Bab. 14 Rekreasi Dadakan?

75 13 5
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari setelah malam pertemuan antara Sasuke dan Kakashi...

Anak-anak kelas unggulan, kelas yang dapat perlakuan paling istimewa dari sekolah, mereka justru dikumpulkan dalam ruang kelas saat jam istirahat tiba sementara anak-anak dari kelas lain sudah berkeliaran bebas di lorong.

Naruto menggerutu panjang lebar ketika gemuruh dalam perutnya semakin tak terkendali. "Ugh, ayolah. Sebenarnya apa yang ingin sensei katakan pada kita? Aku bisa mati kelaparan kalau begini terus." Dia meletakkan dagunya di atas meja sambil terus mendengus sebal.

Shikamaru selaku ketua kelas yang tadi diberi amanat tampak lelah mendengar komplain dari teman-temannya yang jenuh menunggu kedatangan Kakashi, "Mana ku tahu, dia hanya bilang untuk tunggu sebentar di dalam kelas. Mungkin saat ini dia sedang menyelesaikan pelajaran di kelas lain."

Neji yang duduk di dekat jendela lorong pun angkat bicara, "Sensei kelihatan sedang senang. Ku rasa dia akan memberitahukan sesuatu yang cukup menggembirakan" Mata pemuda berambut panjang itu tetap fokus memperhatikan lorong ramai untuk melihat tanda-tanda kemunculan sang wali kelas.

Sai, pemuda berkulit sepucat mayat dan berambut ebony kemudian mengulas senyum simpul. "Lain kali ajari aku cara membaca ekspresi seperti itu, Neji."

"Argh! Persetan dengan senang atau tidak senang, Sensei tetap menyiksa cacing diperut kita!" Jawab Naruto frustrasi.

Kiba menepuk pundak Naruto kencang, wajahnya bersinar senang, "Hei, Naruto. Jangan-jangan puisi kita semua dapat nilai bagus..?! Kita mengerjakannya dengan mencurahkan darah dan keringat. Kita seorang sastrawan, hahaha!!" Kiba, pemuda dengan rambut jabrik berwarna coklat gelap itu tertawa bahagia membayangkan nilai sempurna di atas kertas puisinya.

Naruto mengernyit. "Puisi...?" jujur dia lupa akan tugas puisi yang Kakashi berikan.

Mendengar perkataan Kiba yang tampak 'keterlaluan' itu pun membuat Neji dan Shikamaru langsung menengoknya dengan tatapan pesimisme. "Itu tidak mungkin," Komentar duo jenius kelas itu secara serempak.

"Eh? Memangnya kenapa?"

Shikamaru mendengus pasrah sambil mengingat semua isi bualan tak beraturan, kombinasi antara Kiba dan Naruto yang terlihat seperti nasi putih yang dicampur anmitsu (kacang merah manis) itu. Membayangkannya membuat dia mual, "Daripada disebut karya, itu lebih tepat disebut sebagai limbah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET OBSESSION FOR YOU [SasuSaku FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang