Pleasure Hole - Nomin 🔞

3K 115 2
                                    

Suatu hari Nana bertemu Jeno di depan pintu rumah, Nana berusaha menarik perhatian Jeno, tapi Jeno tak peduli.

Nana yang penasaran dengan tetangga barunya, dengan penuh semangat mendekati Jeno saat dia melangkah keluar. Dia melambai dan menyapa dengan ramah, tapi Jeno tetap dingin dan menjaga jarak. "Selamat pagi," katanya dengan ceria, bertekad untuk menjalin hubungan.

Jeno hanya mengangguk ke arahnya, tanpa mengalihkan pandangan dari jalan. "Pagi," katanya singkat sebelum berjalan pergi. Nana, kecewa tapi tidak tergoyahkan, melihatnya pergi dengan senyum kecil di wajahnya. Dia tahu dia harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan perhatiannya.

Hari berganti minggu, dan Nana terus berusaha menarik perhatian Jeno. Dia menemukan alasan untuk berada di luar saat dia berada, dan bahkan mencoba memulai percakapan dengannya. Tapi Jeno tetap menjaga jarak dan tidak tertarik, hampir tidak menyadari kehadirannya.

...

Suatu malam, Nana tidak bisa menahan godaan lebih lama lagi. Dia dengan hati-hati membuat lubang kecil di dinding kamarnya agar dia bisa mengintip ke dalam kamar Jeno tanpa terdeteksi. Saat dia menempelkan wajahnya ke lubang, dia melihat Jeno duduk di mejanya, membelakangi dinding.

Jantung Nana berdebar kencang saat dia melihat Jeno, terpesona oleh sikapnya yang pendiam. Dia memperhatikan cara cahaya redup dari lampunya menimbulkan bayangan di wajahnya, membuatnya tampak lebih misterius. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya, dan mendapati dirinya merayap semakin dekat ke lubang, ingin melihat lebih banyak.

Saat Nana terus memperhatikan Jeno dari lubang di dindingnya, dia mulai memperhatikan detail kecil tentang Jeno yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Cara rambutnya tergerai di kening, lekuk telinga, bahkan garis-garis kecil yang terbentuk di kening saat sedang berpikir.

Tak kuasa menahan godaan, Nana mulai mengintip kamar Jeno hampir setiap malam, semakin terpesona padanya. Dia mulai memperhatikan bahwa Jeno sepertinya menulis jurnal setiap malam, jadi dia memutuskan untuk menggunakan informasi ini untuk keuntungannya.

...

Jantung Nana berdebar kencang saat mendengar erangan pelan yang datang dari kamar Jeno. Dia segera mendekati lubang di dindingnya, menempelkan telinganya ke lubang itu untuk memastikan dia tidak sedang membayangkan sesuatu. Suaranya tidak salah lagi - Jeno sedang bersenang-senang.

Nafas Nana tersengal-sengal mendengarkan rintihan lembut Jeno, pikirannya penuh dengan pemikiran kotor dan khayalan. Dia mulai menyentuh dirinya sendiri melalui celana dalamnya, tidak mampu menahan godaan lebih lama lagi.

"Nghh... Hngggg..." Erangan nafas Nana memenuhi ruangan saat dia menggosok dirinya melalui celana dalam yang basah kuyup, benar-benar hilang pada saat itu. Dia tidak percaya dia melakukan ini, memata-matai Jeno saat dia sedang bersenang-senang, tapi dia juga tidak bisa menahan diri.

Saat Nana terus mendengarkan dan menyentuh dirinya sendiri, dia malah mulai membayangkan tangan Jeno pada dirinya. Dia membayangkan dia menggosok pahanya, menyentuh payudaranya, dan menciumnya dalam-dalam. Fantasinya menjadi begitu nyata sehingga dia merasa seperti berada di sana, di kamarnya bersamanya. "Ya Tuhan... ya Tuhan..."

Erangan Nana semakin keras dan sering, benar-benar kehilangan kendali saat membayangkan sentuhan Jeno. Dia bisa merasakan dirinya semakin dekat ke tepi, tubuhnya gemetar karena kenikmatan. Akhirnya, dia mencapai puncaknya, orgasme menyapu dirinya seperti gelombang. "A-Anhh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Short Story | Nana Harem🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang