Bab 6 Harus Sama Nona

485 65 8
                                    

Freen dan Irene sampai ke toko buku besar di pusat. Mereka langsung masuk dan disana lumayan rame pengunjung.

"Freen kita jalannya sama-sama ya, jangan terpisah!"

"Iya Kak!"

"Oh Oke, bagaimana kalau panggil Irene aja jangan Kakak!"

"Baik Irene!"

Irene tersenyum manis lalu berbalik karena seketika wajahnya malu. Freen dan Irene berjalan ke rak buku kesehatan karena Irene jurusan kesehatan. Freen juga mencari buku sekitar sana disebelahnya buku soal bisnis.

Mereka anteng sekali memilah dan memilih buku dari mulai sampul, deskripsi dan juga nama penulis jadi bahan pertimbangan. Baik Irene atau Freen sama-sama suka baca buku.

Mereka juga berdiskusi soal cara menilai buku dengan versi masing-masing jika seandainya buku yang mereka pilih terbungkus sempurna dan sulit baca isinya.

"Freen bagaimana tips kamu memilih buku yang baik buat kamu baca?" Tanya Irene.

"Pertama tentunya Freen akan memilih buku sesuai minat Freen, melihat review dari berbagai orang, deskripsi, penulis dan yang paling penting tidak terlalu tebal...hehe gitu aja Irene" jawab Freen.

"Heumm... oke hampir sama dengan ku, aku gak begitu suka buku yang terlalu tebal tetapi buku ke dokteran semuanya malah tebal-tebal!" Irene ucapnya.

"Freen membayangkan kalau seandainya Irene jadi dokter pasti banyak pasien yang ingin diperiksa sekalipun sudah sembuh"

"Loh kenapa? Karena mereka gak yakin?"

"Bukan! Tapi karena mereka rindu ketemu bu Dokter cantik yang ramah dan lembut"

"Hehehe... Freen bisa aja. Tapi Irene sebetulnya mau sekolah khusus lagi. Irene mau sekolah ahli jantung"

"Bagus. Freen dukung Irene!" Memberikan dukungan.

"Lalu kalau boleh tahu Freen cita-citanya apa?"

"Freen hanya ingin jadi orang sukses, terserah jalurnya apa saja yang penting baik dan halal. Freen dari sekarang juga sedang memikirkan bagaimana Freen setelah lulus. Mungkin Freen akan kerja sebagai karyawan diperusahaan"

"Freen bukan lahir dari keluarga kaya. Freen bahkan kuliah karena beasiswa. Tetapi Freen akan manfaatkan ilmu untuk meraih kesuksessan Freen dimasa depan" ucap Freen panjang lebar dan juga optimis.

Irene melihat semangat dan optimis Freen "Lalu apakah ada seseorang yang jadi penyemangat dan memotivasi hidupmu?"

"Tentu saja ibuku! Dia adalah motivasiku"

"Selain ibu, apakah ada pacar Freen yang menyemangati Freen?"

"Freen tidak punya pacar dan Freen gak pernah pacaran. Freen gak tahu apa yang seorang butuhkan dari Freen. Freen bukan laki-laki yang bisa diandalkan. Freen gak bisa nyenengin dia buat jalan-jalan atau makan direstoran. Freen mungkin gak banyak waktu untuk seseorang yang butuh perhatian. Freen rasa perempuan akan cepat bosan sama Freen yang kaku dan juga fesimis"

Timpal Irene "Ya, kamu memang fesimis. Tetapi kamu juga keren Freen. Kamu orang yang menunjukkan konsistensi terhadap prestasi dan juga tidak tinggi hati. Kamu juga orang yang bertanggungjawab Freen" ucap Irene memuji.

Freen timpalnya "Kamu hanya belum kenal siapa aku! Aku orangnya benar-benar sulit percaya diri karena apa-apa semua serba ekonomi"

"Freen percayalah, tidak semua perempuan memandang kekayaan adalah segalanya. Terkadang dengan seseorang yang bikin nyaman dan juga menyenangkan hal yang paling dibutuhkan. Kamu hanya perlu menemukan wanita seperti itu. Wanita yang hanya butuh kamu karena kasih sayang dan kenyamanan maka situasi sederhanapun akan menjadi sebuah kebahagiaan"

FLASHLIGHT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang