4

456 54 3
                                    

HAPPY READING!!

Erine kini berada di ruang tamu bersama Kimmy adiknya, menonton siaran televisi yang sebenarnya tidak terlalu menarik untuk di tonton.

"Kim kenal Oline ga?" ucap Erine memulai percakapan

Kimmy nampak sedikit berfikir, mengingat apakah ia mengenali orang bernama Oline itu.

"Ah kak Oline anak seangkatan sama kakak? Yang orangnya pendiem dan cuek mampus, yang itu bukan?"

"Heh ga boleh gitu, tapi iya yang itu sih" Erine menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Bukan kenal tapi ya tau aja, anak paling pendiem di sekolah, cuek, irit ngomong, atau bahkan hampir ga pernah ngomong sih, kaya ga punya semangat hidup" Kimmy berucap seperti sedang mendeskripsikan Oline

"Memang benar, karena dia kayanya kehilangan sebagian dari hidupnya" batin Erine

"Lah habis nanya malah bengong sendiri, dari kemaren gitu mulu, dasar aneh" ucap Kimmy yang sedari tadi memperhatikan Erine yang sedang terdiam

"Ah engga lagi mikirin tugas aja, numpuk" ucap Erine berbohong

"Yaudah kakak mau ke kamar ya, nanti tolong bukain pintu kalau Mama sama Papa dateng" ucap Erine lalu berdiri dan mengelus pucuk kepalanya singkat

Kimmy tak menjawab Dia hanya mengacungkan jempolnya dan lanjut menonton TV.

***

"Mama Papa pulang" ucap kedua orang tua Erine dan Kimmy. Sesuai permintaan Erine Kimmy lah yang membukakan pintu untuk kedua orang tuanya.

Erine yang seperti mendengar suara dari kedua orangtuanya itu segera beranjak dari kasurnya, dan menghampiri kedua orang tuanya.

Erine kemudian memeluk sang Papa sedangkan Kimmy memeluk sang Mama. Hanya berbagi, bukan menyayangi salah satu, karena keluarga Erine saling menyayangi satu sama lain.

"Utututu kayanya lagi pada dilanda rindu ini" ucap sang Papa terkekeh

Erine dan Kimmy mengangguk dengan cepat, mereka tidak sungkan mengakui itu, karena faktanya memang mereka berdua merindukan orangtuanya yang beberapa hari ini tidak di rumah dengan alasan pekerjaan.

"Alay deh, orang di rumah juga ada bi Imah (art) sama pak Ucup (satpam) ya ga Ma" ucap sang Papa sambil menoleh pada sang Mama

"Udah deh Pa Kamu tuh ya masih aja suka usil ke anak-anak" Ucap Mama menggelengkan kepalanya

"Tau tuh dasar bapak-bapak" sahut Kimmy

"Sekarang siapa yang kangen masakan Mama?" ucap Papa dengan excited dan menatap kedua anaknya secara bergantian

"AKU AKU AKUU!!" Sahut mereka secara bersamaan

***

Malam hari ini Erine berada di Kamar orangtuanya bersama Mamanya, sedangkan Kimmy berada di ruang tamu bersama Papa dan menonton televisi.

Kini Erine tidur di pangkuan Mamanya sambil memikirkan banyak hal mengenai Oline. Mama yang mengerti akan sifat anaknya yang akan menjadi sangat manja ketika memikirkan banyak hal.

"Kenapa sayang?" Tanya Mama nya pada Erine, ia membelai tiap helaian rambut milik anaknya itu

"Ma, Erine punya temen, Dia... Dia orangnya dingin, cuek, dan menarik diri dari lingkungan, tapi sebenernya Dia baik, hangat, juga peduli, cuma susah buat di deketin. Kayanya dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga di hidupnya Ma, Dia seperti kehilangan sebagian dari hidupnya, sorot matanya tiap hari selalu memancarkan kesedihan, gatau kenapa setiap kali Erine lihat Dia rasanya ga tega banget, Erine pengen selalu nemenin Dia, pengen jadi sandaran buat Dia" Ucap erin yang kini menghadapkan wajahnya keatas dan menatap sang Mama dengan mata yang berkaca-kaca

Mama tersenyum memandang Erine, ia tau betul bahwa anaknya ini sangat perasa, dia bahkan bisa merasakan kesedihan seseorang melalui sorot matanya.

"Temani Dia nak, Dia pasti butuh seseorang meski hanya untuk sekedar membagi ceritanya, membagi keluh kesahnya selama ini, maupun sebagai tempatnya bersandar" ucap mama mengelus pipi Erine

Gadis itu kini terlelap dalam dekapan Mamanya, Mamanya memilih untuk tidak membangunkannya, biarkan dia tidur bersamanya malam ini, sepertinya banyak hal yang ia pikirkan belakangan ini.

***

Di sisi lain Oline tengah ketakutan sekarang, sepertinya emosi Papinya sedang meluap-luap entah apa yang mempengaruhinya, yang jelas tubuh Oline sudah gemetar sekarang. Apa yang akan Papinya lakukan, pikirnya

Papi Oline sudah siap dengan gulungan kabel yang ia genggam, ia mendaratkan pukulan bertubi-tubi pada tubuhnya. Tubuh Oline bergetar, ia tak ingin melawan, hanya menundukkan kepala dan menerima semua yang Papanya berikan, tak ada satu katapun yang Oline ucapkan hingga Papinya pergi lagi dari rumah.

Seketika badannya ambruk, tangis yang sedari tadi ia tahan akhirnya pecah.

"Mami.. Boleh Oline nyusul Mami?" Monolog Oline di sela-sela tangisannya, berapa lama lagi ia harus menahan rasa sakit ini sendirian

"Kenapa harus Oline, Oline ga sekuat itu untuk menerima semua ini, Oline cuma anak kecil yang masih butuh kasih sayang dari kedua orangtuanya, Oline cuma anak kecil yang mau di manja sama orangtuanya" keluh Oline disertai isak tangis nya, sesak sekali jika di rasakan.

"Erine.. Aku butuh Kamu.."

***

Meski sedang tertidur entah kenapa Erine merasakan perasaan yang tidak enak, tidurnya pun terusik, ia terbangun dan mengambil ponselnya, apakah ada yang terjadi dengan Oline?

Erine menuruni anak tangga satu-persatu, menghampiri keluarganya yang menonton TV di ruang tamu. Ia langsung saja duduk di sebelah kanan Papa, karena di sebelah kirinya ada kimmy dan Mama. Ia memeluk Papa dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Papa.

"Kenapa sayang?" Tanya papa sembari mengelus kepalanya

"Ga tau Pa, perasaan Erine tiba-tiba ga enak, Erine jadi kebangun" jawabnya tiba-tiba saja menangis

"Cup cup, mungkin kamu lagi capek aja sayang, udah jangan nangis, tidur lagi aja ya" ujar Papa menepuk-nepuk pelan punggung Erine

"Iya kayaknya Pa, Kimmy lihat dari kemarin kakak sering ngelamun, mungkin lagi banyak pikiran" sahut Kimmy

Mama sepertinya tau apa yang sedang Erine pikirkan belakangan ini, sepertinya menyangkut tentang sosok teman yang tadi ia ceritakan

"Jangan terlalu dipikirin ya sayang" ucap Mama tersenyum pada Erine

"Hmm" Erine berdehem sebagai jawaban, ia melanjutkan sesi tidur yang sempat terganggu

***

HAII SEMUAAA
Aku up lagiii, semoga suka dengan ceritanya yaa, maaf jika alurnya membingungkan:(

INFOOOO
Bagi yang kemarin sudah baca chapter awal² kalau merasa ada yang janggal, itu ada di bagian panggilan Oline kpd orangtuanya yg aku ganti jadi Mami dan Papi karena akan membingungkan kalau sama kaya Erine :(
So kalau terganggu dan berniat silahkan baca ulang aja yaa karena sudah aku revisi, tp kalau tidak mau tidak apaa, soalnya gaada hal lain yg aku ganti cuma itu saja hehe
Byeee see you next chapter 👋

You Are Not Alone [ORINE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang