Bab 4 : Hampir Kehilangan. | Niko & El.

51 21 0
                                    

Sesampainya di rumah Niko berjalan pelan-pelan dengan tongkatnya dan dia tahu kalau tangan El sakit, di dalam rumah dia duduk di sofa ruang tamu.

" Kak, bawakan dulu p3k sini " ucap Niko yang membuat El membawakannya.

" Ini " kata El yang meletakkannya dan hendak pergi.

Tapi Niko menahan tangannya dan membuat El menjadi duduk di sebelahnya. El kaget tapi Niko hanya menampilkan tatapan mata yang penuh amarah itu kepadanya.

Niko menarik pelan tangan kiri El dan menaikkan lengan bajunya, dia melihat bahwa tangan El banyak luka dan dia mulai membersihkannya.

" Tadi udah di bersihkan ini lukanya? " tanya Niko dengan cepat.

" O-oh udah tadi sama anaknya Joan, tapi ga semuanya soalnya di bagian bawah aku juga luka " jelas El yang membuat Niko mengangguk.

" Nanti ku bantu obati yang bawahnya. " ujar Niko pada akhirnya.

Niko mengobati beberapa luka itu dan El sebenarnya tahan akan sakitnya tapi dia ga tahan karena rasa perih dari alkohol ke kulitnya.

Akhirnya luka itu selesai dan mereka berdua ke kamar buat istirahat, sementara Niko ke kamar mandi mencuci lengannya serta kakinya.

Ketika Niko keluar, dia ga sengaja ngelihat posisi El yang dimana lagi telanjang bulat juga gegara El mau mengganti pakaiannya malam itu.

" A-ah maaf.. " lirih Niko yang mengalihkan pandangannya dan masuk lagi ke kamar mandi.

Niko kaget dan mencoba untuk tidak mengingat hal tadi, rasanya aneh karena dia tak pernah melihat tubuh El selama ini rupanya tubuhnya begitu cantik tapi kali ini banyak luka.

" Niko, keluar aja seharusnya kita juga biasain hal ini " kata El yang buat Niko keluar dari sana.

El sendiri memakai pakaian tidur yang pendek, Niko mencoba tenang dan berjalan pelan seperti biasanya semenjak dia menolong Joan yang ingin di pukul tadi dengan cara berlari, kakinya sedikit sakit tapi dia paksa untuk lari atau jalan tanpa bantuan tongkat.

Malam itu El tengah memakai pakaian tidur pendek, Niko pun membantu untuk mengobatinya padahal El sendiri merasa ketakutan.

" N-niko.. pelan-pelan ya.. " kata El yang sedikit ketakutan sejujurnya.

" Tadi ada ga dia ngelakuin hal aneh-aneh selain mukulin kau? " tanya Niko yang membuat El mengangguk.

" Ada, dia ngelus paha ku sama mainin bawahan ku.. " lirih El yang membuat Niko kaget.

" Tapi untungnya ga jadi gegara aku sedikit menjauh dari dia tadi " lanjut El yang buat Niko sedikit tenang.

Niko pun mengobati bagian paha El secara perlahan-lahan, dia sejujurnya sedikit takut jadi megang yang aneh-aneh untungnya dia berhasil ga megang yang aneh² itu.

Setelah selesai El memasakkan makan malam untuk mereka berdua, awalnya Niko tak ingin karena takut akan El menjadi kesulitan gegara tangannya.

Tapi El sendiri tetap kekeh akan perkataannya dan alhasil dia cuman masak nasi goreng malam itu gegara ga belanja.

" Besok ku temani belanja " kata Niko yang duduk meja makan tepat di depan El.

" Iya, sore aja perginya " jawab El yang membuat Niko mengangguk.

" Mobilnya udah di baguskan? " tanya Niko kepada El.

" Udah, besok siang aku ambil " balas El yang mendengarnya.

Setelah selesai makan malam, rencananya Niko mau ngerjain kerjaannya yang sempat terhenti tadinya dan El juga pengen ngerjain pekerjaan dia tapi dia ngerasa ngantuk ketika mengerjakannya.

Mereka berdua ngerjain pekerjaannya di ruang tengah sambil duduk bersebelahan, El menahan mulutnya untuk tidak menguap tapi dia benaran ga bisa nahan rasa kantuknya.

Dia tertidur di sofa dan Niko sadar akan itu, dia memindahkan kepala El pelan-pelan ke paha nya dan menaikkan kedua kakinya ke atas sofa.

Niko pun melanjutkan pekerjaannya itu hingga semuanya selesai, dia ingin membantu El tapi dia tak paham dan memilih membereskannya saja.

Dia mencoba menggendong El secara perlahan-lahan meskipun tangannya sakit sekali tapi dia menahan rasa sakit itu.

Dia membawanya ke kamar El dan menidurkannya, jujur saja tangannya menjadi sakit sekali hingga dia sendiri bingung mau ngelakuin apa biar ga sakit.

Tapi sial, 25 menit pun berlalu dan itu belum berhenti akan rasa sakit tangannya itu yang membuat El terbangun karena suara Niko yang meringis kesakitan.

( Niko ketika tangannya kesakitan )

" Aduh anjing sakit kali.. "

" Mak jang parah sakit.. "

" Halah ga kuat aku... "

" Lama kali reda sakitnya ini.. "

" Pukimak kapan ini berhenti njinghh "

" Apala gendong malah jadi gini bangsat "

( back to El )

" Niko, kamu kenapa? kok kayak kesal? " tanya El yang terduduk di kasur sambil mengusap matanya.

" Nggaknya, ga kenapa-napa pun " jawab Niko yang berbohong.

" Beneran? kok kamu kayak kesakitan? " tanya El yang merasakan adanya hal lain.

" Iya betulan ga kenapa-napa " lanjut Niko yang mencoba santai.

Tapi El tahu kalau Niko berbohong, dia bangun dari kasur dan berjalan ke depan Niko lalu menarik kedua tangan Niko akhirnya.

" Tangan mu sakit? kenapa bisa sakit? " tanya El ke dia.

" T-tadi gendong kau makanya sakit.. " lirih Niko yang jujur.

" Kenapa ga bangunin aja? " tanya El yang mencoba mengecek tangan Niko.

" N-nyenyak kali tidur mu, ga enak aku bangunin " jawab Niko yang tak melihat ke arah El.

El hanya tersenyum tipis dan akhirnya memperban tangan Niko, El mengingatkan Niko untuk tidak yang membawa berat-berat.

" Kek mana ga berat, cintai kau aja berat " gumam Niko pelan.

" Sama, cintai kamu itu rasanya juga berat " balas El yang membuat Niko langsung noleh ke dia.

" Berarti tadi dia dengar? " batin Niko yang merasa bingung akan hal itu.

" Aku dengar kamu tadi, cintai orang itu berat rupanya tapi makasih udah mau bertahan sama ku hingga 6 tahun ini " ujar El yang memeluk Niko.

Niko kaget gegara El langsung meluk dia hingga Niko tertidur dan El kayak duduk di atas badannya.

Dan mereka berdua ini diam sejenak karena baru sadar atas apa yang mereka lakukan, dan El sendiri langsung turun dari badan Niko.

Dia hendak pergi ke luar kamar tapi Niko nahan tangannya dan menarik El hingga membuat posisi yang sama seperti sebelumnya.

" E-ehh Niko... " lirih El yang menindih Niko.

Niko tak menjawab namun mengecup bibir El dengan lembut dan melumatnya, El sendiri masih sedikit kaget dan mencoba membalas akan hal itu.

Mereka melakukan hal itu sangat lama, hampir sejam lebih lah dan bibir El waktu itu sudah bengkak, Niko sendiri bibirnya sedikit berdarah gegara di gigit El.

" Ayo tidur " ajak Niko yang membuat El menggeleng.

" Ga ah, kita ciuman aja. " balas El yang duduk di pangkuan Niko dan melakukan hal yang sama seperti tadi.

Hingga mereka mengulangi lagi posisi tidur itu dan semakin lama semakin kena akan nafsu mereka yang perlahan-lahan naik.

"PASUTRI GAJE SEASON 2!" | Johnten ft kapal lain. | SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang