Rama yang duduk di bangku panjang yang ada di teras, merasa bosan karna HP-nya tidak berfungsi karna tidak ada sinyal. Dia melihat ke dalam, suasana terasa begitu tenang. Risa dan Vivi sedang istirahat, begitu juga dengan Maheswara di kamarnya.
"Arga lama banget, gua ngantuk pengen ngopi," gumam Rama.
Sambil memegang surat ijin riset palsu, Arga berjalan termenung karna kode dari pak kepala desa.
"Kalo dugaan gua bener. Gua iyain ga yah kalo pak kepala desa itu minta ngewe. Tapi masalahnya dia jahat apa ngga," pikir Arga sebal.
Saat Arga tiba di satu-satunya rumah terbesar di desa ini, dia langsung masuk ke halaman rumah itu dan mengetuk pintunya.
Tidak lama, pria tua yang tadi mengantarnya ke penginapan pun muncul membukakan pintu.
"Oh pak Sugi. Pak Yus nya mana pak? Saya bawa surat riset yang pak Yus minta," kata Arga dengan wajah lesu.
"Bentar saya panggil-"
"Oh gausah.."Pak Sugi yang tadinya berbalik hendak memanggil kepala desanya, kembali berhenti dan melihat Arga.
"Gausah, nanti ngerepotin. Kalo bisa ke bapak aja deh saya nitip. Soalnya saya juga mau istira-"
"Tunggu!!!"Wajah Arga tambah meleleh saat pak Yus muncul sambil berlari terengah-engah.
Dengan tubuh gempal nya, pak Yus mencoba mengatur nafasnya di depan Arga.
"Bentar.. Kamu.. Mau masuk dulu? Istirahat di dalem aja," ucap pak Yus yang masih tampil kelelahan tersenyum padanya.
"Gausah pak, temen saya juga nitip kopi soalnya. Ini surat riset yang bapak minta,"
Dengan alis berkedut pak Yus menerima surat yang di berikan Arga.
"K-Kamu beneran gamau mampir?" tanya pak Yus dengan suara lirih.
"Iya pak. Saya pamit dulu, ini uang sewa kami buat 2 hari dulu ya pak. Kalo nanti memang nambah, nanti saya kasih lagi," ucap Arga membungkuk sedikit lalu berbalik dan pergi dari sana.
"Untung aja ada pak Sugi," pikir Arga lega.
Membawa dua gelas kopi, Arga pun tiba dan duduk di sebelah Rama.
"Ga istirahat? Nanti jaganya bisa gantian," ucap Rama melihat Arga bersandar sambil meregangkan tubuhnya.
"Ga ngantuk. Kalo elu mau duluan yaudah sono, biar gua yang jaga,"
Rama terdiam sejenak lalu dia mengambil satu gelas kopi yang Arga bawa dan menyeruput nya.
"Gua penasaran, ko orang-orang pada suka sama kopi yah. Jadi gua beli juga, tapi kopi susu sih," ucap Arga ikut meminum kopinya.
Arga mengecap mulutnya dan mencoba mencari sensasinya.
"Gimana?" tanya Rama.
"Enak sih, tapi enak karna susu. Kayanya gua tim teh aja deh," ucap Arga.
Beberapa jam berlalu, Vivi yang tadinya tidur pun terbangun. Dia melihat ruang tamu kosong, lalu melihat ke arah kamar laki-laki dimana ada Rama dan Maheswara yang sedang tidur.
Vivi pun berjalan keluar dan melihat Arga yang sedang duduk termenung sambil memperhatikan pedang ayahnya di bangku panjang.
"Kamu ga ngantuk?"
Arga menoleh ke arah Vivi yang naik ke atas bangku bambu itu lalu duduk di sebelahnya.
"Ngga, emm.. Belom," ucap Arga sedikit bingung.
"Mau aku bikinin kopi? Aku tau kita bakal ke desa terpencil, jadi pas masih di kota aku beli kopi item buat kamu,"
"K-Kopi item? H-Harusnya gausah repot-repot!!" ucap Arga terkejut dan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kami (Part 12)
Teen FictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tolong jangan di lanjutkan. Karna peristiwa perekrutan Big Star palsu, pimpinan atau Big Star nomor 1 mengumumkan akan menyiapkan sekolah bagi mereka yang memiliki bakat dan di sari...