12 - Overwhelmed

2.5K 171 12
                                    

welcome backk 😭😭

openingnya pake emot nangis >>> biar readers ngerti isi chapter kali ini apa hiks 🥹

tetep di kapal Tama - Raya ya 🫵🫵


-o0o-

Tama:

Belum, Ray. Ini baru mau berangkat dari rumah sakit. Kamu duluan ke ruangan saya aja, ya? Ada yang bakal nunggu kamu, nanti dia yang nganterin. Take care.

Raya:

You too, take care.

____

---

CHAPTER 12 – Overwhelmed

Playlist: Zayn Malik ft. Sia – Dust Till Dawn

---

Ruangan Kantor Tama | 12.55

Sepuluh menit yang sedikit menegangkan. Raya tahu orang suruhan Tama barusan pasti menelisik tampilannya yang kentara sehabis kecelakaan. Kemejanya cukup kusut dan jalannya tertatih. Untungnya ia sudah touch up make up sekali lagi di mobil tadi.

Ruangan Tama masih sama nyamannya seperti terakhir kali. Di hadapannya kali ini juga sudah ada makanan yang menggugah selera. Entah lelaki itu benar tahu atau tidak, tapi Raya menyukai apa yang dipesan Tama siang ini.

Dari tadi perasaannya resah. Meski sedikit tenang, gelisah itu tetap ada. Menunggu Tama setelah sekian waktu mereka tidak berkomunikasi dengan baik menimbulkan getar gugup di dadanya.

Terlebih lagi tangannya masih berdenyut sakit.

"RAYA!" sebuah suara—lebih mirip bentakan—mengejutkan gadis itu. Sosok Tama masuk ke ruangannya membanting pintu di belakang.

Mendadak bulu kuduk Raya berdiri. Firasatnya mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi.

Terbukti saat lelaki itu mendekat dengan tatapan tajamnya dan memegang kedua bahu Raya kuat-kuat sampai membuat gadis itu berdiri. Matanya penuh sorot marah dan kecewa—entah untuk siapa.

Wajah mereka sangat dekat. Kemarahan Tama benar-benar menakutkan.

"Saya bilang saya yang jemput kamu dan kamu ngeyel berangkat sendiri. Look at you now! Kecelakaan, HAH?! Kamu bisa nyetir nggak, sih?! Jangan nambahin beban pikiran saya yang udah penuh sama ayah! Kenapa kamu ikut-ikutan kecelakaan?!" bentaknya kesetanan.

Remasannya di bahu Raya mengetat, membuat gadis itu merintih kesakitan. Tangannya yang baru saja kecelakaan... astaga rasanya sangat sakit! Tubuh gadis itu gemetaran menahan takut akan amarah Tama yang meledak.

"JAWAB!" bentak Tama sekali lagi.

"Sa... sakit, Mas... please," rintih Raya. "Tangannya... baru kecelakaan... please lepasin dulu."

"Nggak usah nangis!" decih Tama kesal. Matanya memerah. Dadanya kembang-kempis menahan marah dan muak melihat takdir di sekitarnya. Memberinya cobaan beruntun seperti ini.

"It's hurt, please...," mohon Raya sekali lagi. Air matanya mengucur deras. Lelaki ini menyakitinya.

Gadis itu kembali meringis kesakitan ketika punggungnya dihempas menghantam sofa. Sel-sel di tubuhnya mengerang sakit, mencoba untuk tetap sadar demi memberi penjelasan kepada Tama. Ia datang bukan untuk kembali bertengkar. Ia ingin minta maaf.

Stable - UnstableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang