Bab 14 Pembalasan

393 51 11
                                    

Pembalasan sadis

Dengan susah payah dan juga bayaran yang tidak murah Tuan Armstrong akhirnya bisa mendapatkan Abdan dengan bantuan mafia handal yang bisa dipercaya.

Tuan Armstrong kembali setelah kabar penangkapan Abdan sudah dilakukan. Kini Abdan berada dalam genggaman Tuan Armstrong.

Tuan Armstorng bahkan memukul habis-habisan Abdan sampai berdarah-darah dan babak belur di ruang sekapan. Tuan Armstrong yang geram tidak ingin melepaskan begitu saja. Dia ingin membuat Abdan lebih mederita lagi dan mati perlahan.

Teriakan, erangan dan juga kata ampun sudah ribuan kali Abdan teriakkan dengan getir. Namun seolah tuli dan tidak peduli Tuan Armstrong terus menyiksanya sampai wajahnya tidak berbentuk lagi.

Tuan Armstrong setelah menghajarnya dan wajah babak belur penuh darah Abdan yang pasran. Tangan Tuan Armstrong menjambak rambut Badan dan mendekatkan wajahnya kearah wajah Tuan Armstrong dengan mata merah penuh amarah.

"Tidak ada kata ampun untuk orang yang beraninya menyentuh keluargaku apalagi membuat istriku meninggal. Kau orang yang harus merasakan betapa pembalasan jauh lebih kejam dan sadis karena sudah berani padaku"

"Armstrong, lebih baik kamu bunuh aku saja!" Mohonnya dengan mulut berdarah-darah karena sebagian giginya sudah rontok akibat pukulan dan siksaan. Keadaanya sudah sangat mengenaskan namun tak akan pernah cukup.

"Tidak semudah itu sialan, aku harus membuatmu menderita bahkan mematahkan setiap tulang-tulangmu sebelum dinafas terakhirmu aku lempar kekandang buaya lapar. Tunggu sialan dan rasakan!" Geram Tuan Armstrong.

"Tidak Amstrong... sudah sudah, aku menyesal. Aku yang salah dan tidak berpikir panjang. Aku salah menduga, aku salah... bunuh saja aku Armstrong... bunuh aku!! Heeeeuu...eeeuh"

Kreeeeuuuukkk
Terdengar tulang bergeser saat tangan sengaja ditarik paksa

Aaaaaaaaarrrrrrrggggggh
Teriak memecah bumi seorang dengan tenaga sisanya.

Bluggghhh
Tubuh Abdan tergeletak dilantai yang dingin dan menusuk.

Aaaaarrrrrggg
Aaaaaaarrregg
Erangnya kesakitan dan tidak ada yang peduli dengannya bahkan orang yang sudah membuatnya kesakitanpun menatap dengan tatapan antipati.

.....

POV rumah Freen

Freen membantu Heng yang sekarang pindah kerumahnya karena Freen yang minta. Heng berada di tempat yang nyaman dan juga agar rumah lebih hangat jika ada Heng. Heng sangat senang dan juga tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Freen dan ibunya.

Mereka kumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Nun menghidangkan makanan yang sangat lezat.

Heng ucapnya "Waaah rasanya semua nikmat sekali! Heng enggak sabar pengen menikmatinya"

"Makan yang banyak sayang, Ibu siapkan untuk dinikmati bersama!"

"Terima kasih Bu. Ibu baik sekali!" Nun tersenyum lalu mengalaskan nasi untuk Freen dan juga Heng.

Mereka makan bersama dengan bahagia dan bercengkrama dengan cerita lucu Heng. Heng memang lucu dan selalu menghangatkan suasana.

Selesai makan anak-anak berbakti itu langsung berdiri membantu membereskan dan mencuci piring kotor bekas mereka makan. Meakipun Nun punya kedua Putra tetapi dia tidak merasa kerepotan karena kedua Putra itu sangat rajin dan selalu berbagi tugas.

Rumah Freen dan keluarga semakin kuat dan juga merasa punya tujuan untuk hidup bersama dalam suka cita. Nun memulai bisnisnya dengan bantuan kedua Putranya. Di awal bisnisnya berjalan dengan lancar dan kedua putranya tentu membantu dalam promosi dan mengantar pakaian.

FLASHLIGHT LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang