5

461 56 2
                                    

HAPPY READING!!

Hari ini Oline berangkat ke Sekolah seperti biasa, seperti tidak terjadi apapun tadi malam, hanya saja matanya yang selalu memancarkan ke kosongan itu kini nampak sangat lelah, juga sembab, seperti habis menangis sepanjang malam, juga jika diperhatikan luka-luka pada tubuhnya semakin banyak. Hal itu tentu menarik atensi Erine, ia nampak begitu khawatir pada Oline, apa yang malam ini telah Oline lalui, apa yang telah membuat gadis itu semakin terlihat berantakan dari biasanya.

Hari ini Oline tidak mengikuti pelajaran di kelasnya, ia memilih untuk tidur dan beristirahat di UKS. Erine tentu mencari keberadaan Oline dan bertanya pada teman-teman sekelasnya, temannya bilang Oline berada di UKS, Erine akhirnya menyusul Oline ke ruang UKS, Dia nampak sangat khawatir dengan keadaannya.

"Oline!" pekik Erine di ambang pintu

"Erine?" Oline nampak kebingungan, kenapa Erine bisa tau dia berada disini

Oline duduk bersila di atas kasur, bersandar pada dinding UKS, menatap lurus kedepan dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jangan kesini, Kamu ada pelajaran kan? Sana balik ke kelas, jangan bolos" Ucap Oline yang kini matanya tertuju pada Erine

Erine tak menggubris ucapan Oline, ia justru sibuk berlarian kesana kemari mencari beberapa obat juga benda yang ia butuhkan, Erine ingin mengobati luka-luka Oline sekarang juga.

Seseorang tiba-tiba memasuki ruang UKS tersebut, kebetulan Dia adalah salah satu anggota PMR, Dia kemarin ingin mengecek apakah ada yang sakit hari ini, benar saja, saat masuk ke dalam ruangan Dia menemukan dua orang, yang satu duduk di atas kasur dengan wajah datar nya, dan yang satunya sibuk mencari sesuatu entah apa itu.

"Ah Delynn! Kebetulan banget, tolong ambilin wadah, kasih air dan es, sekalian sama handuk ya" pinta Erine pada anggota PMR yang Dia sebut Delynn

"Eh oke" tanpa banyak bertanya delynn putar balik dan mengambil apa yang diminta oleh Erine. Tak berselang lama Delynn kembali membawa benda-benda tadi, ia langsung menyerahkannya pada Erine

"Kamu tinggal aja gapapa Del, ini biar Aku aja yang urus, makasih banyak yaa" ucap Erine pada delynn

"Okedeh, bye Erine dan.. Emm.. Oline?" ucap Delynn sedikit ragu, dan dibalas anggukan oleh Erine pertanda bahwa dia benar. Mereka berdua satu kelas hanya saja Delynn tak terlalu mengenal Oline karena Dia jarang bahkan hampir tak pernah bicara

"Sini majuan"

Oline pun menurut Dia agak memajukan posisi duduknya, dan kini berada di tepian kasur dengan kaki yang menggantung, sedangkan Erine berada di bawah.

Erine mengompres dan mengobati luka-luka lebam Oline dengan telaten, ia merasakan kesedihan luar biasa ketika melihat luka-luka itu, tak terbayangkan bagi Erine seberapa sakitnya itu, apalagi dengan jumlah yang tidak sedikit.

Berbeda dengan yang dibayangkan Erine, yang sedang diobati justru diam saja tanpa ekspresi, hanya memperhatikan Erine yang tengah mengobati dirinya. Baginya itu biasa saja, atau lebih tepatnya sudah terbiasa dengan rasa sakit.

Sesi mengobati luka sudah selesai, saat ini Erine sedang menatap Oline lekat, dengan tatapan menyiratkan banyak pertanyaan.

"Aku gapapa"

"Stop bilang Kamu gapapa Oline, bahkan Aku yang liat, Aku merasa Kamu kenapa-kenapa"

Oline tidak menjawabnya lagi, Dia memalingkan wajahnya kesamping, menghindari tatapan Erine.

"Balik ke kelas Erine, nanti ketinggalan pelajaran" ucap Oline tanpa memandang wajah Erine

"Ga mau, lagian Aku udah titip absen ke Lana Aku izin"

"Kenapa?"

"So you're not alone."

"Tidur aja, Aku disini" pinta Erine pada Oline, ia meraih kepalanya dan memposisikan nya pada pangkuannya, mengelus secara perlahan kepala gadis itu. Erine menatap wajah Oline dari samping, Mata Oline kini sudah terpejam meskipun sebenarnya masih tersadar

Erine melantunkan sebuah nyanyian, lagu milik Nadin Amizah yang berjudul Bertaut. Ugh kenapa harus lagu ini, yap tepat sasaran nampaknya.

Oline berusaha terlihat tenang, seakan tak peduli dengan apa yang Erine nyanyikan, namun sebenernya Dia hanya sekuat tenaga bersikap biasa saja. Tak ada yang bisa disembuhkan dari Erine, ia selalu tau segalanya, dan sekarang sepertinya ia mengetahui sesuatu.

"Ibu Kamu ya Lin"

***

Bel pulang baru saja berbunyi, Oline terkesiap, ia beranjak dari tempat tidur, menuju kelas untuk mengemasi barang-barangnya dan pulang, ah tidak, mungkin jalan-jalan, karena Papanya beberapa hari kedepan tidak akan berada di rumah, setidaknya Oline bisa sedikit merasa tenang.

Baru saja akan menaiki motornya ia melihat ban depan dan belakang kempes, sepertinya ulah orang-orang yang tidak suka padanya, saat ini Oline tengah kebingungan, Erine yang memang belum pulang karena menunggu jemputan nya itu melihat Oline yang sedari tadi mondar-mandir di parkiran.

"Kenapa?"

"Em.. Gatau ban nya kempes, kayanya ada yang sengaja"

terlihat raut wajah kesal dari Erine, siapa yang telah melakukan hal jahat ini.

"Sekarang ikut aku aja ke depan" ajak Erine langsung menarik tangan Oline

Belum sempat menolak, lengan Oline sudah ditarik oleh Erine, mau tak mau Dia harus mengikutinya.

Kini mereka berdua berada di depan gerbang sekolah, menunggu jemputan Erine datang, tak lama sebuah mobil berwarna silver berhenti di hadapan kedua orang itu. Kaca mobil yang di buka, menampilkan wajah Papa Erine yang tersenyum. Ah jika ada yang bertanya Kimmy, Dia sudah pulang sedari tadi bersama temannya.

"Ayo sayang kita pulang" ucap sang Papa tersenyum

"Ajak Oline juga ya Pa, ban Motornya Oline kempes, kayanya ada yang sengaja ngelakuin itu" ucap Erine sambil menunjuk ke arah Oline

"Ah gausah Om nanti Saya naik ojek aja" ucap Oline, ia tak menyangka Erine tiba-tiba mengajaknya pulang bersama, ia pikir tadi hanya ingin ditemani sampai jemputan nya datang

"Gapapa ikut aja ya, karena Erine yang minta Saya ga mau nolak, dan bikin dia kecewa, mengenai motor, nanti Saya hubungi bengkel terdekat biar mereka yang ambil motornya"

Oline tidak enak jika harus menolak, dan juga sepertinya tidak apa menerima tawarannya, karena Papanya tidak berada di rumah saat ini, tidak masalah jika ia pulang larut pun.

***

"Kita pulang!" Seru Papa dan Erine

"Wahh kok kayaknya nambah personil ya" jawab Mama yang melihat ada Oline

Kimmy yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya di sofa ruang tamu tak sengaja mendengar percakapan itu, ia langsung menoleh ke sumber suara, dan berlari menghampiri mereka.

"Kak Oline ya? Aku Kimmy! adiknya kak Erine yang paling lucu" Kimmy memperkenalkan dirinya pada Oline, gaya perkenalan penuh semangat persis seperti kakaknya

"Hai, Kimmy" ucap Oline tersenyum kikuk, berusaha sedikit lebih ramah

Erine tersenyum tipis melihat interaksi itu, lebih tepatnya pada Oline, ada sedikit kemajuan, pikirnya.

***

Haiii, maaf yang kemarin malam tidak jadi upp ada pekerjaan yg harus diselesaikan huhu

Infoo!!
Sekali lagi yang sudah baca chp awal² kalau berkenan baca ulang sajaa, soalnya aku revisi panggilan Oline kpd orangtuanya, karena sama dgn punya Erine daripada bingung jadi panggilan ortu Oline aku ganti Mami dan Papi. Oke itu sajaa see youu!!👋

You Are Not Alone [ORINE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang