13

653 73 4
                                    

HAPPY READING!!

(Saran : play song takkan hilang, by budi doremi)

.
.

Oline terbaring di atas kasur rumah sakit bersama dokter yang menanganinya. Di luar sudah ada banyak orang yang menunggu kabar termasuk Erine. Erine sangat tidak tenang, Dia menangis secara terus menerus sedari tadi, teman-temannya sudah mencoba menenangkannya, begitu juga dengan Mama dan Papa.

Dokter keluar dari ruangan, semua orang yang berada di sana langsung menoleh ke arah pintu, menunggu kabar baik dari sang dokter. Dokter itu mengajak Papa Erine untuk mengobrol secara empat mata.

"Kondisi kesehatan fisik maupun mentalnya sangat buruk, dari bekas luka-luka yang terlihat sepertinya sudah sering mendapat kekerasan fisik" Ucap dokter tersebut

Papa menatap sendu mendengar penjelasan dokter, seberat dan se sakit apa yang sudah Oline alami selama ini, anak yang seharusnya mendapatkan kasih sayang justru mendapat kekerasan dari orang terdekatnya.

"Tolong untuk selalu dijaga dan menemani Dia, Dia butuh teman sebagai sandaran, kalau perlu bawa pada psikolog atau psikiater" Ucap dokter menepuk pundak Papa Erine dan meninggalkan ruangan.

Papa Erine berjalan menghampiri Erine yang sedang duduk di kursi, ia berjongkok di depan putrinya itu, sepertinya hal yang dokter sampaikan tadi harus disampaikan pada Erine selaku teman terdekat Oline

"Erine sayang, dengerin Papa ya? Kata dokter, kondisi kesehatan fisik maupun mental Oline sangat buruk, Dia butuh temen, Dia butuh sandaran, Kamu temenin Dia ya sayang? Papa tau Kamu sayang banget kan sama Oline? Jangan biarin Dia sendirian ya nak" Ujar sang papa menggenggam kedua tangan Erine

Erine mengusap sisa air matanya "Pasti Pa, Erine pasti selalu ada di samping Oline"

"Yaudah sekarang yang mau jenguk Oline silahkan, tapi jangan rame-rame masuknya, dua atau tiga orang nanti gantian" Ucap Papa pada seluruh orang yang ada di sini

Teman-teman Erine dan Oline masuk secara bergantian untuk melihat kondisi Oline, sedangkan Erine menunggu hingga terakhir, Dia memilih menjadi yang terakhir karena ingin bersama Oline lebih lama

"Kamu masuk gih, temen-temen yang lain udah pada selesai itu, Papa sama Mama mau ke kantor polisi, ini perlu diurus" Ujar sang Papa mengelus pucuk kepala Erine, Erine mengangguk paham kemudian memasuki ruangan Oline.

Oline kini duduk dan bersandar pada head board kasur, ia tersenyum lebar memperlihatkan gigi gingsulnya, melihat Erine yang memasuki ruangannya, sedangkan Erine memperlihatkan raut wajah sedih, kesal, dan marah, Oline sudah mempersiapkan diri jika Erine akan memarahinya setelah ini.

Kini Erine berdiri di samping kasur nya, tanpa berkata apapun Erine mendekap tubuh kurus Oline dan menangis tersedu-sedu, ia tak tega melihat Oline, ingin sekali memarahinya namun tidak ada tenaga dan waktu untuk itu.

Dirasa sudah tenang Oline menjauhkan tubuh Erine, dan menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu pada kursi yang disediakan.

"Jangan nangis, Aku gapapa" Ucap Oline mengusap sisa air mata Erine

"Bohong! Kamu bohong, Kamu ga pernah baik-baik aja, Oline" Jawabnya sembari kembali menangis

Oline kembali memeluk tubuh mungil Erine, membiarkan Dia menangis dipelukannya.

"Kalau aja kemarin aku telat gimana? Aku ga bakal liat Kamu lagi sekarang" Ucap Erine di sela-sela tangisannya yang masih setia dipeluk oleh Oline

"Iya, maaf Aku tau Aku salah, maaf Erine" Bisiknya di telinga Erine

Mereka berdua mengobrol menghabiskan waktu bersama, sedangkan teman-temannya di luar juga mengobrol bersama, sesekali mereka memperhatikan Oline dan Erine yang berada di dalam.

"Rin, kalaupun besok Aku beneran pergi gimana?"

"Gaakan. Aku gaakan biarin Kamu pergi, kalau Kamu mau lakuin hal yang sama kaya kemarin, Aku akan jadi orang yang nolong Kamu lagi, Aku akan selalu ada di samping Kamu"

"Kalau emang Aku pergi karena waktunya, Kamu tetep ga bolehin aku buat pergi?" Tanya Oline sembari menggenggam tangan Erine

Suasana hening beberapa saat, begitu juga yang di luar, hening mendengar Oline yang berbicara seperti itu

Erine menghela nafas berat "Kalau emang Kamu pergi karena udah waktunya, Aku bakal jadi orang yang selalu ada disamping kamu.. Dan Aku juga yang akan nganter Kamu ke tempat peristirahatan terakhir Kamu" Berat sekali Erine mengucapkan hal tersebut

Oline tersenyum mendengar jawaban Erine, sedikit lega rasanya.

"Lagian ga usah nanya yang aneh-aneh bisa? Selagi kamu masih di sini, aku bakal selalu bareng-bareng sama Kamu"

"Walaupun Kamu ga di sini, kita juga bakal tetep bareng-bareng terus, karena Kamu ada di sini, di dalem sini" Lanjut Erine sambil memegang dada nya

"Because I lo-" Belum sempat Erine menyelesaikan kalimatnya, Oline meletakkan jari telunjuknya di bibir Erine

"Jangan bilang itu sekarang, Aku tau Erine, Aku tau, Karena Aku juga sama" Ucap Oline sambil tersenyum ke arah Erine

"I love you Erine, always"

***

Dua chapter lagi aku akan menyelesaikan cerita ini, dan akan aku up di hari ini jugaa
See you next chapter👋

You Are Not Alone [ORINE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang