Edelweis ( Bab 10 )

6 4 0
                                    

Maaf kalau ada typo yang bertebaran

Happy reading 💐✨🌻

Aku, anaknya hobi healing, tapi yang paling jauh hanya di gunung kidul. Aku pernah ke pantai Drini, pantai Indrayanti, pantai Baron, pantai Kukup, pantai Sepanjang. Yang paling aku suka yaitu pantai Sepanjang, karena disana ombak tidak terlalu besar jadi bisa buat sekalian main air maupun mandi. Bisa juga mencari ikan disana. Sudah ada persediaan jaring dan juga ember kecil. Tempatnya sejuk. Aku pernah menemukan teripang, gurita. Namun mencarinya sangat susah, harus benar benar teliti. Pemandangan disana sangatlah bagus, dengan pasir putihnya dan karang maupun kerang kecil. Kalau hari itu aku dengan keluarga aku ingin sekali menjelajah pantia bersama dia. Apalagi diwaktu sore hari untuk melihat sunset. Menjadi kebahagiaan tersendiri jika bersama dia bukan.

Indahnya melihat sunset jika bersama dia

Menikmati suasana berdua ditemani deru ombak yang menenangkan fikiran. Dan ditambah deptalk sama pasangan. Sangat sangat menyenangkan. Waktu pertama kali video call dengan dia, dia tidak menunjukkan wajah nya secara langsung hanya menunjukkan sisi wajahnya saja. Namun dia masih kelihatan tampan. Tingkahnya begitu lucu. Semakin lama kita melakukan video call. Dia mulai menunjukkan wajahnya. Terpampang ulasan senyuman di wajahku. Setiap video call aku sering banget tersenyum tapi pernah nangis juga sih. Dia melihat aku nangis, melihat muka aku kalau badmood, muka tidur. Dia masih menyebutku dengan kata cantik. Padahal waktu aku melihatnya sendiri itu seperti aneh saja waktu tidur. Apalagi muka belum mandi pun dia tetap menyebutku dengan sebutan cantik.

Kebahagiaan yang tidak akan hilang sampai kapan pun. Akhir akhir ini aku memang membicarakan pasal kebahagiaan. Karena apa?. Karena kebahagiaan itu lewat dari diri kita sendiri gimana cara buat olahnya. Terutama aku mendapatkan kebahagiaan itu dari dia. Nikmat mana yang mau di dustain.

Bunga merekah dipanggil jalan kota Jogja. Banyak sekali penjual bunga di sana. Beraneka ragam jenis nya. Dari mawar, melati, semuanya indah. Hahaha tidak tidak, mulai dari bunga mawar, melati, tulip dan bunga hias lainnya. Aku hanya melihat lihat nya saja, kalau mau beli aku belum punya tempat untuk menyimpan bunga. Takutnya nanti menjadi mati. Walaupun bunga walaupun disimpan berapa lama itu akan layu. Tapi rasa sayang aku yang aku berikan ke dia tidak akan pernah layu. Akan aku beri pupuk dan menyiramnya agar menjadi lebih indah. Karena membahas bunga aku jadi ingat waktu aku masih kecil berebutan meminta bunga ditempat orang nikahan. Sampai kalau aku tidak kebagian aku merajuk. Dan menekuk muka aku. Bagaimana tidak saat aku sudah mengambil bungnya. Dengan cepat temanku merebutnya. Dan alhasil aku hanya mendapatkan beberapa tangkai saja. Setelah mendapatkan nya aku segera pulang, aku menaruhnya tidak di vas bunga, tapi hanya di gelas plastik waktu itu. Kalau mengingat waktu kecil se menyenangkan itu.

Setelah kepergian Afni jadi terasa aneh. Sekarang grup nya mulai sepi. Tidak ada pembahasan sama sekali semua, sama sama sibuk. Hingga sekarang pun aku masih tidak menyangka. Sering kali dia datang ke mimpi aku. Dan selalu mimpinya nya kita ber empat. Setelah bangun dari tidur aku selalu bilang kaya gini. Afni kamu tadi datang ke mimpi aku. Makasih yah dan aku menitikkan air mataku. Aku juga bilang nanti malam datang lagi yah. Namun sekarang dia jarang sekali datang ke mimpi aku. Sampai sampai aku bilang Afni aku kangen datang dong ke mimpi aku dong. Namun dia juga belum datang. Kadang saat kita tidak meminta dia datang dengan sendirinya, namun, saat kita meminta dia engga datang. Sekarang hanya sisa kita bertiga saja. Namun aku hanya sering chat dengan Aliz saja, tidak pernah dengan Vita. Aliz pernah bilang ke aku seperti ini

Room chat

Aliz
Eh Mimi kamu nyadar ngga sih sekarang Vita itu beda, dia ngga kaya dulu

Edelweis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang