Maaf kalau ada typo yang bertebaran
Happy reading 💐✨🌻
Waktu seharian ini aku habiskan dengan melihat sunset di pantai. Tidak lupa selalu ditemani oleh dia, walau masih lewat telfon. Sesibuk apapun kerjaan dia , dia tidak pernah lupa untuk mengabari. Menikmati sunset sambil, merasakan deru ombak yang tenang. Hembusan angin mengalun dengan santai, menyibak kerudungku secara perlahan. Banyak sekali orang yang sedang memancing di sini. Dari kalangan bapak bapak, dan ada juga yang dengan keluarga mereka. Saat aku melihatnya sungguh indah keluarga mereka. Anak nya sibuk main pasir sedangkan ayahnya sibuk dengan pancingnya. Dan ibu mereka hanya memantau. Kebahagiaan terlihat jelas di keluarga mereka.
Aku mulai berjalan menyisiri pantai. Ingin sekali bermain air, namun saat aku mulai mendekatinya, dan ombak mulai datang ke arahku. Justru aku lari menghindarinya. Tidak tau kenapa, aku sering kali seperti itu. Kalau ingin sekali bermain air, pindah dari tempat itu saja aku segan. Oiya aku punya ini
Kenapa air laut itu asin?
Karena yang manis itu kamu sayangBanyak sekali kepiting laut di sana, banyak rongga-rongga di pasir itu. Saat aku mulai membuka satu persatu, ada satu kepiting di sana, saat aku ingin menangkap nya, dia lari dengan begitu kencang nya. Aku mulai mengejarnya kesana kemari, namun nihil aku tidak mendapatkan nya. Begitu susah menangkap nya, badan kepiting itu kecil namun berlarinya sangat lincah. Semakin sore semakin banyak sekali yang datang. Ada juga yang dari organisasi camping, dari keluarga hingga kalangan anak sekolah maupun anak perkuliahan. Sunset hari ini sangat begitu indah, warna yang perpaduan orange dan kuning langsat menggambarkan betapa indah nya sunset hari ini. Memandang nya pun tidak bosan. Angin mulai berhembus lumayan kencang dan waktu sebentar lagi memasuki maghrib, aku memutuskan untuk pulang. Mengambil kunci motor dan mulai menjalankannya. Disepanjang jalan menuju keluar pantai, banyak sekali penjual ikan di sana dan juga oleh-oleh lainnya. Aku tidak sempat berhenti untuk membeli makanan di sana, dikarenakan waktu sudah mulai larut dan jalanan lumayan sepi.
Sesampainya aku di rumah banyak sekali yang bertanya kepadaku, seperti ini lah kiranya
"Dari mana Mimi?."
"Kemana aja Mimi kok baru pulang."
"Kok pulang jam segini."
Tidak banyak aku mendapat pertanyaan seperti itu. Wajar saja aku pulang hampir mendekati waktu Maghrib, yang harusnya sudah di rumah aku masih diluar. Dan aku pun menjawabnya
"Habis dari pantai, nyari sunset dong."
"Owalah dari pantai to."
"Iya bulek, sekali kali healing walau cuma di pantai aja."
"Yaudah bulek Mimi mau masuk dulu."
"Iya Mimi."
Sehari saja tidak chat dengan dia, aku begitu rindu, sangat rindu. Segera aku membersihkan badanku dan mengambil makan, tidak lupa mengabari dia. Aku banyak cerita dengan dia gimana tadi aku di. pantai. Dia mendengarkan ku dengan teliti dan sering kali bertanya "capek engga sayang, kalau cape istirahat aja yah." Dan aku pun membalasnya. "engga sayang, engga capek kok". Kita mulai melanjutkan telfon nya waktu itu. Hingga aku tertidur dengan pulas, tidak lupa ditemani oleh dia pastinya. "bobo gih udah ngantuk kamu pasti, aku temenin." Aku pun mulai memenjamkan mataku, tidak lupa dengan berdoa terlebih dahulu. Suara yang ada disekitar ku sedikit mereda karena aku sudah mulai terlelap. Waktu di telfon tadi, hanya sebentar dan beralih ke video call. Aku selalu salah tingkah jika di tatap olehnya. Hati aku seperti ke jedag-jedug di setiap harinya. Terpampang jelas raut wajah yang sangat bahagia saat aku selalu menunjukkan diriku di cermin kaca. Wajah yang bersemi, mata yang berbinar dan senyuman yang begitu indah. Aku mulai berkata
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweis
Teen FictionGadis cantik berusia 21 tahun, yang hidup dikeluarga sederhana, bersama kedua orang tuanya. Yang bertempat tinggal di Yogyakarta. Anak satu-satunya dari keluarga tersebut. Memiliki hobi memasak, menggambar, menulis, dan aku juga hobi makan. Oiya mak...