10

325 48 1
                                    

"Aku sudah menyelidikinya dan tidak ada yang salah. Kau tahu kalau aku tidak akan menjerumuskanmu ke arah yang berbahaya, kan? Aku akan memastikannya lagi sampai kau benar-benar tenang. Bagaimana?"

"Jika kau ingin aku melakukannya di kota ini, maka aku tidak masalah. Karena aku tidak bisa lagi kembali. Aku sudah menikah dan suamiku sepertinya tidak akan senang kalau aku meninggalkan kota demi pemotretan. Anak kami juga tidak bisa kutinggalkan."

"Kau, apa?" Randall hampir menyemburkan minuman yang beberapa saat tadi dia tenggak.

Aubrey yang melihatnya tampak tersenyum dengan tertarik. Dia tahu perasaan Randall belum menghilang untuk Nita. Sekarang mendengar Nita sudah menikah dan bahkan memiliki anak, itu bukan sesuatu yang nyaman untuk kau dengar dari perempuan yang kau cintai."

"Tunggu, kapan kau menikah? Kau tidak mengundangku?"

Nita meringis. Dia menatap Aubrey yang hanya tersenyum saja tanpa memberikan bantuannya. Jelas melihat tontonan menarik membuat Aubrey selalu bersemangat. "Pernikahannya mendadak. Aku tidak mengundang banyak orang. Dan aku menikah di kota ini, jadi aku tidak bisa mengatakan padamu."

"Lalu anak? Kau hamil duluan?"

"Mana mungkin. Anak itu milik suamiku dari istri pertamanya."

"Kau menikahi duda yang memiliki anak? Serius, Nita?"

"Kenapa tidak?"

Tiga pasang mata segera mengarahkan pandangan mereka ke sosok yang merebut percakapan. Nita yang menemukan Jace di sana menatap ke arah Kent yang berdiri di belakang dengan agak tidak nyaman mendapatkan tatapan dari Nita.

Nita mengerti kenapa Kent begitu keras kepala ingin tahu keberadaannya. Itu karena Jace yang memintanya melakukannya. Dan aneh karena Jace harus menyuruh Kent padahal dia sendiri bisa bertanya langsung pada Nita. Bukannya Nita akan berbohong padanya atau tidak mau memberikan jawaban.

Pandangan Jace menusuk ke arah Aubrey. Ini pertama kalinya mereka bertemu tapi pandangan itu sudah memberikan gambaran ketidaknyamanan. Itu membuat Aubrey juga mengerti arti tatapan itu yang segera membuat dia beranjak dan memberikan tempatnya pada Jace. Sementara Nita sendiri duduk di samping Randall.

Jace segera duduk dengan satu lengan di atas meja. Dia menatap ke arah Randall dengan tatapan yang tidak menyenangkan. "Apa yang salah dengan duda yang memiliki anak?" tanya Jace dengan suara yang begitu agresif.

Randall menatap Jace yang mendengar perkataannya yang penuh dengan permusuhan. Lalu dia menatap Nita, menginginkam penjelasan dan mungkin sedikit perkenalan. Karena dia tidak bisa langsung diberikan permusuhan padahal dia sendiri tidak mengenal sosok tersebut. Meski Randall sendiri jelas menebak jawabannya. Tapi tidak ada salahnya perkenalan formal.

"Oh, Randall, dia suamiku. Jace Lozano. Dan Jace, dia Randall. Dia ...."

"Mantan kekasihnya," Randall menimpali membawa Nita pada kesulitan dan keterkejutan.

"Itu sudah lama sekali, Randall. Dan hubungan itu ...."

"Bukankah aku harusnya cinta pertamamu, Nita?" Randall kembali mengiterupsi ucapan Nita yang membuat Nita memandang Randall tidak yakin. Apa yang sedang coba dilakukan pria ini mengungkit kisah lama yang bahkan Nita saja lupa kalau itu pernah terjadi.

"Ya. Seharusnya begitu," timpal Nita dengan tenang. Dia pikir Jace akan cemburu karena hal sepele seperti itu? Randall salah. Jace sama sekali tidak memiliki perasaan pada Nita jadi kisah masalalu semacam itu tidak akan menganggu pria tersebut.

Yang mengejutkan Nita salah. Jace mempermasalahkannya. Dan itu di depan semua orang. Di depan umum yang membuat Nita hampir bisa merasakan gejolak perasaannya sendiri meledak.

"Kau bertemu cinta pertamamu di belakang suamimu, Istriku? Apa yang sedang coba kau lakukan? Memakai dia untuk membuat aku marah padamu dan memulai pertengkaran?"

Nita mengerjap. Dia diam beberapa saat dengan mata Jace yang menatapnya bagai sang pemburu yang menatap ke arah buruannya. Ke mana gerakan Nita, ke sana mata itu melihatnya. Menunggunya memberikan penjelasan seolah Nita mencuranginya. Ada apa dengan semua orang sekarang? Kenapa mereka semua menjadi begitu sensitif dan tidak masuk akal. "Aku tidak bertemu dengannya untuk membahas hubungan kami atau sejenisnya. Lagipula aku tidak datang sendiri, ada Aubrey bersamaku. Aubrey jelaskan padanya."

Aubrey menunjuk diri dan Nita memberikan anggukan tidak peduli. Dia tidak senang dituduh dan orang yang membuat dia berada dalam situasi ini harus membuat dia keluar dari zona tidak nyaman ini.

Aubrey berdeham dengan mata menatap Jace di mana Jace hanya menatap Nita. Jelas sangat tidak membutuhkan penjelasan dari Aubrey. Tapi Aubrey juga tidak tega melihat sahabat sekaligus atasannya terjepit. "Aku yang membawa Nita ke sini. Dia tidak tahu kalau aku akan mempertemukannya dengan Randall sampai mereka bertemu. Nita tidak bermaksud membuat kau, suaminya, tidak senang."

"Kau dengar. Aku tidak tahu." Nita melemparkan pernyataan dengan lega.

Jace berdiri dan mengulurkan tangan. "Karena kau tahu, ayo pergi denganku. Kita pulang."

Randall yang mendengar tidak senang. Dia juga berdiri dan menatap Jace tajam. "Apa yang sedang coba kau lakukan? Kami memiliki pembicaraan penting. Dan meski kau suaminya, itu tidak lantas bisa membuat kau mengatur di mana dia berada dan siapa yang bisa ditemuinya."

"Kau sendiri tahu aku suaminya dan aku tidak senang dia bertemu pria di belakangku. Kau suka atau tidak, itu masalahmu. Bukan masalahku. Jika kau mau membebaskan istrimu maka aku tidak masalah. Tapi istriku, aku tidak akan membiarkannya."

Nita menekan kepalanya ke kepalan tangan. Ada apa dengan dua pria ini?

"Kau—" Randall kehilangan suaranya.

Jace sudah meraih tubuh Nita dan menggendongnya. Membuat Nita bahkan melotot ke arah pria itu karena dia menggendong Nita seperti Nita anak kecil yang di mana kedua tangan Jace ada di pinggang dan pahanya. Nita berada dalam gendongan itu dengan tubuh tegap yang membuat semua mata menatap ke arah mereka. Beberapa memberikan senyuman bahagia mereka mendapatkan tontonan menarik dari pasangan yang tampaknya sedang dimabuk asmara tersebut.

Saat Randall hendak mengejar tidak terima, Kent berdiri di depan menghalanginya. Randall sudah akan melawan tapi pandangan Kent dan gerakannya yang memberikan penghalang penuh membuat Randall tidak bisa berbuat banyak.

"Itu suaminya, apa yang mau kau lakukan dengan mengejar mereka? Ikut pulang bersamanya?" tanya Aubrey dengan bantuan yang jelas diberikan pada Kent.

Kent mengedipkan mata penuh terima kasih pada Aubrey. Aubrey hanya memberikan senyuman lembutnya dan melambaikan tangan ke arah Kent yang sudah berlalu pergi. Beberapa kali Kent menatap ke belakang demi bisa melihat Aubrey lagi yang tampak penuh semangat dan begitu ceria. Dia harus tahu nomor ponselnya, dia akan memintanya pada Nita. Atau mungkin meminta tolong pada Nita agar mereka dipertemukan. Karena Kent menyukai sikap dan sifat gadis tersebut. Cocok dengannya.

Kent sempat menabrakkan lututnya ke kursi lain yang membuat dia mengaduh. Untung sikap bodohnya tidak terlihat oleh Aubrey yang memang sudah tidak berada dalam jangkau pandangnya.

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa ya
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep 😘

Turun Ranjang Demi Anak (SAB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang