Bab Enam

456 82 26
                                    

"Pril, aku minta maaf, kamu pasti sudah mendengar kondisi disini bagaimana kan?"

Prilly mengangguk pada Kaia yang terlihat tak nyaman bertanya padanya.

Baru saja Byan kakak ipar Kaia, suami Mawar yang sedang hamil tua datang. Mawar sebetulnya tinggal dikota bersama suaminya, namun saat kehamilannya menginjak tujuh bulan ia kembali kerumah untuk mandi tujuh bulanan sekaligus menetap sementara menanti persalinan agar bisa didampingi Bu Kus, ibunya. Ini adalah anak pertama bagi Mawar dan Byan juga cucu pertama bagi bu Kus. Orangtua Byan sendiri tinggal jauh diluar pulau.

Mawar merasa aman disana karna ia tidak akan sendirian. Suaminyapun setuju karna seharian bekerja dari pagi sampai lewat senja hingga tak bisa menjadi suami siaga bagi Mawar. Namun, teror kuyang yang terjadi justru membuat perasaan aman Mawar tentu saja terusik. Bagaimana tidak, persalinan yang hanya menunggu hari itu dibarengi dengan ketegangan teror hantu kuyang yang justru seolah ancaman yang mengintai wanita hamil seperti Mawar.

"Kenapa kamu tidak pernah cerita kondisi disini sampai aku datang kemari?"

"Aku tidak ingin mas khawatir," sahut Mawar.

Itulah yang ia tak ingin. Byan khawatir dan membuat ia tidak konsentrasi dalam bekerja. Apalagi Byan sudah mengatakan, akan mengambil cuti saat menjelang persalinan, dan 'cuti ayah' saat ini bisa diambil minimal 15hari. Itulah sebabnya juga Byan mengambil cuti menjelang hari kelahiran yang diperkirakan agar bisa lebih lama menemani Mawar. Rencananya usia 3bulan, baru ia akan membawa Mawar kembali kekediaman mereka dikota. Sebab itu Mawar sengaja tidak menceritakan pada Byan kondisi dikampungnya saat ini sebelum Byan sampai disana.

"Maafkan aku, mas!" Sesal Mawar.

"Aku akan membawamu kembali kekota," ucap Byan tanpa meminta pertimbangan siapapun yang ada dihadapannya.

"Tidak mungkin, mas, akan berbahaya buat aku kalau menempuh perjalanan jauh, perut aku sudah besar, tinggal menunggu hari!" Bantah Mawar.

"Daripada waktunya lahir hantu itu memangsa anakku dan menghisap darahmu!" Cecar Byan beralasan. Dan alasannya tepat.

"Nak Byan tenang dulu!"

"Bagaimana bisa tenang, bu?" Sahut Byan dengan nada tanya pada bu Kus yang ikut angkat bicara memintanya tenang.

"Hantunya diduga berada didalam rumah ini, bagaimana saya bisa tenang?" ulang Byan nampak gusar.

"Kita akan menjaga Mawar sampai saat dia melahirkan, kita akan bawa Mawar ke Klinik bidan Dee, kita semua akan berjaga-jaga!"

Prilly yang sedang berinisiatif membuatkan minum bagi mereka yang sedang berkumpul terutama karna Byan baru datang, mengurungkan niatnya mendekati mereka. Kalimat Byan serasa menohok. Siapa lagi yang dimaksud Byan selain dirinya? Lalu bu Kus pun berencana membawa Mawar ke klinik, keluar dari rumah seolah-olah diluar lebih aman daripada didalam rumah.

Menaruh baki berisi 5 cangkir kosong dan se-teko teh panas diatas meja yang ada didapur, diam-diam ia masuk kedalam kamarnya, tepatnya kamar Kaia yang ia tempati sejak mereka sampai disana. Beberapa waktu ia disana sendirian sebab Kaia menemani Mawar. Ia duduk ditepi ranjang dengan pandangan ke bawah, kekakinya yang menjuntai. Ekspresinya mirip seperti saat ia berada diatas ayunan.

"Susah juga ya mau menenangkan diri, mau back to nature malah buat orang-orang jadi horor," gumamnya sebelum ia mendengar pintu kamar berderit dan Kaia muncul dibalik pintu kemudian duduk disampingnya.

"Maafkan aku ya!"

"Minta maaf kenapa, Pril?"

"Kamu juga minta maaf kenapa?" Tanya Prilly mengingatkan kalau Kaia baru saja meminta maaf. Ia paham kondisi saat ini bagaimana.

KUYANG ( Aku Abadi Takkan Pernah Mati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang