•
•
•
•
Jam istirahat sudah dimulai. Beberapa kelas rata-rata melewati jam pelajaran pertama tanpa diisi oleh guru mata pelajaran masing-masing. Tampaknya para guru dan penjaga sekolah masih dimintai pertanggungjawaban atas hilangnya beberapa rekaman CCTV yang mengarah pada petunjuk kematian Uchiha Itachi.
Tidak ada yang keberatan dengan jam kosong, iya kan?
Para siswa yang sudah kelaparan segera berlarian keluar untuk makan siang di kantin sekolah.
Sementara yang lain masih merapikan buku yang berantakan di atas meja, Hinata keluar lebih cepat meninggalkan kelas, dia bahkan sama sekali tak berbasa-basi mengobrol dengan teman-temannya untuk sekedar memberitahu bahwa ia ingin pergi ke suatu tempat lebih dulu.
Melihatnya yang sering murung belakangan membuat Ino dan Tenten merasa bersalah dan merasa tidak berguna sebagai teman.
Tenten menghela nafas panjang, ekspresi wajahnya berubah sedih. "Gadis itu terlalu banyak memendam, dia jadi kesulitan mengobati luka hatinya" Terlepas dari fakta bahwa Tenten sedang berpacaran dengan Neji, perasaan sayang dan khawatirnya terhadap Hinata yang merupakan adik sepupu Neji itu tetaplah murni dan tulus tanpa ada embel-embel 'calon adik ipar'.
Sakura memang tidak pernah mempelajari soal psikologi manusia. Namun dengan yakin Sakura akan bilang bahwa bukan alasan-alasan kecil seperti itu yang membuat Hinata tidak kunjung terlepas dari rasa traumanya setelah melihat jasad seseorang ataupun genangan darah yang membasahi lantai semen lapangan. Itu karena Hinata mengetahui sesuatu.
Sakura tersenyum lembut, berusaha mengambil alih. "Aku akan coba berbicara padanya secara empat mata. Aku tidak yakin seratus persen, tapi akan ku coba."
Ino menautkan kedua alis, sedikit cemas, "kau yakin tak butuh bantuan kami?" Dengan senang hati Ino akan mengulurkan tangan jika dibutuhkan.
Sakura hanya menggeleng sebagai jawaban. Kaki jenjang gadis tersebut segera membuat langkah lebar guna mengejar Hinata yang keluar bersama kerumunan anak-anak lain beberapa saat lalu.
Hinata, gadis cantik beriris violet itu menaiki lantai dua. Matanya sibuk melirik ke segala arah seakan hendak memastikan bahwa tidak ada satupun orang yang tengah memperhatikannya. Beberapa saat kemudian dia masuk ke dalam ruang musik yang sepi tak berpenghuni sendirian. Caranya menepi membuat Sakura semakin curiga. "Adakah seseorang yang ingin dia temui?" Tanya Sakura dalam hati.
Setelah berhasil masuk, bunyi getaran ponsel mengisi ruangan. Tangan Hinata gemetar tatkala menatap ke layar ponselnya yang menunjukkan bahwa nomor privat yang terus menerornya sekarang sedang mencoba menghubunginya lagi. Jika Hinata tak mengangkatnya, hidupnya tak akan aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET OBSESSION FOR YOU [SasuSaku FF]
Fanfiction⚠️ FANFIC SASUSAKU⚠️ Credit by Masashi Kishimoto Cerita dan Alur murni dari author sendiri! No Copas! Sang Matahari ☀ Aku bisa mempengaruhi emosi siapa pun yang membiarkanku mengontrolnya. Aku akan membuatmu terluka, membuatmu menangis, membuatmu t...