[🔍 DELAPAN]

287 32 2
                                    

Selamat membaca🙏🏼☺️.

|
|
|

Di sebuah ruangan yang minim cahaya, terdapat 3 pria berbeda usia. Entah apa yang mereka obrolkan, kalian simak saja😌.

"DASAR TIDAK BERGUNA! Menyeret mereka untuk kehadapan ku saja kalian tidak bisa! Sia-sia saya membayar kalian!" marah salah satu pria yang duduk di kursi kebesarannya.

"Maaf Tuan, kami kalah jumlah, karna keluarga Revelton mengirim bala bantuan untuk mereka" jawab pria yang kini menunduk ketakutan.

"Sudahlah Yah, tidak perlu emosi seperti itu, lebih baik sekarang kita buat rencana untuk balas dendam" ujar pemuda yang berusia 23 tahun.

"Hm, kau benar"

"Jangan ada penyerangan, kita buat rencana dengan matang, tapi kalian tetap pantau mereka, kalau perlu menyamar lah, dan awasi mereka dari jarak dekat, jika ada kesempatan serang mereka" ucap pria yang duduk di kursi kebesarannya itu.

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu" ucap bawahannya dengan sopan, lalu pergi.

"Dika, saya tau kamu pintar dalam hal menyamar dan bermuka dua. Jadi saya akan memberimu tugas yang cukup berat"

"Hm, aku akan menyanggupinya, tapi berjanjilah untuk terus membiayai pengobatan adikku" ujar pemuda itu.

"Saya akan membiayai pengobatan adikmu hingga sembuh total"

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu" setelahnya pemuda itu pergi dari ruangan milik Ayah tirinya itu.

"Pak tua gila, jika bukan karna adikku yang memiliki penyakit ginjal, aku tak sudi membantunya" batin pemuda itu.

***

Jam menunjukkan pukul 07.58 PM.

Aiden, Lio, Yuda, Marvel dan yang lainnya baru saja sampai beberapa menit yang lalu, bertepatan dengan Julio yang baru saja selesai diperiksa.

"Sudah enakan?" tanya Marvel.

"Tubuhku sedikit tidak nyaman" jawab Julio.

"Jangan terlalu banyak bergerak, agar pemulihannya cepat" ujar Marvel.

"Badanku kaku sekali jika tidak digerakkan" keluh Julio.

"Lain kali jika di suruh diam dan sembunyi tuh nurut, jangan ngeyel, jadi gini kan!" omel Regan.

"Kan aku hanya ingin membantu, lagi pula aku tidak merasa ada peluru yang mengenai lenganku" ujar Julio.

"Satu lagi, kau belajar dari mana memegang pistol? Aku maupun Bang Marvel belum pernah mengajarimu memegang senjata apapun" tanya Regan dengan tatapan mengintimidasi.

"Em, anu, a-aku, aku suka melihat Paman Jo dan Paman Max berlatih, jadi sedikit-sedikit aku bisa menggunakan senjata" jawab Julio gugup.

Hey, perlu kalian ingat, jiwa yang menempati raga Julio adalah seorang pembunuh bayaran. Dan sudah pasti ia memiliki keahlian dalam menggunakan senjata apapun.

"Jangan sekali lagi kau bertindak seperti tadi" tegas Marvel.

"Iya-iya, kalian berdua bawel sekali"

"Kami tidak bawel, kami hanya khawatir padamu. Lagipula kami seperti ini karna mau melindungi aset kami" ujar Regan.

"Ya ya ya, terserah"

"Sudah, lebih baik kau tidur, tubuhmu perlu istirahat" ucap Aiden.

"Baru juga bangun, udah disuruh tidur aja" ujar Lio.

7 broken wingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang