Bab 17 : Efek Clumsy Hilang!

17 6 0
                                    

Keesokan harinya Yuda ga masuk kerja karena dia mendadak jatuh sakit, padahal dia sendiri gatau apa penyebab dia tiba-tiba sakit.

Sebelumnya Yuda ini sehat secara bugar, tapi tiba-tiba saja dia mendadak demam tinggi dan pilek serta batuk berdahak juga yang membuatnya malas berbicara.

" Yuda? bangun dulu, kamu belum sarapan " kata Kafka yang masuk ke dalam kamarnya masih membawakan sarapan dan teh hangat.

Yuda yang mendengar itu langsung membuka matanya dan duduk di kasur, dia tak melihat ke arah Kafka karena tangannya sendiri sudah gemetar ketika mendengarkan perkataan si manis itu.

" I-iya, letakkan aja disitu ku makan pun, lebih baik kau keluar aja takutnya nanti pilek ku ini nyebar ke kau " jelas Yuda yang membuat Kafka heran.

" Kamu tuh kenapa sih? pas kamu sakit, kamu ga mau jauh dari aku, kok sekarang gini? " tanya Kafka kepadanya yang heran.

" Jugaan tingkah laku kamu belakangan ini aneh banget, aku heran tau gak?! " bentak Kafka yang marah jadinya.

Yuda tuh pengen peluk dia tapi dia ga sanggup gegara badan dia lemah+lemas, mana tangan kanannya gemetar dan hal itu buat dia jadi susah buat ngelakuinnya.

" Anu itu gegara aku agak aktif aja, tunggu aku sembuh ya? nanti ku jelasin pas sembuh, sekarang aku aja susah buat ngapain-ngapain, mending keluar sana takutnya kau juga jadi ikut sakit " kata Yuda yang membuat Kafka pergi begitu saja.

Kafka keluar dari sana dan menutup pintu kamar mereka dengan kuat, setelahnya Yuda sungguh kesal dengan dirinya sendiri karena dia masih belum bisa mengendalikan perasaan aneh itu.

Dia masih jantungan buat berbicara, melihat dan mendengarkan perkataan Kafka itu, dia sendiri masih mikir apa penyebabnya dan mengapa itu terjadi tapi malah ga dapat.

Dia beneran marah karena ga bisa meluk Kafka pas sakit, padahal dia terbiasa meluk Kafka pas sakit. Tak lama Joan datang buat sekedar ngasih makanan ke mereka.

" Eh jem, ada orang tua mu? " tanya Joan yang datang ke rumah nya.

" Ada kok om cuman ayah lagi sakit " jawab Jemima yang buat Joan kaget.

" Loh? sakit apa bapak mu? " tanya Joan yang memberikan semangkuk opor ayam kepada Jemima.

" Gatau badan ayah lemas gegara demam tinggi sama pilek katanya " sahut Jemima seadanya.

Setelahnya Joan hanya menangguk dan kembali ke rumahnya, sementara ketiga orang itu merasa sedikit ada yang kurang karena biasanya sang ayah akan memarahi mereka gegara ngambil waktu dia.

Tapi sekarang sang ayah itu lagi sakit dan ga bisa marah ke mereka kayak biasanya, Aluna dan temannya saja hanya bisa menunggu Yuda cepat sembuh.

" Juna! ayah mu itu kenapa sih? " tanya Aluna kepadanya.

" Aku juga gatau ayah kenapa tiba-tiba jatuh sakit " jawabnya yang beneran bikin Aluna bingung.

" Masa iya kamu ga tahu? kamu kan anaknya " jelas Aluna yang membuat Juna heran.

" Ayolah Lun, aku memang gatau apa-apa dan aku juga heran " sahut Juna balik yang kesal gegara pertanyaan Aluna.

" Ck ck tentang ayah sendiri ga tahu! " seru Aluna yang pergi begitu saja.

Entah mengapa Yuda merasakan jantungnya yang amat sakit, sebelumnya dia tak pernah merasakan sesakit ini tapi untungnya hal itu tak berlangsung lama.

Dia menerima telepon dari bos kantornya yang dimana dia harus ke kantor dengan kondisi badan yang masih lemah, saat dia keluar Kafka mencegahnya.

" Yuda kamu mau kemana? " tanya Kafka yang melihat kepergiannya.

" Mau ke kantor, kenapa? " tanya Yuda yang noleh ke dia.

" Ihh! harusnya aku yang nanya kenapa, bukannya kamu sakit? kok ke kantor sih? " tanya Kafka yang menghampirinya.

Belum sempat Yuda menjawab, Kafka terus-menerus memarahinya tiada henti yang buat Yuda sendiri menarik tangan Kafka ke kamar.

" Hei? aku belum ada jawab pertanyaannya sama sekali, aku disuruh datang ke sana sama atasan ku sayang bukan akunya yang mau " jelas Yuda yang berbicara di depannya.

" Kan kamunya sakit, nanti makin sakit " lanjut Kafka yang buat Yuda ini sedikit tersenyum.

" Kalau sama mu, aku udah sehat. " bisik Yuda yang ngelus kepalanya lembut sambil senyum manis ke dia.

" I love you, bawel. " bisiknya lagi yang buat Kafka kesal tapi senang.

" Apasihh.. " ujarnya yang tak melihat Yuda.

" Eh salting? wkwk " tanya Yuda yang ketawa jadinya.

Sejenak Yuda sadar kalau dia udah ga jantungan lagi pas lihat Yuda, rasanya efek clumsy itu udah hilang dan yang tersisa cuman demam dan pilek.

Yuda narik pinggang Kafka dan buat jarak mereka jadi rapet, Yuda ngelus pipi Kafka dan nyium bibirnya dengan lembut kala itu.

Kafka kaget, tapi perlahan-lahan dia mulai membalas ciuman itu dan Yuda melumatnya juga dengan pelan yang buat Kafka mengalungkan tangannya di leher Yuda.

Yuda melepaskan lumatannya dan akhirnya pergi ke kantor untuk urusannya, dia beneran senang karena efeknya kalau masih clumsy dia bakalan sering sakit jadinya.

Rupanya pekerjaan itu lumayan lama selesainya yang mau ga mau Yuda ini jadi telat pulang ke rumahnya, dia mencoba menyelesaikan pekerjaannya dan akhirnya selesai di jam 20.15 malam.

Yuda buru-buru pulang ke rumah dan sesampainya di rumah, hujan membasahi rumah mereka yang buat dia buru-buru masuk ke rumah.

" Kafka? " panggil Yuda yang ngetuk pintunya.

Kafka yang mendengar itu langsung membuka pintunya dan ngelihat Yuda sedikit kebasahan, dia langsung nyuruh Yuda masuk dan ngasih handuk.

" Nih keringin dulu kepalanya, aku mau buat teh buat kamu " kata Kafka yang dimana Yuda menarik tangannya dan membuat Kafka menjadi memeluk dirinya.

" Kenapa cemberut? jangan cemberut lah, gak suka aku liatnya " ucap Yuda yang sadar akan wajah Kafka.

" Salah siapa pulangnya lama " jawab Kafka yang kesal.

" Aku tadi banyak kerjaan, ini aja baru selesai makanya langsung pulang " jawab Yuda yang membuat Kafka masih marah.

" Ah males sama kamu! " lanjut Kafka yang mau pergi dari sana tapi Yuda langsung mengecup bibirnya dan ngelumat kasar bibir Kafka.

Kafka awalnya memberontak tapi akhirnya dia membalas kecupan dan lumatan itu, Yuda ngelus pinggang Kafka yang selalu mulus itu.

Berakhir dengan Kafka yang telanjang dada dan banyaknya kissmark di dadanya karena Yuda, Yuda juga berakhir dengan wajah yang di penuhi kecupan lipstick gegara Kafka.

" Yudaaa " seru Kafka pelan yang mulai nyium pipi Yuda.

" Udah Kaf, muka ku udah penuh " jelas Yuda yang menatapnya.

Kafka naik ke atas badannya dan nyium seluruh wajahnya beserta bibirnya, Yuda memang selalu jadi korban kalau Kafka yang mendominasi.

"PASUTRI GAJE SEASON 2!" | Johnten ft kapal lain. | SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang