Na Jaemin, laki-laki itu menginjakan kakinya di depan sebuah bangunan yang berjajar. Laki-laki yang memiliki paras yang cantik dan senyum yang manis itu memasuki sebuah kampus besar.
Langkah kakinya dia telusuri untuk menuju lobi kampus, namun dia berhenti sejenak melihat sosok yang tak asing di matanya. Pria dingin berbadan tinggi itu tengah menghampirinya.
"Matilah aku, kemarin aku menghindarinya" Guman Jaemin pada dirinya sendiri, lalu dia berusaha menutup wajahnya dengan tangan.
Jeno berjalan mendekat dan berakhir berdiri di hadapan Jaemin dengan wajah datarnya. "Na Jaemin, bagaimana hari-harimu kemarin?" Jeno bertanya namun kalimatnya penuh dengan penekanan.
Dia menelan ludahnya sendiri dan tergagap. "A-Ah baik...tentu saja hari-hariku baik H-Haha"
"Ada yang ingin ku bicarakan denganmu"
'Mampus'
Jaemin menepuk pundak yang lebih tinggi dengan berjinjit. "Maaf Jeno, aku hari ini ada kelas tambahan" katanya, lalu Jaemin berbalik arah hendak pergi.
Tangan berurat Jeno mencekal pergelangan tanganya, membuat Jaemin kian menelan ludahnya dengan kasar. "Jangan bohong, aku tau kau menghindariku" kata Jeno.
Jaemin menoleh menatap Jeno dengan ringisan kecil. "T-Tidak, aku tidak menghindarimu. Sungguh!" Kalimatnya dengan antusias.
"Bohong..."
"Hei, jangan ganggu Jaemin!" Dari kejauhan Mark menghampiri dengan guratan wajah tak suka kepada Jeno.
Lalu dia menarik lengan Jaemin yang di cengkram erat oleh Jeno, dia rangkul pundak si manis dengan posesif.
Jeno memalingkan wajah sengit, rasanya ingin meludah bila Mark dekat dengan Jaemin. "Kau pengganggu sialan!" Gumanya dengan nada sarkas.
"Jauhi Jaemin, kau hanya membuatnya takut. Sampai kapan kau terus-terusan mengusik dia?" Ujar Mark.
"Kau tidak tahu, urusi saja urusanmu sialan!"
"Urusanku itu untuk menjauhkanmu dari Jaemin!"
"Sialan!"
Jaemin memandang bergantian wajah kedua pria itu, lalu dia menjauhkan tubuh mereka. "Stop! Kalian membuatku pusing....aku hari ini ada kelas, tolong jangan halangi jalanku" lalu Jaemin beranjak, pergi setelah mendorong kedua dada pria itu.
Mark dan Jeno saling adu tatapan sengit.
"Awas saja kau" peringat Mark.
...
Usai kelasnya, Jaemin mampir sebentar ke perpustakaan untuk menemui Haechan-sahabatnya. Dia berjalan menelusuri rak-rak buku yang menjulang tinggi.
Hingga dia mendapati Haechan tengah bermain game di tengah-tengah rak tersebut. Jaemin menghela nafas lelah. 'Lalu apa manfaatnya dia pergi ke perpustakaan?' Batinya.
Dia hampiri Haechan dan duduk di sebelah pria berkulit tan itu.
Haechan yang asik bermain game harus menoleh merasa seseorang tengah duduk di sampingnya. Dia tatap Jaemin sedikit terkejut. "Kukira siapa" lirihnya sambil mengelus dada.
"Yang benar saja, kau ke perpustakaan hanya untuk bermaim game?" Tanya Jaemin.
Haechan mengangguk. "Dosen Choi hari ini menyebalkan sekali, dia hampir menyita handphone ku saat di kelas"
Jaemin mendengus kesal pada pria itu, lalu dia mengetuk kepala Haechan singkat.
"Pssst Pssst, ada yang kemari" lirih Haechan, Jaemin pun menoleh mengikuti arah pandang sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story | Nana Harem🔞
Roman pour AdolescentsD18+ on going bxb mature content