Hallo guys👋🏼, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya😊. Oke kalau gitu selamat membaca🙏🏼🤗.
|
|
|Ruang BK, disinilah Jevan, Hamzah, Jastin, Lio dan Naya berada. Duduk berhadapan dengan 5 siswa lainnya, dan beberapa Guru.
"Ada yang bisa menjelaskan?" tanya salah satu Guru yang di ketahui Guru BK, sebut saja Bu Ida.
Salah seorang siswa menjawab pertanyaan Bu Ida. "Tasya Bu, dia duluan yang nyiram kembaran saya pake kuah bakso, ya saya gak terima, makanya saya nampar dia. Si anak bar-"
"Eh sialan, adek lo duluan ya yang dorong Mona! Lo kalo mau ribut ayok! Lo pikir gue takut, hah?!" sentak Tasya, memotong ucapan siswa laki-laki yang lebih menonjol dari empat siswa lainnya.
"Tasya, jaga bahasamu di depan Guru" tegur Bu Ida.
"Maaf Bu, habis anak monyet satu ini bikin saya kesel" ucap Tasya.
"Tasya, sudah siang kamu! Lio, saya percaya kamu anak baik, tolong jelaskan permasalahan yang terjadi tanpa memihak siapapun" ujar Bu Ida.
"Baik Bu. Jadi begi-" ucapan Lio terpotong saat ada suara ketukan pintu, dan di susul dengan pintu terbuka, menampilkan Regan dengan balita perempuan di gendongannya.
"Permisi"
"Ah, Nak Regan, silahkan masuk" ujar Bu Ida.
Regan mengangguk, lalu berjalan mendekati mereka, dan duduk di samping Jevan.
"Mereka kena kasus apa?" tanya Regan.
Ya beginilah Regan, tidak ada kata basa-basi, berbicara pun semaunya, namun hal itu sudah di wajari oleh banyak orang yang sudah mengetahui Regan.
"Mereka terlibat perkelahian" jawab Bu Ida.
"Adik saya tidak akan melakukan hal seperti itu, jika tidak ada seseorang yang memancingnya terlebih dahulu" ujar Regan dengan nada dingin, menatap tajam kelima siswa yang ada di hadapannya, membuat ke lima siswa itu merasa terintimidasi oleh tatapan Regan.
"Jangan mentang-mentang lo Kakaknya mereka jadi lo bela mereka ya sialan!" sentak siswa yang lengan bajunya di gulung hingga bahu.
"Jaga bicara kamu, sebelum saya robek mulutmu!" ancam Regan. Berani sekali siswa itu mengumpatinya, apa dia tidak tahu siapa Regan? Hey, kau bisa saja mati detik itu juga, jika saja Regan tidak membawa anak kecil di gendongannya.
"Jika kalian lebih percaya pada siswa berandal ini, maka cek lah CCTV yang ada di sekolah ini. Sangat tidak mungkin bukan sekolah se elit ini tidak memiliki CCTV?" saran Regan. Regan tetaplah Regan, ia akan mencari tau informasi apapun yang menyangkut adik-adiknya.
"Yang dikatakan Nak Regan ada benarnya, Bu Ida" ujar Guru perempuan, sebut saja Bu Riris.
"Kalau begitu ikut saya keruang pemantau CCTV, agar semuanya bisa melihat" ujar Bu Ida, lalu beranjak dari duduknya, diikuti yang lainnya.
"Uncle Legan, tita au tenana?" tanya Lala, dengan suara khas anak kecil.
"Kita akan pergi menonton" jawab Regan, pandangannya masih fokus kedepan.
"Lala mau sama Uncle Hamzah?" tanya Hamzah seraya mengulurkan kedua temannya.
"Nda, Lala au ama Uncle Legan caja" jawab Lala.
Singkat cerita, kini mereka telah sampai di ruang CCTV.
"Permisi Pak Ibnu" ujar Bu Ida, menyapa Pak Ibnu si penjaga tugas CCTV.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 broken wing
Novela JuvenilMasih bnyak yang perlu di revisi | | | Cerita ini hanya karangan penulis saat gabut, tanpa menjiplak cerita orang lain. Yang gabut boleh mampir ke ceritaku. Menceritakan 7 jiwa yang bertransmigrasi ke tubuh remaja. Perjalanan mereka tidak seindah da...