabang olahraga bola voli.

Menjadi atlet bola voli profesional, kakak ketiga Lintang mengejar karir yang berbeda dari yang lain. Masuk ke dalam salah satu klub voli di laga Italia menjadikan nama Arjuna semakin bersinar. Dalam tim nasional, Arjuna berkesempatan menjadi kapten dengan nomor punggung tiga. Kata ayah mereka, itu adalah akar dari Juna dan Juna wajib membawa angka tiga itu hingga akhir agar selalu ingat keluarga di rumah yang mendukungnya.

"Oh-oh-oh sudah mulai!" tunjuk Lungit ke arah layar televisi.

Lintang memeluk tangan ibunya merasa gugup melihat punggung kakak ketiganya yang akan bertanding malam ini. Voli bukan cabang olahraga favorit di negaranya. Meskipun banyak peminatnya tapi tak sebanyak cabang olahraga yang penuh akan sponsor dan dukungan publik secara besar-besaran.

Lintang adalah salah satu orang yang mendorong kakaknya untuk melanjutkan karirnya di liga negara lain. Italia, Jepang dan Thailand adalah peminat voli terbanyak saat ini. Jadinya Lintang tahu jika kakaknya masuk ke liga negara tersebut, karir kakaknya tidak akan sia-sia.

Dan benar saja, setelah pulang di tahun pertama ketika libur musim, kakaknya bercerita banyak sekali perbedaan mulai dari kultur juga organisasi yang menaunginya. Arjuna bahkan sudah mendapatkan tawaran naturalisasi namun kakaknya itu masih memilih garuda untuk disematkan di dadanya. Kata kakaknya garuda itu lambang ibu pertiwi, dan itu akan selalu mengingatkan Aruna akan ibu mereka. Ibu adalah rumahnya. Meskipun ia melalang buana sejauh mungkin, pada akhirnya ia akan pulang ke tanah pertiwi.

"Number three, Arjuna Bentala Biru. Outside Hitter."

Semua orang menahan napas mereka melihat sosok yang mereka rindukan muncul di layar televisi. Juna melompat sejenak setelah diperkenalkan, ia memasuki lapangan untuk memberi tepuk tangan kepada kamera. Sebuah cahaya putih menyilaukan membuat Lintang berdecak.

"Eeiiiii!" seru lintang protes kepada pamannya yang memotret layar televisi dengan flash.

"Santai bos Lintang! Oh Hayam kan mau pamer ke kolega biar bisa bilang ini keponakannya Om. Wajahnya nggak usah galak-galak gitu ah," goda Hayam melihat lirikan Lintang yang sudah sebelas dua belas dengan ibunya di samping.

Hayam menggeleng tak percaya. Bagaimana bisa semua laki-laki di rumah ini takluk pada dua perempuan itu. Padahal di rumah ini ada Lima laki-laki dan dua perempuan tapi dua perempuan itu memiliki sifat yang sama. Sama-sama galak.

Lintang menghembuskan napas gugup.

Kompetisi pun dimulai dengan rekan garuda melakukan long serve.

"Yassss!!!!" teriak mereka bersamaan ketika Arjuna berhasil mendapatkan poin pertama dengan spike kuatnya. Adrenalin Lintang terpacu setiap kali spike arjuna berhasil dicegah oleh tim lawan. Namun kerja sama tim di set pertama ini cukup tangguh. Lintang tak kuasa menahan kekagumannya pada pria berseragam putih yang berdiri di belakang sebagai libero. Dengan seragam putihnya dimana teman setim yang lain mengenakan merah, pria itu tampak mencolok.

Tepi LintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang