8. Sebatas membantu

52.4K 4.1K 15
                                    

Seperti biasa..
HAPPY READING SENG-SENGKUH💓

😇😇😇

Bianca dan Antonio berjalan beriringan memasuki sebuah mall ternama di pusat kota. Gadis itu mengayun-ayunkan tangannya yang menggenggam tangan sang ayah dengan riang. Matanya terus mengedar, melihat-lihat isi mall yang bermacam-macam, siapa tahu ada yang ia inginkan.

"Kamu mau ke mana dulu?" tanya Antonio kepada putrinya

"Eumm..." Gadis itu tampak berpikir. "Belanja dulu kali ya," putusnya yang diangguki oleh Antonio.

Mereka berdua berjalan menuju lantai berikutnya yang merupakan tempat fashion.

Gadis itu terus bersenandung ria selama perjalanan. Sungguh ia merasa senang karena bisa merasakan kasih sayang seorang ayah sekali lagi. Namun hatinya tak pernah luput dari rasa takut akan apa kemungkinan yang terjadi di masa depan.

"Ayah, Bia sayang Ayah," ujarnya sembari tersenyum manis.

Pria paruh baya itu mengelus puncak kepala sang putri dengan lembut. "Ayah juga sayang Bia."

.
.
.

Sudah hampir satu jam Bianca memilih-milih baju yang cocok untuknya. Sementara Antonio memutuskan duduk di kursi yang disediakan sembari menyelesaikan sedikit pekerjaan.

Setelah beberapa waktu kemudian, Bianca akhirnya mengeluarkan satu dress berwarna moca dari gantungan.

"Ini bagus." Ia tersenyum senang, kemudian memilih satu outer yang senada dengan dress tanpa lengan itu.

Ia kemudian pergi ke ruang ganti untuk mencoba baju barunya sebelum diperlihatkan kepada Antonio.

"Ayah, bagus nggak?" Bianca memutar tubuhnya di depan Antonio

Pria paruh baya itu berdiri. "Putri Ayah cantik sekali."

"Hehe, anak siapa dulu dong," guraunya.

"Ayah tunggu di sini dulu ya, biar Bia bayar ke kasir dulu." Gadis itu kembali masuk ke ruang ganti untuk melepas dressnya kemudian menuju kasir. Sebelumnya, ia sudah membeli sebuah piyama beruang dan beberapa setelan kemeja untuk ayahnya.

"Sekretaris Antonio?" suara sapaan familiar itu mengalihkan perhatian Antonio dari tab-nya. Dilihatnya sang atasan yang berdiri di depannya. Pria itu sontak langsung berdiri dan membungkuk memberi hormat

"Sedang apa Anda di sini?" tanya lelaki itu

"Saya sedang menemani putri saya berbelanja, Tuan," jawabnya.

Tampak Nathaniel yang celingukan mencari keberadaan putri yang dimaksud oleh Antonio.

"Di mana dia?"

"Dia sedang membayar barangnya di kasir, Tuan," kata Antonio sembari menunjuk ke arah kasir yang memiliki antrean lumayan panjang.

Nathaniel mencoba mencari-cari sosok punggung yang sama seperti yang ia lihat di depan gerbang universitas tadi. Di sana, gadis berambut panjang dengan pakaian yang sama seperti yang sempat ia lihat tengah berdiri membelakanginya di tengah antrean yang panjang.

Sementara itu, Nathan kembali melihat ke arah lain, di mana Naqila dan Dean mulai berjalan meninggalkan toko baju tersebut.

Rasa penasarannya begitu tinggi dengan sosok anak perempuan dari sekretarisnya itu, namun ia tidak bisa berlama-lama di sini atau ia akan kehilangan jejak Naqila dan juga Dean.

"Baiklah, nikmati waktumu sekretaris, saya pergi dulu," ujar Nathan kemudian segera berlalu pergi untuk mengikuti arah perginya sepasang manusia itu.

.
.
.

Figuran : Change Destiny of The Antagonist (END) || Segera TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang