JANGAN LUPA VOTE NYA YAAAAA
Saat itu Karta lagi membersihkan perkarangan rumahnya yang dibantu dengan Jeko dan Mahen.
Jeko sendiri tengah membuang beberapa sampah sementara Mahen lagi motongin ranting pohon mangga yang ada di rumahnya.
Tak lama datang mobil taxi dan seorang pria keluar dari sana, dia memakai kacamata hitam dan membawa koper.
Karta yang melihatnya langsung berjalan ke depannya dan sadar kalau itu Jafi yang membuat dia kesal.
" Ihh kok kamunya bergaya sekarang sih?? mending bantuin aku buat cabutin rumput " ajak Karta yang menarik tangan "Jafi" begitu saja.
"Jafi" pun ikut mencabuti rumput, tak lama ada seseorang yang keluar dari rumah dan berjalan menuju Karta.
" Kak? " tanya Jafi yang membuat Karta menoleh.
" Loh? bukannya kamu ada di sebelah aku? " tanya Karta yang heran.
" Mana ada, aku baru dari kamar mandi " jawab Jafi yang membuat dia menoleh ke sebelahnya.
"Jafi" yang tadi itu masih ada dan itu membuat Karta takut, dia berdiri dan memandangi keduanya.
Kedua "Jafi" itu tengah tegak bersamaan+bersebelahan, hal ini juga membuat kedua anaknya heran.
" Mak jang, bapak ada dua anjing, apa bapak pake jurus naruto ya? " ujar Jeko yang kaget.
Mahen juga bingung dan mikir gimana cara bapaknya ada dua dan itu mirip lagi.
" Saya Javi/aku juga Jafi " ujar mereka berdua yang Jafi ini sadar siapa sebenarnya orang yang di sebelahnya itu.
" Kau bisa gak sih jangan pake nama depan mu itu, yang ada ga bisa di bedain " ujar Jafi yang kesal.
" Tapi nama saya memang itu " jawab "Javi" itu sambil membuka kacamatanya.
Wajah mereka berdua nyaris tak bisa dikenali karena terlalu mirip akan satu sama lain, mereka berdua ini kembar seiras.
" Kamu punya kembaran Jaf? " tanya Karta kepadanya.
" Iya, kalau gitu ayo masuk " ajak Jafi kepada Javi ini.Akhirnya mereka masuk dan Karta ini menghidangkan teh ke dia, sejujurnya Karta merasa ga enak karena udah nyuruh Javi buat ikut kerja.
" Mungkin kakak sendiri ga pernah lihat dan buat kalian dua juga, ini om kalian lah ya karena dia abangnya bapak " jelas Jafi yang duduk di sebelah Javi.
" Iya benar, Jafi itu adik saya karena kami cuman beda tiga hari " jawab Javi yang membuat ketiga orang ini bingung.
" Tunggu? jadi cara bedainnya gimana? " tanya Jeko yang penasaran.
" Ingat aja siapa yang ngomongnya formal soalnya Javi ini udah dari kecil tinggal di luar Indo " jelas Jafi dengan mudahnya yang membuat Jeko mengangguk paham.
" Oh iya? bisa nginap tidak? saya malas ke hotel " ujar Javi ke Jafi.
" Tumben? memang ada kerjaan disini? " tanya Jafi balik.
" Ya begitulah, belakangan ini banyak sekali akan pekerjaan menumpuk " jelas Javi yang menganggukan kepalanya.
" Ya seharusnya bisa kalau kau ga bawa fans mu itu ke sini " balas Jafi yang membolehkannya.
" Fans? seorang selebriti gitu? " tanya Mahen yang heran.
" Haha iya saya seorang aktor dan musisi yang sedang terkenal belakangan ini, nama panggung saya Jeffrey " ujar Javi yang menganggukan kepalanya.
" Oh jadi ini yang namanya sih Jeff-jeff itu? sumpah nama om terkenal banget di seluruh sosmed " sambung Jeko yang baru sadar akan itu.
Javi dan Jafi namanya sangat amat mirip makanya susah buat bedainnya, dan mereka juga terpisah semenjak kecil serta hanya beberapa kali bertemu saja.Itu gegara kakek-neneknya Jafi ini membawa si Javi ke luar negeri dan sebenarnya Jafi juga mau di bawa, tapi mama nya kekeh nolak dan rela membiarkan salah satu anaknya jauh darinya.
" Jav? kau belum ke rumah mama kan? " tanya Jafi yang membuat Javi menggeleng.
" Tadi kesana tapi tidak jadi karena rumah itu sedang kosong " balas Javi yang menggeleng.
" Yaudah nanti kesana aja, jugaan udah lama kau ga ketemu orang tua mu " lanjut Jafi kepadanya.
" Oke, saya akan ikut " ujar Javi akhirnya.
Malam itu mereka sekeluarga + Javi pun pergi ke rumah orang tua mereka yang lokasinya butuh dua jam untuk kesana.
Di perjalanan hujan turun sangat deras yang membuat Karta dan Jeko tertidur karena mengantuk.
Tapi tidak dengan Mahen dan kedua saudara itu, mereka saling bercerita satu sama lain akan pengalaman mereka.
Rupanya Javi memang kesulitan berbahasa Indonesia, demi bisa ke rumah mama nya dia belajar bahasa itu secara paksa dan akhirnya bisa sedikit-sedikit.
Akhirnya mereka sampai dan kedua orang tua Javi serta Jafi menyambut mereka semua dengan hangat.
Mereka juga sekalian makan malam disana supaya Javi dapat merasakan makanan buatan mamanya.
Karta dan mama nya Jafi saling membantu dalam memasak dan kedua anaknya tengah menyiapkan yang lainnya.
Selama ini Jafi memang ga ngenalin abangnya ini ke siapapun karena dia sadar kalau dia seorang adek dari artis terkenal.
Jugaan Javi memang jarang ada di Indonesia makanya dia gak pernah bilang kalau dia punya abang yang mirip sama dia.
Makan malam mereka pun di selingi banyak cerita dan canda tawa malam itu, sehabis itu kedua Jafi tadi masih mengobrol dengan orang tua mereka.
Sementara Karta dan Jeko saling membantu dalam mencuci piring, Mahen sendiri bagian yang ngelap dan menyusun.
Jeko dan abangnya pun bisa duduk, Karta juga ikut nimbrung di dalam pembicaraan keluarga itu.
Jeko sendiri asik memainkan hp nya sementara Mahen masih melihat beberapa foto yang terpajang bahwa bapaknya dengan om Javi itu sangat-amat mirip.
Sehabis itu Jafi dan keluarganya pulang, Javi bakalan ke rumah besok karena mau nginap di tempat mama nya aja.
Dalam perjalanan sejujurnya Jeko dan Mahen udah tidur gegara ngantuk, begitu juga dengan Karta yang ngantuk karena kecapean.
Jafi yang lihat itu cuman bisa tersenyum dan membiarkan mereka tidur, sesampainya di rumah mobil itu langsung di masukkan ke dalam bagasi.
Jafi pun membangunkan mereka dan menggendong Karta, dia menidurkan badan Karta di kamar dan mengunci pintu rumah mereka.
Setelahnya Jafi ini masuk ke dalam kamarnya dan mengganti bajunya, dia jalan ke kasur dan tidur di sebelah Karta.
" Jafi.... aku... tadi... takut... " ujar Karta dengan pelan.
" Aku takut.... " lanjut Karta yang memeluknya dengan erat.
Jafi hanya diam dan membalas pelukan itu dengan erat sambil mengelus kepalanya Karta dengan lembut.
" Shutt jangan takut, aku disini " bisik Jafi pelan ke telingannya Karta.
Karta makin mempererat pelukannya, malam itu jadi dingin karena baru hujan dan Karta itu takut karena mimpi yang ia alami.
Jafi sendiri nyium keningnya Karta supaya Karta ini tenang, tapi Karta malah ga bisa tidur.
" Jafi aku ga bisa tidur.. " katanya yang menidurkan kepalanya di dada Jafi.
Jafi tersenyum dan mengusap kepala Karta dengan lembut supaya dia mengantuk.
Tapi tetep aja kalau Karta masih ga bisa tidur, akhirnya Jafi mengajaknya bercerita dan Karta menceritakan hal-hal yang menurutnya lucu.
Jafi meresponnya dengan tertawaannya itu, hal ini buat Karta senang dan akhirnya dia merasa ngantuk.
Dia pun tertidur di pelukan Jafi dan Jafi juga ikut tidur di dalam pelukan itu karena dia juga kecapean.
KAMU SEDANG MEMBACA
"PASUTRI GAJE SEASON 2!" | Johnten ft kapal lain. | SLOW UP
Fiksi PenggemarDON'T TAKE ANYTHING FROM HERE IF U DON'T SAY PERMISSION, DILARANG MENGGUNAKAN IDE ATM (AMATI-TIRU-MENJIPLAK) apalagi yang sama persis. (Kalau memang terinspirasi ga masalah, intinya ga ngambil ide cerita apapun dari sini, karena hampir seluruh ide...