Lusa berlalu dengan cepat. Para murid yang memiliki luka berat masih harus menjalani perawatan seperti Ipai, dan beberapa murid lainnya.
"WOAAAY!!! HAHAHA BANYAK SEKALI DONAT NYA!!!"
Arga dan teman-temannya memasang wajah kecut melihat betapa semangatnya Ipai meski kedua tangannya di perban dan di gantung karna dia belum boleh menggerakkannya.
"Berapa orang yang kena luka parah?" Tanya Arga.
"Emm.. kalo Toro, Tyar sama Ipai ga di itung, kayanya ada 13 orang lagi yang masih harus di rawat. Sisanya rawat jalan," sahut Vivi.
Arga terdiam melirik ke arah Vivi.
"Apa?" Tanya Vivi heran.
"Ngga. Gua seneng aja elu ga terlibat kemaren, soalnya bahaya banget," gumam Arga tersipu.
Vivi terdiam sejenak lalu dia tersenyum berseri melihat Arga malu-malu. Tapi di belakang mereka, Clarissa terus menatap tajam ke arah Vivi.
"Si Vivi itu..."
******
Malam saat penyerangan di hotel berlangsung, Clarissa yang sedang berlari untuk memeriksa orang-orang, terpaku karna melihat ada 3 penjahat yang tumbang di sekitar Vivi. Vivi dengan santainya berjongkok di hadapan mereka lalu dia bangkit berdiri dan berjalan dengan santai pergi dari sana.
******
"Gua tau semua peserta Little Star ga lemah, tapi Vivi yang paling keliatan ga guna disini," pikir Clarissa geram.
"Elu gapapa?"
Arga dan Vivi melihat Fetri datang dan langsung menghampiri Clarissa dengan wajah cemas.
"Gapapa, cuman luka lecet dikit. Biasa aja kali," ledek Clarissa menyenggol Fetri.
Fetri tersipu malu sampai dia menunduk untuk menutupi wajahnya.
"IPAAAI!!"
"BABEEEH!!!"
"IPAAAI!! ANAK ENYAK!!!"
"HAHAHA ENYAAK!!!"
Arga dan lainnya memasang wajah sebal karna terkejut tiba-tiba ada sepasang suami-istri datang berteriak. Mereka semua mematung memperhatikan Ipai yang terlihat sangat bersemangat berbicara dengan kedua orang tuanya.
"Yaelaaah.. siape yang bikin anak babeh babak belur gini? Kalah lu? Cemen amat jadi anak ah," Tanya pria yang memakai pakaian adat Betawi itu.
"Hahaha ngga lah beh, Ipai menang, Ipai hajar dia sampe bonyok, ini tangan Ipai patah gara-gara mukul die,"
"Tuh kan gue bilang juga ape, die anak gue, kaga bakal kalah sama penjahat. Eh Pai, babeh elu tuh ye, berisik banget di jalan khawatirin elu. Elu liat sendiri kan Beh? Gapapa anak elu," ucap wanita itu.
"Mereka mirip," pikir mereka semua.
Ipai mengenalkan Arga dan lainnya pada orang tuanya, lalu Arga pun pamit agar mereka dapat ruang lebih sebagai keluarga.
"Kita kemana lagi?" Tanya Fetri.
"Gua mau nengokin Toro bentar. Kamarnya paling deket juga,"
Saat tiba di kamar Toro, Arga melihat Erlangga dan teman-temannya juga datang untuk menjenguk Toro. Erlangga dan Arga terdiam saling menatap lalu mereka bersikap seolah tidak terjadi apapun terutama saat malam Erlangga datang bersama kakek Hasbi.
"Udah baikan?" Tanya Arga mendekat.
"Masih agak keram, kata dokter masih harus istirahat. Oh iya, kabar bang Tyar gimana? Aku kalo jadi dia pasti males banget buat sekolah lagi," kata Toro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 12)
Teen FictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tolong jangan di lanjutkan. Karna peristiwa perekrutan Big Star palsu, pimpinan atau Big Star nomor 1 mengumumkan akan menyiapkan sekolah bagi mereka yang memiliki bakat dan di sari...