Bab.11 Kesempatan

110 22 1
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sasuke memelankan langkah kakinya. Di rumah sepi yang terlihat seperti tak berpenghuni itu, samar-samar dia mendengar bunyi deru nafas memburu dari satu ruangan paling pojok. Sasuke lantas tersenyum tipis, "Waktunya mengecek lebih dekat". Pemuda beriris Onyx itu sudah menghafal tata letak ruangan rumah keluarga Haruno— itu semua berkat dia yang menjadi penguntit Sakura sejak dua minggu lalu.

Cklek

Sasuke memutar knop pintu kamar Sakura. Ia pikir gadis itu sedang tertidur biasa, tapi rupanya ada tiang infus berdiri tegak di samping ranjangnya. Satu alis Sasuke terangkat heran, "Bukankah tadi pagi dia baik-baik saja?" pikir pemuda itu heran.

Kakinya mulai bergerak mendekati tepian ranjang. Di meja nakas sebelah ranjang Sakura, terdapat begitu banyak figura kecil berisi foto-foto masa kecil gadis musim semi tersebut. Mata elangnya memandang salah satu foto di mana Sakura kecil sedang memakai kimono berwarna biru tua sambil memegang permen apel khas festival masyarakat Jepang, senyumannya sangat polos, dan manis.

Tidak disangka, senyuman lebar yang terkesan polos itu sekarang dia pergunakan untuk menipu orang.

Sasuke kemudian mengalihkan pandangan pada sang empunya kamar yang masih terbaring lemah di sana. Dadanya naik turun dengan cepat, nafasnya begitu pendek, keringat dingin menetes dari keningnya yang lebar dan juga leher. Mulut Sakura sedikit terbuka berusaha membantu indra penciumannya meraup udara lebih cepat, kedua matanya terpejam erat seakan menahan sesak. "Hah... Hah..."

Sasuke menyentuh dahi basah Sakura dengan jari telunjuknya.

"Demamnya tinggi sekali."

Matanya mengarah naik ke kantong infus yang tergantung ditiang, "Infus ini tidak berguna rupanya."

Selepas itu Sasuke tidak lagi mempedulikan Sakura, tidak begitu ada rasa simpati yang terselip dalam diri Sasuke untuk gadis itu.

Dia berjalan mengelilingi kamar Sakura yang hampir seluruh isinya diwarnai senada dengan warna rambut musim semi nya itu.

"Ah, aku hampir lupa."

Sasuke berhenti di depan meja belajar Sakura lalu meletakkan alat penyadap suara yang dia pesan dari The Sound Four itu ke dalam laci meja belajar agar tak terlihat begitu mencolok. Tidak hanya sampai disitu, Sasuke juga memasang kamera kecil di beberapa tempat. Entah apa saja yang dia utak-atik, sekarang semua yang direkam oleh kamera pengintai itu akan tersambung ke ponsel nya.

"..." Sebuah buku bersampul putih menarik perhatian Sasuke. Senyumnya timbul tatkala menyadari bahwa yang dilihatnya adalah buku diary milik gadis berparas cantik natural itu.

SECRET OBSESSION FOR YOU [SasuSaku FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang