HAPPY READING SENGKUH❤
Bianca memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah minimalis yang ada di belakang mansion milik Nathaniel. Kepalanya mendongak menatap rumah dua lantai yang akan ia tinggali itu. Ukurannya memang lebih kecil daripada rumah lamanya, namun hal itu tidak mengganggu Bianca, selama ia bisa mengawasi Nathaniel dan membantu lelaki itu.
Dari arah samping, seorang pria berpakaian serba hitam berlari kecil menghampiri Bianca.
"Nona anak Pak Antonio?" tanya pria tersebut
"Iya."
"Mari saya bantu bawakan barangnya ke dalam." Tanpa menunggu persetujuannya, pria itu langsung mengambil koper dari dalam bagasi dan membawanya ke dalam rumah.
Bainca memandang takjub isi rumah sesaat setelah ia masuk. Meskipun minimalis, tetapi interiornya begitu cantik dan elegan.
Matanya tak berhenti melihat-lihat dekorasi rumah beserta perintilannya sembari mengikuti pria yang sepertinya adalah bawahan ayahnya itu naik ke lantai atas.
"Ini kamarnya, Non." Pria itu berhenti di depan sebuah pintu putih yang tertutup.
Ia menyerahkan sebuah kunci kepada Bianca. "Kalau Nona butuh apa-apa langsung panggil saya saja ya, saya selalu siap siaga di depan rumah."
Setelah itu, ia pergi meninggalkan Bianca. Sepeninggal pria itu, Bianca mulai membuka kunci pintu. Pemandangan kamar dengan dekorasi feminim membuat mata Bianca langsung berbinar.
Perempuan itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Tubuhnya berputar menikmati dekorasi kamar yang berwarna pastel. Kemudian ia menghampiri beberapa boneka beruang yang ada di atas kasur.
"Ayah memang yang paling tau Bia," gumamnya senang.
Setelah puas menikmati fasilitas dan dekorasi kamar barunya, Bianca kemudian mulai menata barang-barang bawaannya.
Tidak butuh waktu lama karena barang yang ia bawa tidaklah sebanyak itu. Merebahkan dirinya di atas kasur, Bianca kembali memikirkan kejadian yang akan terjadi tidak lama lagi, yaitu penyakit Nathaniel yang kambuh.
"Tapi sebelum beraksi, kita harus wangi dulu." Gadis itu beranjak dari kasur, mengambil baju ganti dari dalam lemari, lalu menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
.
.
.Bianca berjalan mengendap-endap saat berhasil masuk ke dalam mansion dari pintu belakang. Dilihatnya sekitar, mansion itu sepi. Bagaimana tidak, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, yang berarti sudah waktunya bagi semua pekerja di dalam mansion untuk pulang atau beristirahat di rumah singgah mereka seperti yang ditempati oleh Bainca saat ini.
Setelah mandi, Bianca tidak langsung menuju mansion utama, ia menunggu waktu kepulangan Nathaniel saat kejadian itu terjadi, dan sekarang lah saatnya.
Gadis itu menaiki anak tangga dengan berhati-hati, hingga tiba di depan kamar Nathaniel. Pintu kamar itu menggunakan kata sandi dan tentu saja Bianca tau paswordnya. Kata sandinya adalah tanggal pertemuan Nathan dan Naqila pertama kalinya.
"Untung aku masih mengingat tanggalnya."
Pintu berhasil terbuka, dan sesuai dugaan, hal pertama yang Bianca lihat adalah kondisi kamar yang berantakan dan Nathan yang hampir membenturkan kepalanya ke dinding, namun dengan cepat Bianca berlari dan menghalangi dahi Nathan dari benturan menggunakan telapak tangannya.
Bianca menggigit bibir dalamnya kuat, menahan rasa sakit di punggung tangannya.
Tindakan Nathan itu akhirnya berhenti ketika aroma citrus memasuki indera penciumnya. Ia menoleh ke samping di mana Bianca berada. Namun di mata Nathan wajah itu buram, hanya terlihat bayangan rambut panjang yang indah dan aroma citrus menyeruak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END) || Segera Terbit
FantasyDi novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketenangan pujaan hatinya. Selain kejam, laki-laki itu juga menyandang gelar brengsek dan bajingan. Itu di...