7

692 76 4
                                    

HAPPY READING!!

Keesokan harinya, matahari mulai naik memancarkan sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela dan mengusik tidur nyenyak Oline.  Semalam mereka sepakat hari libur ini akan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan. Oline pun terbangun dari tidur nya, melihat jam yang ternyata masih pukul tujuh, mereka berdua memang ingin jalan-jalan tapi sedikit lebih siang. Tidak ingin gadis disampingnya terusik, Oline memutuskan untuk menutup gorden jendela dan menyelimuti gadis itu, ia kemudian memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

Beberapa saat kemudian, Oline belum kunjung menyelesaikan aktivitas mandinya, hingga Erine terbangun dari tidurnya.

"Oline!" Teriak Erine

"Sebentar Erine, ini udah mau selesai" Oline yang merasa dirinya terpanggil pun buru-buru menyelesaikan kegiatannya

Oline keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah, ia menghampiri Erine yang sudah terduduk namun masih memejamkan matanya.

"Kenapa Erine? Aku habis mandi tadi, maaf ya"

Erine tak menjawab pertanyaan dari Oline, dia beranjak dari kasur dan mendekati Oline kemudian melingkarkan kedua lengannya pada pinggang milik Oline, dan memejamkan matanya kembali.

"Rambutku masih basah Erine, nanti kamu ikutan basah. Kalau masih ngantuk tidur aja lagi, kita janjian masih agak siangan" ucapnya sambil mengelus singkat kepala Erine

Erine menghela nafasnya, dan melepaskan pelukannya, nampaknya ia sedikit kesal dengan Oline, ia menghentak-hentakkan kakinya persis seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen

Oline tersenyum tipis menahan tawanya, ingin menyenangkan gadis di hadapannya ini, akhirnya ia memeluk Erine. Erine pun tersenyum dibalik ceruk leher Oline

"Ekhem, halo kakak-kakak maaf Kimmy mengganggu waktunya, kata Mama disuruh bangunin kalian terus turun buat makan, tapi kayaknya Kimmy ga pas deh datengnya, maaf ya hehe"

Tiba-tiba terdengar suara di ambang pintu, kedua manusia itu reflek menoleh, Oline terlihat panik, ia berusaha melepaskan pelukannya.

"Ah ga gitu Kim" ujar Oline

"Kenapa sih biarin aja, Kimmy emang suka gitu"

"Kamu mandi dulu aja ya? Terus turun dan sarapan, habis itu kita berangkat"

"Yaudah deh" Erine menghela nafasnya

***

Kini Oline sedang berkutat di dapur, membantu Mama menyiapkan sarapan sembari menunggu Erine meyelesaikan kegiatan mandinya.

"Biar Mama aja Oline, Kamu duduk dan tunggu aja bareng Papa dan Kimmy, ini udah mau siap kok"

"Gapapa Ma, biar Oline bantu siapin piring-piring nya"

Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang memeluk tubuh Oline, Oline nampak terkejut kemudian berbalik dan mendapati Erine yang berdiri di sana.

"Jangan gini" terlihat Oline sedang panik sekarang

"Kamu kenapa deh, dari tadi gitu mulu, Aku ga gigit tau"

"Bukan gitu.."

Mama yang melihat itu hanya tertawa kecil, lucu sekali pikirnya, Erine dengan sifat manjanya dan Oline yang memang dingin dan pemalu.

"Gapapa Oline, anaknya emang suka gitu, Mama juga kalau masak suka tiba-tiba dipeluk" sahut Mama yang terkekeh

"Ih Mama apaan sih, kenapa jadi bongkar bongkar gitu" jawab Erine sedikit kesal

"Udah udah, ini udah siap, bawa ke meja makan, Kita makan dulu ya" ujar Oline

Di meja makan sudah ada Papa dan Kimmy yang menunggu. Mereka akhirnya melaksanakan sarapan pagi bersama-sama, dengan Oline juga tentunya.

"Ma, Pa, Erine izin keluar ya, mau jalan-jalan, bareng Oline kok" ucap Erine yang sudah menghabiskan sarapannya

"Iya sayang, tapi hati-hati ya di jalan, atau mau Papa anter? oh iya motor Oline udah bener, tadi pagi pihak bengkel nganter ke rumah, sekarang ada di garasi" ujar sang Papa

"Kita naik taksi aja ya? atau mau di anter Papa?" tanya Oline

Erine menggeleng dengan cepat "Naik motor Kamu ajaa!!"

"Kalau naik motor nanti Kamu kepanasan Erine"

"Enggaa, pliss naik motor aja yaa? aku pengen keliling-keliling sambil naik motor"

Oline kini hanya memandang pada Papa Erine, sedikit takut jika tidak diberi izin.

"Yaudah gapapa sayang, Oline hati-hati ya bawa motor nya" ucap Papa sambil tersenyum

Oline nampak tersenyum lega, sedangkan Erine bersorak senang.

***

Hari sudah sore, mereka berdua sudah menghabiskan waktu seharian penuh tadi, kini mereka berdua duduk di bangku taman, menunggu tenggelamnya matahari, dengan membawa cone es krim di tangannya.

"Mau coba?" Erine menyodorkan cone es krim miliknya

"Ga usah, ini aja"

"Kamu masih irit ngomong ya, tapi ga se dingin dan se cuek awal kita ketemu" ujar Erine dan terkekeh pelan

Oline mengalihkan pandangannya, ia nampak tersipu malu, pipinya memerah dan wajahnya memanas sekarang.

"Lihat deh sunset nya cantik" ujar Erine

"Hm" Oline hanya berdehem sebagai jawaban, ia tidak memandang sunset melainkan wajah Erine

Erine yang sadar sedang di perhatikan kemudian menoleh pada Oline hingga tatapan keduanya bertemu, Oline menyelami mata indah milik Erine, mata yang selalu terpancar kebahagiaan dan keceriaan. Begitu pula Erine yang menyelami mata sayu milik Oline yang selalu memancarkan kesepian dan kegelapan.

"Udah gelap ayo pulang" ajak Oline

"Bentar Aku mau kita ke satu tempat"

***

Kini mereka berdua berada di danau dekat taman yang mereka kunjungi tadi. Oline mengernyitkan dahi, ini adalah tempat yang sering ia kunjungi jika ia sedang bersedih. Mereka berdua akhirnya duduk di tepi danau tersebut dan memandang sinar rembulan malam itu.

"Kamu tau tempat ini sejak kapan? tanya Oline penasaran

"Eumm, sejak lama" ia menaruh jari tangan pada dagunya seolah sedang berpikir

"Aku bahkan selalu lihat Kamu disini, Kamu aja yang ga pernah lihat sekitar"

"Hm" Oline berdehem sebagai jawaban

Hening, tak ada lagi yang bicara saat ini, mereka berdua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Cantik ya"  Ucap Erine menoleh ke arah Oline

Erine memandang Oline, begitupun sebaliknya, Erine kemudian menangkup kedua pipi Oline. memperhatikan wajah lelah milik Oline, pipi tirus, serta mata sayu seperti orang yang mengantuk.

"Kamu tau ga? Bulan itu gabisa menghasilkan cahaya sendiri, karena cahaya dari bulan itu pantulan dari matahari, dengan kata lain bulan itu butuh matahari"

"Kamu juga, Kamu butuh orang lain Oline, bulan yang memancarkan sinar seindah itu aja butuh bantuan dari matahari, Kamu pun begitu, kalau Kamu butuh orang lain yang bisa buat kamu bahagia, yang bisa Kamu andalkan, serahin itu ke Aku, ga semuanya bisa kamu tanggung sendirian, bagi beban Kamu ke Aku, Oline."

"Ga usah, Aku bisa sendiri" jawabnya datar

Erine tersenyum tipis mendengar jawabannya, tentu ia tau jawaban itu yang akan keluar dari mulutnya, gadis itu tetap saja keras kepala.

"Pulang yuk!"

***

Halooo apa kabarr?? Semoga selalu baikkk
Kalau suka jangan lupa votee yaaa, terimakasiii
See you next chapter yaa!!

You Are Not Alone [ORINE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang