Bab 7 : Rasa Asin Dan Gurih | Jafi & Karta

53 20 2
                                    

Kala itu Niko sama Jafi tengah di tugaskan di jalanan untuk patroli pagi, mereka berdua segera pergi dengan membawa mobil dinas.

" Bang? hubungan mu sama El udah bagus kan? " tanya Jafi yang membuat Niko mengangguk.

" Lumayan lah tapi kadang masih canggung aja " jawabnya Niko yang mendengarnya.

Niko memang udah lancar jalan tanpa harus pakai tongkat tapi dia masih belum bisa berlari gegara kakinya kadang kaku kalau lari.

Sampai di jalanan, mereka turun dan membantu tugas para polantas (polisi lalu lintas) dan ada sesuatu yang terjadi.

" BUGH!! ANJENG KALI KO BANGSAT!! "

" CIUH BABI! BUKAN BAPAK KO PENGUASA TANAH INI ANJENG!! "

Teriakan itu membuat Jafi dan Niko untuk mencari sumber suara, rupanya ada keramaian disana yang tengah menampilkan kedua anak yang berantam.

Rupanya itu Jerico yang tengah memukuli temannya yang membuat Jafi dan Niko langsung memisahkan mereka dan membawa mereka ke kantor.

" Jeko, duduk depan bapak sini. " kata Jafi yang membuat Jeko ini sedikit takut dan duduk di depan bapaknya akhirnya.

Jeko pun hanya bisa menunduk, dia sadar kalau dia udah berkelahi sama temannya tapi dia ga bisa maafin kesalahan temannya.

" Kenapa kau pukuli teman mu itu?. " tanya Jafi yang membuat Jeko sedikit takut untuk menjawabnya.

" Gegara buku ku di robek padahal buku itu buku semalam yang ku buat untuk kerjaan sekolah ku, bapak tau kan kalau semalam aku begadang gegara pr? buku pr itu yang di rusakan " jelas Jeko yang membuat bapaknya ini bisa menerima alasannya.

" Terus? ada masalah yang lain? " tanya Jafi lagi yang membuat Jeko mengangguk.

" Ada, dia sengaja nabrak mama dan tante El. " lanjut Jeko yang membuat Jafi kaget.

Lantas mereka berdua pun buru-buru ke rumah sakit dan melihat bahwa El dan Karta yang tangannya tergores dan luka-luka kecil.

" Mama! mama gpp kan? " tanya Jeko yang berlarian menghampirinya.

" Tangan mama tulangnya tergeser dan keluar, ini sakit banget... " jelas Karta dengan pelan.

" Kalau kau El? kau gitu juga tangannya? " tanya Jafi yang melihat kondisinya.

" Nggak, aku cuman luka kecil gini aja kok yang parah cuman Karta, kalian bawa aja dulu ke tukang urut tulang gitu, kalau di operasi itu bakalan lama " jelas El kepada mereka.

Akhirnya Jafi mengantarkan El ke kantor dan Niko membawa El ini pulang ke rumah, sementara Jeko dan Jafi mencoba mencari tukang urut karena Karta sudah kesakitan sedari tadi.

Mereka pun menemukan salah satu tempatnya dan Jerico bergegas turun untuk menanyakan keberadaan yang bisa mengurutnya.

" Permisi bu, ini tukang urutnya ada ga? " tanya Jeko dengan sopan.

" Aku yang tukang urutnya, mau urut gimana dek? " tanya sang ibu itu yang membuat Jeko senang.

" Tunggu sebentar ya bu, bukan saya yang mau di urut " ujar Jeko yang kembali ke mobil.

" Mama ayo turun, kebetulan ibu nya ada " ucap Jeko yang membuat Karta turun sambil memegang tangan kanannya itu.

Jafi sendiri menunggu di luar dan Jeko menemani mama nya di dalam, jujur saja itu sangat sakit tapi dia harus bisa menahannya.

Akhirnya hal itu selesai, tangan Karta di ikat supaya tulangnya berusaha menyatu dan sang ibu itu menyarankan untuk memakan atau meminum sesuatu yang bagus untuk tulang.

Sehabis mereka pulang dari sana, Karta meminta Jafi untuk menurunkan dia di supermarket dan Jeko pergi menemaninya.

" Mama mau beli apa? biar aku bantu " tanya Jeko yang membuat Karta sangat senang.

" Jeko makasih ya udah bantu mama dari tadi " jawabnya Karta yang tersenyum.

" Ga masalah, karena kalau bapak dan abang lagi ga bisa, aku harus bisa jaga mama atau bantuin mama, nanti ku buat teman ku itu bayar kompensasi nya " jelas Jeko yang tersenyum.

Jeko itu kalau tersenyum kedua matanya akan hilang tapi Karta menyukai senyuman Jeko sedari dia bayi. Karta pun meminta Jeko untuk mengambilkan barang-barangnya.

Setelah selesai, Jafi mengantarkan mereka berdua untuk pulang ke rumah dan Jafi sendiri tak kembali ke kantor karena izin, Jeko juga tak masuk ke sekolah lagi karena dia bilang izin ke gurunya bahwa mama nya tengah sakit.

Jeko menyuruh mama nya untuk beristirahat dan mengganti baju sekolahnya, Jafi juga mengganti baju kerjanya.

" Bapak, kita kerja sama aja untuk belakangan ini karena mama ga akan sembuh dengan cepat, jadi kita bagi-bagi tugas buat beresin rumah dan hal lainnya. " ucap Jeko yang mendapat anggukan dari bapaknya.

Mereka pun mulai membereskan rumah itu hingga bersih karena Karta tidak suka jika ada yang kotor di rumah itu, mereka membereskannya selama 5 jam lebih.

Hal ini membuat mereka berdua tertidur kelelahan di sofa dan Karta keluar melihatnya, dia tersenyum lalu berjalan ke dapur.

Rencananya dia hendak memasak tapi dia melihat bahwa ada makanan yang hangat disana, dia mencicipinya dan sedikit tertawa akan rasanya.

Ada note yang tertulis disana bahwa itu adalah masakan mereka berdua yang khusus buat Karta saja.

" Mamaa, nanti makan ya makanan ini soalnya ini spesial buat mama dan ini masakan aku sama bapak, aku sama bapak kan jarang masak aku harap rasanya pas banget di mulut mama, aku paham masakan ku atau pun masakan bapak ga akan seenak punya mama tapi aku mau mama ngehabisin masakan ku dan cepat sembuh lagi "

Itulah isi note tadi, hal ini membuat Karta sungguh senang dan benar saja dia langsung makan dan menghabiskan makanan itu.

Makanan kesukaan Karta adalah udang goreng dengan saus BBQ, dan biasanya Karta akan mengupas kulit udang itu, tapi mereka berdua sudah mengupasnya karena tahu kalau Karta tak menyukai kulit udang.

Karta memakan itu dengan lahap dan dia sedikit menangis, Jafi terbangun dan melihat Karta yang tengah makan, dia bergegas menghampirinya.

" Kak? kau lagi makan ya? " tanya Jafi yang menghampirinya karena Karta membelakangi mereka.

" Jafi? " tanya Karta yang menampilkan wajahnya yang merah serta air mata nya yang berjatuhan.

Jafi sedikit kaget dan mengambil tisu, dia mengelapnya dan duduk di sebelah Karta yang tengah memakan masakannya tadi.

" Lagi makan itu ya? aku ga terlalu bantuin masak, cuman Jeko yang nyiapin semuanya dan dia yang masak, aku cuman bantu ngupasin kulitnya aja " jelas Jafi yang tersenyum.

" Rasanya asin kan? karena kau suka yang asih gurih kan? itu gegara Jeko tahu kalau kau suka itu, Jeko paling semangat dari tadi buat beresin rumahnya, sebenarnya Jeko itu lebih baik dibanding abangnya sendiri " jelas Jafi lagi panjang lebar.

" Mau kalian baik atau nggaknya, kalian bertiga tetap orang yang aku sayangi, makasih ya? aku jarang banget makan udang gegara abang alergi akan udang " ucap Karta yang menangis.

" Ga usah nangis, habisin dulu makanannya " ujar Jafi pada akhirnya.

"PASUTRI GAJE SEASON 2!" | Johnten ft kapal lain. | SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang