Gagal

50 6 2
                                    

"Wuiiih.. Hahahahaha.. Ayo Nyenye.."

Anna yang ada di pagar, mendengus tersenyum melihat suaminya berlarian di jalanan komplek kejar-kejaran bersama kucing tetangga yang sering datang ke rumah.

"Pagi om Gama,"

Gama dan Anna melihat salah satu anak tetangga sebelah yang akan berangkat sekolah, menyapa mereka.

"Ouh.. Pagi Sendi.. Pagi pak Edi.." sapa Gama dengan riangnya melambaikan tangannya.

"Coba aja kalo kamu sopan sama Pian, pasti ayah seneng liatnya," ucap ayahnya ketus.

"Dih ngapain. Oh iya om,"

Anna melihat Sendi berlari menghampiri Gama, lalu dia melihat pak Edi menghampiri nya.

"Udah enakan Bu Anna?" tanya nya.

"Iya pak udah mendingan," sahut Anna tersenyum.

"Bener kata om. Aku main sama ayah pake gaya gitu, dia langsung keenakan sampe nagih," bisiknya.

"Ooohhh.. Gaya apa?" tanya Gama heran memiringkan kepalanya melihat Sendi.

"Hahaha om mah lupa mulu kalo kita ngobrol," ucap Sendi tertawa melihat Gama kebingungan.

"Anak-anak udah pada berangkat? Saya liat Arga masuk berita pas ujian Little Star kemaren, lanjutannya gimana Bu?"

"Haha iyaa.. Gitulah, kayanya dia lagi nyari kerja. Kan belom keluar pengumuman lulus nya, ya dia masih maen aja, ini aja pagi-pagi udah ga ada," jawab Anna.

"Oh kirain Arga ga keliatan karna udah jadi anggota Little Star. Yaudah bu kami jalan dulu yah," Anna tersenyum menanggapinya.

"Ga mungkin kan gua kasih tau kalo Arga anggota Little Star," pikirnya.

"HUAAA!!!"

Anna langsung menoleh melihat Gama tiba-tiba menangis keras.

"Yaampun kenapa? Tadi ketawa ketawa tau-tau nangis sih," tanya Anna cemas melihat Gama berjalan sedikit pincang ke arahnya sambil menunjuk ke arah lututnya yang lecet karna dia jatuh.

Anna menghela nafas lalu menggandeng Gama masuk ke dalam rumah.

"Lagian pecicilan sih, di bilang jangan lari-larian," omelnya.

Di ambang pintu, Jessika yang melihatnya langsung memasang wajah sebal.

"Perasaan ayah ngehempas satu negara pake satu serangan. Kenapa manja banget sih kalo sama ibu,"

******

Berdiri bersandar di ambang pintu, Arga merasa sangat kesal sambil menggigit jarinya.

"Dia udah tidur,"

Arga menoleh ke arah Vivi yang berjalan keluar dari kamar.

Dengan wajah cemas, Vivi duduk bersama Rama dan Maheswara.

"Tadi tuh gimana sih?" tanya Arga kesal.

"Gua cuman maen kartu sama Risa, terus gua pergi bikin kopi bentar tau-tau dia udah ga ada. Jaraknya cuman 10 menit ko dari pas dia ilang sampe elu bangun," kata Rama.

"Kalo di culik ga mungkin soalnya Maheswara ngasih penghalang. Iya kan?" tanya Vivi.

Maheswara mengangguk melihat Vivi.

"Berarti Risa ngikutin orang," gumam Arga berfikir.

"Gua juga liat pas awal gua jaga, ada orang yang lewat di depan rumah. Tapi di liat dari bajunya yang cuman pake kain, kayanya itu warga asli sini," kata Rama.

Kisah Kami (Part 12)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang