Selamat membaca😘 🙏🏼.
|
|
|Jevan menatap kosong kearah pintu ruang IGD. Pikirannya melayang, dimana saat Hamzah mengadu kesakitan saat perjalanan menuju rumah sakit, dan nafasnya yang tak beraturan, membuatnya berfikir yang tidak-tidak.
"Jiwa kita memang tak pernah saling kenal dan saling jumpa, tapi raga yang kini ku tempati dan raga yang kau tempati memiliki ikatan darah dan batin. Aku sakit saat melihatmu terluka" batin Jevan.
"Tuhan, tolong jangan rebut kebahagiaan ku lagi" Jevan mengusap wajahnya kasar.
"Jevan, Jastin"
"Bang Mar, Kak Regan"
"Bagaimana keadaan Hamzah?" tanya Marvel.
"Masih di tangani" jawab Aiden.
"Kak Regan" Jevan menatap sendu Regan.
"Kemari lah" ujar Regan, seraya merentangkan tangannya. Jevan berjalan mendekati Regan, lalu memeluknya erat.
"Hamzah, Kak~" lirihnya.
"Hamzah akan baik-baik saja, kau tau sendiri bukan, jika adikmu itu kuat"
"Jevan takut Hamzah pergi ninggalin Jevan sendiri di sini, hikss~"
"Tenangkan dirimu, Hamzah akan baik-baik saja"
"Jelaskan apa yang terjadi" ucap Marvel datar.
"Jadi tadi...."
Jastin menjelaskan dari awal mereka pergi ke arena balap sampai ada kejadian yang tidak terduga seperti ini.
"Aku sudah bilang untuk tidak keluyuran! Kenapa kalian sangat susah di bilangin, hah?" ujar Marvel dengan nada datar yang terkesan kecewa, namun tersirat nada ke khawatiran.
"Maaf" ujar Jastin.
"Kalian selalu mengatakan hal yang sama" ucap Marvel, membuat semuanya menunduk takut.
"Kalian harus menerima resiko yang kalian telah perbuat pada adikku" batin Regan.
Suasana kembali hening, hanya terdengar isakan dari Jevan yang berada di pelukan Regan.
Hingga sesaat kemudian pintu ruang IGD terbuka, menampilkan seorang Dokter paruh baya.
Semua orang yang ada di depan ruang IGD menghampiri Dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan adik saya?" tanya Jevan.
"Untung saja pasien segera di bawa ke rumah sakit, jadi kami tidak terlambat untuk menangani pasien. Mungkin jika kalian telat 1 menit saja untuk membawa pasien ke rumah sakit, pasien bisa saja meninggal dunia" ujar Dokter paruh baya itu.
"Dan kondisi pasien sekarang sedikit membaik, namun jantungnya masih berdetak lambat, tidak seperti jantung anak remaja pada umumnya, dan di area dadanya mengalami memar. Apa sebelum pasien mengalami kekerasan di area dada?" tanya Dokter paruh baya itu.
"Iya Dok" jawab Jastin.
"Untuk kedepannya, jangan sampai terbentur atau terkena pukulan di area dadanya, karna bisa membahayakan jantung dan pernapasannya. Apa pasien pernah mengalami operasi jantung?" tanya Dokter lagi.
"Pernah Dok, dan operasi itu hampir gagal" jawab Aiden.
"Karna operasi jantung yang di alami pasien pernah gagal, membuat jantung pasien tidak bekerja maksimal dalam memompa peredaran darah dari jantung ke bagian tubuh lainnya, jadi tolong jaga pasien dengan baik. Untuk sekarang pasien di rawat inap, saya akan memantau perkembangan pasien hingga dua hari ke depan. Kalau begitu saya permisi dulu, pasien aka di pindahkan ke ruang rawat inap" jelas sang Dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 broken wing
Novela JuvenilMasih bnyak yang perlu di revisi | | | Cerita ini hanya karangan penulis saat gabut, tanpa menjiplak cerita orang lain. Yang gabut boleh mampir ke ceritaku. Menceritakan 7 jiwa yang bertransmigrasi ke tubuh remaja. Perjalanan mereka tidak seindah da...