Bab 24 : Setiap Rumah, Pasti Punya Masalah.

18 6 0
                                    

Malam itu Niko dan El memang tengah menyempatkan diri untuk menonton film bersama di bioskop sementara Wina dan Gallen tengah bermain dengan Dimas yang tinggal dirumah lamanya.

" Nik? filmnya tadi bagus banget, sumpah aku suka sama alur cerita filmnya " kata El yang berjalan di sebelah Niko.

" Memang bagus ceritanya kak, udah lama juga ya kita ga nonton berdua gini aja? " tanya Niko yang membuat El mengangguk.

" Iya! lain kali kita nonton lagi yuk, aku mau nonton yang lain juga bareng kamu " jawab El yang tiba-tiba menggandeng tangan Niko dan memeluk lengannya.

Niko hanya bisa kaget dan diam karena dia baru ngerasain hal ini setelah sekian lama ga ada afeksi apapun dari kesayangannya.

Mereka tetap melanjutkan jalannya dan Niko hanya bisa senyum kecil akan hal itu, El pun mengajaknya untuk makan es krim dan membelikan beberapa makanan untuk Wina dan Gallen.

Sehabis itu mereka tetap berjalan-jalan layaknya pasangan-pasangan normal, meskipun ada waktu dimana Niko bakalan diem bentar.

Beda cerita kalau di rumah Joan, soalnya hampir tiap hari Jemian datang buat sekedar ngelihat Haka dan makan kue buatan Tian.

" Halo dek manis " panggil Jemian yang membuat Joan langsung melihat ke arahnya.

" Jangan kek anjing. " kata Joan yang mengalihkan pandangannya.

" Wkwkwk marah ko? kasian, lebih baik untuk ku aja " balas Jemian yang memang mau buat Joan emosi.

" Ih! jangan ribut dong! " seru Tian yang tengah membuat kue saat itu.

" Salah dia, bukan salah ku " balas Joan yang membuat Jemian juga mengelaknya.

" Salah dia juga lah, siapa suruh jawab kayak gitu " lanjut Jemian yang membuat Joan semakin kesal.

Hingga akhirnya dua manusia itu memilih diam karena Tian udah megang pisau terus ngancem ke mereka berdua.

Tak lama Haka pulang sambil bawa mangga, dan dia berjalan santai saja menuju kamarnya seperti tak ada beban sedikitpun.

" Mangga dari siapa de? " tanya Tian yang membuat Haka sedikit tersenyum.

" Hehee aku ambil dari rumah om Jafi " balasnya yang buat Joan pusing liat dia.

" Udah minta izin kan? " tanya Joan lagi kepadanya.

" Belum, soalnya pemilik rumahnya pada ga ada dan ini yang kuambil pun yang jatuh gitu " jelas Haka yang mengambil kue dari salah satu piring.

" Ih! jangan ambil yang itu " ujar Tian yang memukul tangan Haka.

" Ya maaf deh, aku kan memang ga tau " sambung Haka yang mendengar itu.

" Udah nanti kalau orang pemiliknya udah ada, balikkan buahnya ke mereka " ucap Joan yang buat Haka bersedih.

" Yahh sayang banget dong, padahal aku mau buat rujak " jawab Haka yang membuat Jemian mengatakan sesuatu.

" Haka? bapak mu ga ada ngajarkan hal kayak gitu kan? udah nanti pulangkan aja, sana ganti baju mu biar pergi kita " ajak Jemian yang membuat Haka senang kembali.

" Beneran? emangnya mau pergi kemana? " tanya Haka yang buat Jemian sedikit ketawa.

" Kemana aja boleh " balas Jemian pada akhirnya.

Akhirnya dua orang itu pergi, menyisakan Joan dan Tian di rumah karena Dipta dengan Aru juga pergi keluar karena urusan.

" Mas? kamu mau nyobain kue aku ga? soalnya aku pengen tau kamu suka apa nggak, kalau cocok mau aku jual di cafe biar jadi menu baru " kata Tian yang menghampirinya sambil membawa sepiring kecil berisi kue itu.

Joan mencoba kue Tian dan dia tetap menyukainya meskipun itu terlalu manis di Joan, hal itu membuat Tian sangat amat senang.

Tian memeluk Joan dengan erat dan Joan cuman bisa ketawa sambil memeluk badannya itu. Tian nengecup pipi Joan dan bibirnya.

Lagi-lagi Joan cuman bisa ketawa gegara hal ini, dia sendiri gatau kenapa Tian mau melakukannya tapi akhirnya dia berciuman juga dengan Tian.

Hingga Tian sendiri duduk di pangkuannya dengan posisi badan yang cukup seksi, yang dimana pinggangnya melenting ke atas. Membuat Joan menjadi mengelus pinggangnya.

Mereka berdua sama sama ketawa dan ngobrol akhirnya, Joan tetep makan kue buatan Tian itu dan Tian bisa ketawa leluasa di depannya.

" Ti? kau manis kalau ketawa leluasa gitu, sering-sering ketawa ya? " kata Joan yang meminum teh panasnya.

" Iya mas, aku bakalan sering-sering kok " jawab Tian yang menganggukan kepalanya sambil menunjukkan senyum manisnya.

Joan jadi makin ketawa gegara hal itu, senyum Tian terlalu manis buat dia sendiri makanya Joan selalu ketawa kalau lihat Tian.

Beda cerita kalau di rumah Yuda yang waktu itu lagi perang dingin karena salah beli barang, yang marah sih anak pertama sama bukan nya, yang kena sampe ke penghuni tak kasat mata.

" Buna, kak! kalian mau sampe kapan diem-dieman coba? " tanya Jemima yang udah kesal.

Soalnya Kafka dan Juna udah diem-dieman ga jelas selama 3 hari lebih, hal ini buat Yuda pusing ngeliat mereka dan jadi ngerasa capek liatnya.

" Kalian berdua sebenarnya kenapa? " tanya Yuda yang nyoba buat nyelesain masalah ini.

" Ituloh Yah, Juna salah beli barang dan barangnya ga bisa di pulangin mana barangnya mahal " balas Kafka dengan julid.

" Emangnya kakak beli apa? " tanya Yuda yang menatap ke arahnya.

" Aku beli skincare buna, cuman aku kan gatau produk nya gimana dan sebagainya, nanti kalau aku asal ambil aja ya takutnya ga cocok gitu jadi ga ada gunanya ayah, jugaan buna ga ada ngasih tau akan barangnya " jelas Juna panjang lebar akhirnya.

" Beneran Kaf? " tanya Yuda yang membuat Kafka mengangguk.

" Iya aku lupa soalnya, tapi masa iya sih dia ga ingat? soalnya barang aku sama dia masih satu brand yang sama " lanjut Kafka yang merasa tak percaya.

" Buna, aku baru aja ganti skincare aku yang baru makanya aku ga tau buna " sahut Juna yang udah pusing akhirnya.

" Sekarang gini, kalian berdua minta maaf aja dulu dan lupain masalahnya ya? " ucap Yuda yang membuat keduanya menentang.

" Gak bisa!/gak bisa! " seru mereka secara bersamaan.

" Terus mau sampe kapan kalian gini? kita udah tiga hari ga makan dan kalian tetap marahan gini? itu pun kita jadi makan instan terus-terusan, kan udah ku bilang buat jangan makan itu kan? tapi cuman karena kalian berdua, mau ga mau makan itu jadinya " jelas Yuda dengan tegas yang membuat mereka berdua sadar.

Yuda sendiri bisa masak sebenarnya tapi kadang masakan gosong makanya dia ga mau masak, sedangkan Jemima memang ga paham akan memasak sedikit pun.

Yang paham memasak di rumah itu cuman Kafka dan Juna, makanya mereka jadi makan mie terus-terusan gegara ga ada yang masakin.

" Ya terus kenapa ayah ga mesan? " tanya Juna dengan santainya yang membuat Yuda harus sabar menjawabnya.

" Ayah gak membiasakan diri buat beli makanan dari luar, kalau masih bisa di makan lebih baik yang buatan rumah sendiri aja yang dimakan, ayah gak ngajarin buat beli makanan terus-terusan. " tegur Yuda yang membuat Juna kicep jadinya.

" Ayah udah terus terang tapi kalian ga mau damai, terus ayah sama Jemima harus gimana? kadang ayah ga suka sama makanan tapi ya ayah harus makan biar ada tenaga " lanjut Yuda yang berjalan ke dapur.

" Jadi intinya, kalian berdua mau saling memaafkan gak? " tanya Yuda yang juga di dukung dengan anggukan kepala dari Jemima.

Mereka berdua sama-sama terdiam, Yuda sadar apa jawabannya dari hal ini dan dia lebih ngajak Jemima buat makan di luar berdua untuk kali ini.

Selama dua hari full mereka cuman makan mie instan aja, Yuda meninggalkan dua orang yang masih marahan itu dan akhirnya keluar bareng Jemima.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"PASUTRI GAJE SEASON 2!" | Johnten ft kapal lain. | SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang