bgm : keshi - limbo.
Di halaman gedung serbaguna Fakultas Seni Rupa dan Desain telah berdiri beberapa stan penjual makanan maupun workshop yang dikelola oleh mahasiswanya sendiri. Orang-orang sibuk berlalu-lalang menyiapkan dan memperhatikan kelengkapan. Warna-warni dari rumbai-rumbai dan kelap-kelip sulur lampu gantung menghiasi tiap pilar bangunan dari pintu masuk.
Sore menjelang, sinar matahari yang meredup bersamaan suhu udara yang menyejuk menjadi alunan simfoni pengiring dibukanya acara pameran seni yang diadakan rutin tiap semester. Pada sudut halaman telah tersedia pula panggung kecil, yang memperbolehkan siapa saja untuk bernyanyi sesuai urutan dan aturan yang disusun. Semua panitia bersiap di tempat masing-masing, menyambut pengunjung yang tak jarang berasal dari luar fakultas maupun universitas.
Di bagian depan ada Anastasha Rose yang bertugas mencatat daftar pengunjung bersama lima panitia yang lain. Gadis itu tampil lebih menawan dengan polesan make up manis dan jarik batik yang digunakan sebagai bawahan, berpadu dengan blouse putih dengan aksen simple yang cantik sekali, tak kalah dengan panitia yang sama menawannya hari ini.
Bukan tanpa alasan Tasha diletakkan di bagian depan. Sebab selain Jeka Wisanggeni yang tidak tertarik mengikuti acara kepanitiaan, Anastasha adalah salah satu dari mahasiswa unggulan yang dikenal dan memiliki banyak kenalan.
"Sha, hadep sini dong." Pinta Jefri yang mengarahkan lesan kameranya pada keberadaan Tasha yang reflek tersenyum lebar.
Mengecek hasil fotonya, Jefri tersenyum, "Cantiknya tulang rusuk ku."
"Alay lo!" Teriak Tasha, mengundang tawa teman-temannya. Lalu Tasha tak lagi menaruh peduli saat panitia yang lain pun meminta di foto juga, memang tugas Jefri sebagai panitia dokumentasi.
Tak berapa lama, Jeka Wisanggeni menampakan diri sembari meletakkan satu kap minuman boba berukuran besar di hadapan Tasha. Ia mengelus surai Tasha sekali seraya berucap, "Gue ke stan nya bang Wildan ya."
Menarik kap minuman lebih dekat dengan mata berbinar, lalu sorot netra Tasha berubah bingung saat merespon, "Mau ngapain?" Karena setahu Tasha, stan bang Wildan itu menyediakan jasa pembuatan tato temporer.
"Bikin tato." Jawab Jeka singkat, "Dah, ya."
"Eh, isi daftar hadir dulu!" Perintah Tasha, mencekal pergelangan tangan Jeka yang hendak berlalu.
Namun Jeka terlalu malas untuk meluangkan lebih banyak waktu di sini, apalagi menyadari presensinya mulai menarik perhatian. "Lo aja yang nulis."
Tasha cemberut, "Gue tulis 'Jeka Wisanggeni tulang punggungnya Tasha' loh nanti?!"
Sambil tertawa, Jeka menganggukan kepala, "Terserah lo deh, Sha. Yang penting lo senang."
Walau sedikit kesal, tetapi Tasha tetap tersenyum untuk minuman kesukaannya yang diberi percuma. Tak lupa menjulurkan lidah ke arah Jefri yang tiba-tiba berseru pelan, "Alay lo, Sha!" padanya.
Anastasha mulai menuliskan nama Jeka setelah menusukkan sedotan ke kap dan meminum isinya banyak-banyak. Karena pengaruh minuman atau afeksi Jeka; entahlah, keadaan hati Tasha sungguh baik sampai bermenit-menit ke depan. Hingga euforia kebahagiaannya sedikit memudar manakala sepasang muda-mudi berdiri di hadapan.
"Hai, Sha." Sapa Archilla, mengembangkan senyum dan berdiri bersisian dengan Pradipta.
Menyingkirkan minumannya, Tasha tersenyum, "Hai, Archi. Makasih ya udah dateng. Ayo kalian isi daftar hadir dulu, nanti gue kasih stiker."
KAMU SEDANG MEMBACA
I love your boyfriend
أدب المراهقين『 vsoo 』 Archilla tahu jika Dipta itu pacar Jennie. Tapi mau bagaimana lagi? Dipta dan segala pesonanya adalah dosa yang tak sanggup Archilla hindari. taehyung - jisoo. faraenova, 2022. 6 di #vsoo 1 di #sajak 3 di #vsoo 😭