3

731 74 3
                                    

HAPPY READING!!

Hari ini pembelajaran berjalan seperti biasa. Jam istirahat pun tiba kini Oline sudah berada di kantin, di meja yang sama seperti yang ia tempati di hari-hari biasanya, tidak-tidak kali ini ada yang berbeda.

Baru saja Oline mendatangi meja dan duduk di kursinya dengan membawa nampan berisi makanan juga minumannya, tiba-tiba dua orang yang baru saja dia kenal beberapa waktu lalu duduk di bangku yang masih kosong.

"Kita ikut disini ya, meja yang lain juga udah pada penuh hehe" ucap Erine pada Oline

Lana menganggukkan kepala setuju.

"Kamu mau coba makanan Aku ga?" tawar Erine pada Oline

"Ga usah" jawab Oline singkat

"Ga boleh nolak" jawab Erine sembari menyodorkan sesendok nasi goreng padanya

Oline mematung, sekarang atensinya beralih menatap Erine, ia mengernyitkan dahi sedikit kebingungan.

"Aaaaa" ucap Erine agar Oline membuka mulutnya

Dengan ragu-ragu Oline menerima suapan yang Erine berikan. Erine tersenyum senang melihat Oline menerimanya.

"Enakk kann!!" Seru Erine

"Hm" Oline hanya berdehem sebagai jawaban

"MAU JUGA!" Teriak Lana yang ingin mencobanya juga

"Mau juga? Nih aaaa" Erine menyodorkan sesendok nasi goreng pada Lana, dan Lana menerimanya dengan senang hati

Lagi-lagi Oline merasakan hal aneh perasaannya asing yang sudah lama tidak pernah ia rasakan, perasaannya menghangat melihat interaksi yang ada di depannya ini.

Sesi makan telah selesai, mereka berdua beranjak meninggalkan kantin, Lana sudah pergi lebih dulu tadi dikarenakan ada urusan, katanya. Mereka berjalan berdampingan, mereka berdua berpapasan dengan segerombolan siswi dan tak sengaja Erine menyenggol lengan salah satu siswi tersebut.

"Ah! maaf-maaff" ucap erine pada gadis yang tak sengaja tertabrak olehnya

"Jalan tuh pake mata! Punya mata ga sih!" ucap seorang gadis yang tadi tak sengaja tertabrak oleh Erine, ia hendak mendorong Erine namun di hadang oleh Oline

"Jangan berani-beraninya sakitin Dia, lagian dia udah minta maaf." ucap Oline dengan tatapan tajam

"Ck, ayo pergi." ucap gadis itu dan mengajak pasukannya pergi

Oline kini membalikkan tubuhnya dan menghadap ke Erine dan menatapnya dengan seksama, sedikit khawatir, mungkin. Erine yang melihat itupun hanya tersenyum tipis, seperti menyiratkan sesuatu.

"Gapapa Oline gapapa, Aku baik-baik aja, makasih ya Oline" ucap Erine seakan mengerti apa yang Oline pertanyakan tanpa mengeluarkan kata-kata

"Oline" panggilnya

Oline tidak menjawab, ia hanya menaikkan satu alisnya, seolah bertanya "ada apa?"

Erine sedikit berjinjit untuk meraih kepala Oline, ia menepuk-nepuk halus pucuk kepalanya sambil tersenyum manis dihadapannya, khas Erine. Seolah memberi tahu pada Oline "tenang saja semua baik-baik saja" tanpa mengucapkan kalimat tersebut.

"Ternyata Kamu sebenarnya bukan orang yang cuek dan dingin ya, Kamu hangat dan perhatian cuma ketutup aja" batin Erine

Oline sedikit mematung, mencerna apa yang terjadi, lagi-lagi perutnya terasa seperti dipenuhi ribuan kupu-kupu yang berterbangan, perasaan yang selalu diisi bongkahan es itu sedikit menghangat, lagi.

***

Kini Erine sudah berada di ruang seni, menekan tuts piano satu persatu sesuai dengan nada nya. Di lihatnya seseorang sedang berdiri di ambang pintu dari ekor matanya, kali ini orang itu tetap memasuki ruangan tersebut.

Oline duduk di lantai dengan beberapa alat lukisnya, siap untuk membuat sebuah karya seni. Ia melukis sembari mendengarkan lantunan piano yang dimainkan Erine.

Erine nampak selesai dengan pianonya dan menghampiri Oline, begitupula dengan Oline sepertinya sudah menyelesaikan lukisannya.

"Cantik" ucap Erine yang kini berjongkok di depan Oline, dan menatap lukisannya

Kini mereka berdua duduk bersandar pada tembok, hening, tidak ada yang memulai percakapan, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Oline" Erine nampaknya lebih dulu memulai percakapan

"Apa?" Jawabnya

"Aku disini" ucap Erine secara tiba-tiba

"Jangan pernah merasa sendiri ya, Aku akan selalu disini buat Kamu, jangan pernah malu buat minta tolong, apalagi ke Aku, dan jangan sungkan berbagi cerita sama Aku" lanjutnya

"Kamu sebenernya ga se dingin yang orang bilang sih, malah menurutku kamu orangnya hangat dan perhatian, cuma emang agak susah buat ngedeketinnya ehehe" ucapnya lagi sambil tertawa, kini Erine memandang wajah Oline dari samping, terpampang raut wajah yang sudah lelah dengan semuanya.

"Engga, ga usah, Aku bisa sendiri." Jawab oline dengan menatap lurus kedepan

"Lagian yang ada nanti nyusahin" lanjutnya

"Ga semua hal bisa kamu tanggung sendirian Oline, terkadang membagi sedikit beban pada teman bisa meringankan pundak Kamu, lagian siapa juga yang bilang nyusahin, kalau menurut orang lain Kamu nyusahin, yaudah menurutku ga sama sekali"

Tak ada balasan dari lawan bicaranya itu, Erine meraih kepala Oline untuk ia sandarkan pada bahu nya, menyisir rambut panjang Oline yang terurai. Erine memandang wajahnya sekali lagi, menelusuri tiap-tiap bagian pada tubuh Oline, tubuh tinggi nan kurus, dan jika diperhatikan lebih detail nampak beberapa memar juga bekas luka pada tubuhnya, terukir pada wajahnya seperti seseorang yang telah melewati banyak hal sulit sendirian.

Oline terkejut dengan hal yang tiba-tiba Erine lakukan, namun biarlah ia rasa ini tak terlalu buruk baginya, perasaan aneh, perasaan hangat itu muncul lagi, ia menikmati setiap belaian yang Erine berikan.

Oline mengangkat kepalanya, ia beranjak dan meninggalkan ruang seni. Erine masih dengan posisi yang sama, ia tersenyum tipis menatap kepergian Oline.

***

Haiii² oll apa kabarrr, aku sudah enakan nihh hehe jadi bisa nulis dengan leluasa lagiiii, terimakasih ya atas do'a² nya kemarinn😀
Semoga suka dengan tulisan inii, maaf jika ada salah kata atau alur yang tidak jelas ahaha
See you next chapter yaa🤏

You Are Not Alone [ORINE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang