15. VILA

4 1 0
                                    

matanya terus menatap jalanan yang di penuhi kabut tebal, dirinya tak bisa melihat dengan jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

matanya terus menatap jalanan yang di penuhi kabut tebal, dirinya tak bisa melihat dengan jelas. saat tengah berlari dirinya menabrak seseorang yaang sedang memakai payung, cia mengaduh kesakitan dan menatap wajah yang ia tabrak.

******

ternyatay ang ia tabrak adalah maven, cia menatap maven dengan keadaan basah kuyup. maven yang sendari tadi menatap cia dengan penuh khawatir tiba-tiba memeluknya dengan tangan, cia sontak kaget apa yang di lakukan maven.

"lo gpp kan?" tanya maven dengan penuh khawatir.

"gue gpp, kenapa lo bisa di sini?" tanya cia balik

"gue khawatir lo kenapa-napa, makannya gue cari" jelas maven. mendengar apa yang di katakan maven, cia mengepalkan tangannya dan membalas pelukan maven.

entah kenapa rasanya sesak sekali, ingin sekali rasanya menangis. tanpa aba-aba air mata cia mengalir bersamaan dengan tubuhnya yang gemetar. maven yang menyadarinya melepaskan pelukannya dan melepaskan jaket yang ia kenakan.

maven memakaikannya kepada cia dan meminta cia untuk kembali ke vila, kami pun kembali dengan keadaan cia yang basah kuyup. sesampainya di vila orang tua cia kaget melihat putri kesayangannya basah, bukan hanya orang tua tapi teman-temannya juga.

mereka menanyakan keadaan cia kepada maven, tapi maven enggan menjawabnya. cia yang hanya diam berjalan pergi ke kamar nya dengan lemas, mengambil handuk dan pakaian lalu mandi.

setelah selesai mandi, cia pergi keluar dan bergabung dengan mereka. kini mood cia sudah kembali normal, dan menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan oleh teman-temannya tanpa henti.

"tapi aneh kenapa lo bisa ketemu dia?" tanya habibi kepada maven yang tengah memainkan handphone nya.

"kebetulan doang" jawab maven.

"untuk malam ini gimana kalo kita makan yang panas-panas biar anget sampe hati" usul papi cia di jawab acungan tangan dari semua orang.

cia, nia dan vira mengambil bahan-bahan dari dalam kulkas sedangkan sisanya menyiapkan kompor serta alat untuk membuat hot pot. cia memotong sayuran bersama nia dan maven, aneh bukan laki-laki bergabung dengan perempuan?.

saat sedang memotong daun bawang tangan cia tak sengaja teriris, cia mengaduh kesakitan. tiba-tiba maven langsung memegang jari cia yang teriris dan mengisap darah yang keluar dari jari telunjuk cia dengan mulutnya.

"dahlah gue pergi, males ada orang yang bucin" keluh nia sambil meninggalkan mereka berdua di dapur, dan menuju vira yang tengah memasukan bunbu kedalam hot potnya.

"ehh lo gk bantuin cia?" tanya vira.

"gk lah males, bucin mulu tuh orang" jawabnya sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.

RINTIK HUJANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang