Bab.9 Keadaan Genting

81 21 0
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di saat yang bersamaan...

Sasori baru saja selesai mengikuti ekskul seni patungnya, kali ini dia keluar lebih awal dibanding hari biasanya. Dia mendapat panggilan oleh keluarga utama Senju.

Pemuda berwajah mungil itu berjalan menyusuri lorong yang mulai lengang. Memang ini sudah jam untuk mereka para siswa pulang ekskul. Sesekali dia mengecek jam kulit yang melingkar dipergelangan tangannya.

Sasori memelankan tempo kakinya ketika sudah hampir melewati ruang seni musik. Ternyata beberapa siswa juga baru keluar dari sana, Sasori berlari kecil menghampiri gadis berambut pirang panjang yang Sasori kenali sebagai salah satu teman kelas adiknya. "Permisi, nona Yamanaka." Panggilnya. Dia merasa aneh karena Sakura tidak kunjung kelihatan.

Ino tersentak kaget, ia menengok ke belakang. "Kak Sasori? Halo," sapa Ino ramah sambil melambai. "Ada apa kak?" tanyanya penasaran.

Sasori tidak begitu banyak bicara, dia masih menengok kesana kemari seperti orang yang hendak menyeberang jalan. Beberapa saat kemudian, ia menurunkan pandangan dan menatap lawan bicaranya, dan langsung menanyakan keberadaan adik perempuannya. "Sakura tidak ada bersamamu, dia ada di mana?"

Ekspresi Ino berubah sedikit khawatir, dia pun sebenarnya hendak mencari Sakura juga saat itu. "Aku juga sedang ingin mencarinya. Tadi sebelum jam selesai, dia bilang padaku ingin pergi ke toilet. Tapi setelah itu dia tidak kunjung kembali."

Sasori membeliak, bisa dilihat bahwa sekarang dia sedang cemas. "Terima kasih." Sasori membalikkan badan, kembali ke lantai dua di mana toilet siswa berada.

"Kak, tunggu! Aku akan ikut denganmu!"

Ino berusaha keras menyamai langkah kaki Sasori. Walaupun sampai detik ini masih tertinggal jauh dibelakang.

Sudah sepatutnya Ino ikut khawatir kepada gadis yang sudah ia anggap sebagai sahabat itu, tapi jujur saja, kali ini dia lebih fokus kepada Sasori. Setahu Ino, lelaki rupawan dan berwajah mungil itu tak pernah menunjukkan sisi gelisahnya. Dia selalu tersenyum disetiap keadaan, baik saat ada orang yang memprovokasi atau menjelekkan dirinya. Untuk pertama kalinya, Sasori membuat ekspresi yang lain.

Sasori tak mempedulikan gadis yang kesulitan mengikutinya di belakang, dia tetap berlari melompati beberapa anak tangga yang dirasa tak perlu ia pijak. "Sakura..." jantungnya berdetak tak nyaman.

Begitu kaki Sasori berhasil menginjak anak tangga terakhir, muncullah Naruto yang keluar dari toilet bersama Sakura di punggungnya. Naruto sedang menggendong Sakura yang berkeringat dingin dan amat pucat, nafasnya tersengal-sengal.

Sasori bergegas menghampiri Naruto yang berusaha menolong adiknya. "Sakura...!"

Putra tinggal Minato dan Kushina itu merasa lega saat Sasori datang, bukan karena ia tak ingin menggendong Sakura, tapi jika ada pihak keluarga yang tahu itu jadi lebih tenang. "Maaf, kak. Tadi aku melihat Sakura jatuh di toilet, jadi aku menggendongnya. Aku berniat membawanya ke UKS sebentar."

SECRET OBSESSION FOR YOU [SasuSaku FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang